JAKARTA (IndoTelko) – Saham milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mulai keluar dari tekanan dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pasca diumumkannya penurunan rata-rata biaya interkoneksi sebesar 26% oleh pemerintah pada 2 Agustus 2016.
Saham dengan kode TLKM ini dibuka pada sesi pagi (5/8) di Rp 4.340 dan stagnan hingga makan siang. Seusai makan siang, saham Telkom sempat mengalami traksi ke Rp 4.350 tetapi jelang sore turun di Rp 4.330 per lembar.
Situasi ini lebih baik dimana sejak biaya interkoneksi diumumkan saham Telkom sempat dalam tekanan dan pada perdagangan (4/8) ditutup di Rp 4.300. (
Baca:
Saham Telkom digoyang)
Tampaknya pelaku pasar mulai tenang sejak manajemen Telkom menegaskan tak ada dampak siginifikan dari penurunan biaya interkoneksi bagi kinerja Telkomsel atau Telkom Grup di 2016 kala Investor Day (4/8).
“Kita tetap bidik triple double digit growth di sisi keuangan yakni sisi pendapatan, EBITDA, dan net income,” tegas Direktur Keuangan Telkom Harry M Zen, kemarin.
Dikatakannya, engine growth dari Telkom akan datang dari layanan data. Infrastruktur yang akan mendukung adalah telah dibangunnya sebanyak 15.384 BTS hingga semester I 2016 d yang menelan dana investasi sebesar Rp12,1 triliun. Rencananya untuk semester kedua disiapkan anggaran Rp13 triliun untuk membangun infrastruktur.
Direktur Keuangan Telkomsel Heri Supriadi menambahkan penurunan biaya interkoneksi tidak akan mempengaruhi kinerja dari Telkomsel karena sebagian besar bisnis perseroan ditopang bisnis data.
"Kalau dilihat pattern trafik voice dan SMS tidak terlalu banyak pertumbuhannya dari tahun ke tahun karena sudah relatif nature. Kita sekarang tumbuh ditopang layanan data,” katanya.
Diungkapkannya, pendapatan dari interkoneksi hanya mengambil porsi 6% dari total pendapatan. "Sebenarnya tidak mengkhawatirkan. Interkoneksi itu sebenarnya sekitar 6% saja dari total revenue dengan 90% percakapan terjadi masing-masing pelanggan secara on-net. Dampaknya bisa dikatakan cukup minimum sudah kita perhitungkan estimasi dalam aktivitas bisnis," ujarnya.
Indosat Tertekan
Jika saham milik Telkom mulai membaik, saham Indosat masih belum keluar dari tekanan. Pada Kamis (4/8), saham Indosat ditutup di Rp 6.525 per lembar. Pada (5/8) saham Indosat dibuka di Rp 6.575 dan jelang sore di posisi Rp 6.500 per lembar.
Pada 2015 pendapatan jasa interkoneksi Indosat sebesar Rp1,93 triliun, berkontribusi 7,19% terhadap total pendapatan. Beban interkoneksi sebesar Rp2,38 triliun atau menyumbang 9,74% terhadap total beban perseroan pada 2015.(id)