telkomsel halo

Kominfo ingin pertumbuhan sektor media dan komunikasi terus tinggi

12:13:11 | 08 Nov 2016
 Kominfo ingin pertumbuhan sektor media dan komunikasi terus tinggi
Rudiantara(dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan pertumbuhan media dan komunikasi di Indonesia menembus double digit pada 2018 mendatang.

Setelah sebelumnya sempat menyentuh double digit, perkembangan tersebut sempat mengalami penurunan sehingga saat ini perkembangan di sektor media dan komunikasi baru tumbuh single digit.

Target double digit harus dijadikan motivasi bagi sektor tersebut untuk terus berkembang.  Meskipun demikian, Rudiantara menyatakan perkembangan perekonomian Indonesia jauh lebih cepat daripada negara lainnya.

“Kalau dari sisi ekonomi, kan kita lihat bahwa kita itu tumbuh ya sekitar 5%. Apa itu naik kelas? Tergantung, kalau kita lihat lawannya yang sama-sama, mungkin tumbuhnya tidak lebih cepat dari Filipina,” ujar Menkominfo Rudiantara seperti dikutip dari Laman Kominfo (8/11).

Dijelaskannya,  saat ini sistem informasi Indonesia mulai mengejar ketertinggalannya dari negara-negara lain di ASEAN. Sebelum diluncurkan teknologi 4G, Indonesia masih berada di posisi empat di ASEAN di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Namun setelah diluncurkan teknologi 4G di Indonesia pada tahun 2015 lalu, Indonesia naik kelas menjadi peringkat dua di bawah Singapura.

Menurutnya, saat ni pertumbuhan sektor media dan komunikasi hanya kalah dengan perkembangan jasa keuangan, dan pertumbuhan media dan komunikasi diharapkan mampu kembali menembus double digit pada 2018.

“Jasa keuangan sekitas 11%-12%, dan media dan komunikasi sempat menyentuh 10% tapi turun lagi tapi high single digit dan yang jelas sudah diminta menjadi double digit lagi,” katanya.

Dikatakannya, pemerintah kini memiliki program agar di tahun 2019 seluruh kota dan kabupaten di Indonesia sudah memiliki akses broadband. Contohnya daerah timur Indonesia seperti Papua dan Ambon yang masih harus membangun infrastruktur terlebih dahulu.

Perkembangan teknologi dan komunikasi turut mendukung Indonesia untuk naik kelas.“Perlahan kita akan menuju kesana. Jadi naik kelasnya ada yang jangkanya tiga tahun, tiap tahun, tapi menumbuhkan rasa optimisme Indonesia akan tumbuh lebih baik dalam waktu yang kita harapkan,” ujarnya.

Sebelumnya,  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomo pada triwulan III 2016 sebesar 5,02% secara year on year atau jika dibandingkan dengan triwulan III pada 2015.

Adapun secara kumulatif pertumbuhan ekonomi dari triwulan I hingga triwulan III 2016 sebesar 5,04 %. Pertumbuhan itu lebih didorong oleh konsumsi rumah tangga yang mengalami peningkatan 3,48 % dari periode yang sama tahun lalu.

Untuk konsumsi rumah tangga, pertumbuhan didorong oleh pengeluaran di sektor kesehatan, pendidikan, transportasi, dan konsumsi makanan dan minuman.

Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha di sektor transportasi dan pergudangan yang naik 5,34%. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 4,69%, dan konstruksi meningkat 4,36 %.

Salah satu yang menarik dari riset BPS adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Agustus 2016 mencapai 7,03 juta orang. Jumlah ini turun 530.000 orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Berkurangnya pengangguran ini berkat maraknya ojek online di beberapa daerah, terutama di kota-kota besar.

Sedangkan QNB Group dalam laporan Indonesia Economic Insight 2016 menyatakan pertumbuhan PDB riil naik menjadi 5,0% year-on-year pada semester 1 2016 dari 4,8% pada tahun 2015, terutama sebagai hasil dari upaya-upaya pemerintah untuk mendorong program infrastruktur melalui investasi.

Pertumbuhan PDB riil diperkirakan akan melambat pada semester kedua 2016 dikarenakan pendapatan yang melemah serta adanya batas atas defisit anggaran yang cenderung memaksa pemerintah untuk membatasi pengeluaran.

Untuk tahun 2017-18, QNB Group memproyeksikan pertumbuhan akan mencapai 5,5% di kedua tahun tersebut karena berlanjutnya reformasi untuk mendorong investasi, harga-harga komoditas yang lebih tinggi serta sebagai penurunan suku bunga pada tahun 2016 yang memungkinkan Indonesia dapat mendorong pertumbuhan.

Defisit transaksi berjalan akan sedikit membengkak pada tahun 2017-18 karena harga minyak yang lebih tinggi (Indonesia adalah pengimpor minyak), sementara harga ekspor komoditas Indonesia lainnya diperkirakan tidak akan meningkat secara signifikan untuk mengimbangi hal tersebut.

Selain itu, pertumbuhan PDB yang lebih tinggi akan mendorong permintaan impor sementara permintaan eksternal terhadap komoditas ekspor Indonesia akan terhambat oleh perlambatan ekonomi Tiongkok

QNB Group memperkirakan arus modal masuk akan menutup defisit transaksi berjalan selama 2016-18 seiring dengan peningkatan pertumbuhan dan kemajuan dalam program-program investasi infrastruktur akan dapat mempertahankan kepercayaan investor kepada Indonesia.

Pendapatan yang lebih rendah dari yang diharapkan kemungkinan dapat mengakibatkan defisit fiskal mendekat batas atas sebesar 3% dari PDB pada tahun 2016, yang membuat terjadinya pembatasan belanja.

Di tahun 2017-18, pendapatan akan mengalami pemulihan karena amnesti pajak pada tahun 2017 dan kenaikan secara bertahap harga-harga komoditas di kedua tahun tersebut.

Defisit ini masih terkendali karena utang publik rendah (28,1% dari PDB pada tahun 2016) dan akan stabil sebagai bagian dari PDB pada tahun 2017-18 karena pertumbuhan PDB nominal yang kuat.

Pertumbuhan sektor perbankan telah melambat pada tahun 2016 sementara kredit bermasalah yang lebih tinggi (nonperforming loan/NPL) menekan keuntungan.

GCG BUMN
Pertumbuhan kredit dan deposito akan meningkat pada tahun 2017, tetapi likuiditas yang ketat bisa membatasi pinjaman pada tahun 2018. Profitabilitas bank akan tetap tinggi selama tahun 2017-18 karena kami memproyeksikan kualitas aset akan membaik seiring dengan peningkatan pertumbuhan.(id)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories