JAKARTA (IndoTelko) – Wacana menerapkan berbagi jaringan (network sharing) masih menjadi perbincangan hangat di industri telekomunikasi di awal 2017 ini.
Menkominfo Rudiantara kala mengisi sebuah diskusi awal tahun belum lama ini menyatakan pembangunan infrastruktur telekomunikasi membutuhkan sebuah terobosan karena sekarang tengah stagnan.
“Persoalannya karena business as usual, tidak ada terobosan apa-apa. Jadi perlu usaha meningkatkan affordability atau keterjangkauan. Cara menurunkan cost adalah dengan network sharing. Berbagi jaringan menjadi sebuah keniscayaan,” kata Rudiantara kala itu.
Rudiantara menyakini manfaat kebijakan ini adalah ketahanan nasional, pemerataan infrastruktur telekomunikasi, penyediaan jasa akses teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang tersebar di seluruh wilayah indonesia. Kebijakan ini sangat tepat karena sebaran infrastruktur saat ini hanya terpusat di Jawa.
Pengamat seluler Garuda Sugardo mengapresiasi ide dari Rudiantara tersebut. “Sejak dua puluh tahun yang lalu sampai saat ini, sudah 6 rezim pemerintahan negara berjalan, dan tercatat belasan menteri Perhubungan/Kominfo yang mengurusi kesenjangan (infrastruktur telekomunikasi) ini, tanpa hasil mengatasinya. Miris sekali. Oleh karenanya saat Menkominfo era Presiden Jokowi mengeluarkan jurus best practice dalam upaya mensolusinya, kita pantas memberinya jempol. Dan kita tunggu hasilnya,” katanya.
Namun Garuda mengkalkulasi, bila pun Pemerintah memberlakukan aturan network sharing dan biaya interkoneksi baru, belum menjadi jaminan jumlah operator yang masuk hingga daerah pelosok di Indonesia Timur akan bertambah.
“Mereka tidak memiliki totalitas rasa dan suasana kebatinan untuk menghadirkan pilihan seluler di sana. Mohon maaf, mudah-mudahan saya salah menduga,” katanya. (
Baca:
Jaringan di Papua)
Diungkapkannya, sejak 20 tahun lalu hanya Telkomsel yang lumayan merata jaringannya di Indonesia bagian timur. “Telkomsel mampu beroperasi di seantero provinsi sejak dua puluh satu tahun yang lalu, hanya dalam waktu satu setengah tahun. Sementara itu, lainnya masih berharap memperoleh fasilitas network sharing dari Telkom dan Telkomsel. Sah-sah saja! Dasarnya adalah hitungan untung-rugi bisnis dari sebuah wilayah yang penduduknya pun tipis. Namun bagi saya, kunci penggelaran jaringan di Papua adalah: Komitmen sebagai anak bangsa dan rasa mencintai Papua,” pungkasnya. (
Baca:
Network sharing)
Asal tahu saja, Telkomsel dengan dukungan dari induk usahanya memang lumayan dominan di Indonesia Bagian Timur, apalagi Papua. Operator yang identik dengan warna merah ini memiliki basis pelanggan di Papua dan Maluku sekitar 5,251 juta nomor, sedangkan populasi yang terjangkau adalah 4,2 juta jiwa dari total 5,8 juta jiwa. (
Baca:
Revisi PP)
Sementara TelkomGrup memiliki 1,78 juta pelanggan seluler dengan 1.046 BTS di Jayapura. Sedangkan layanan IndiHome di Papua ada 7.155 pelanggan dimana 2.805 pelanggan diantaranya di Jayapura. Untuk sambungan telepon ada sekitar sekitar 28.000 satuan sambungan. Per Desember 2016, jumlah populasi penduduk Papua sekitar 3,2 juta jiwa.(id)