JAKARTA (IndoTelko) - PT Angkasa Pura II (AP II) meresmikan pengoperasian Command Center Apron Movement Control (AMC) yang merupakan ruang pusat pemantauan aktifitas di apron Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Sebagai unit yang bertanggung jawab atas kelancaran pergerakan pesawat serta lalu lintas kendaraan dan orang di sisi udara, unit AMC akan mempergunakan Command Center ini untuk memaksimalkan kinerja sehingga berdampak pada efesiensi dan efektifitas operasional bandara maupun maskapai.
Adapun istilah Command Center digunakan untuk merujuk bahwa ruang tersebut merupakan sentralisasi pengendalian dan operasional bagi para personil AMC. Hal ini berbeda dengan yang ada di Terminal 1 dan 2, di mana ruang AMC di masing-masing terminal itu di bagi menjadi tiga.
Fasilitas yang tersedia di Command Center AMC Terminal 3 diantaranya adalah peralatan teknologi informasi terkini guna lebih maksimal dalam mengatur pergerakan di apron. Di apron Terminal 3 saat ini juga sudah terpasang visual docking guidance system atau VDGS yang merupakan alat berteknologi modern untuk memandu parkir pesawat, di mana alat ini juga terkoneksi dengan Command Center AMC.
"Ruang yang tersentralisasi ini akan semakin memudahkan para personil AMC berkoordinasi untuk menjalankan tugasnya seperti memastikan keamanan di apron, mengatur serta memantau pergerakan pesawat, dan sebagainya sehingga berdampak pada semakin kompetitifnya bandara. Dilengkapi dengan monitor yang dapat memantau seluruh sudut apron dan peralatan teknologi informasi yang mendukung pemantauan, Command Center AMC ini merupakan salah satu bentuk komitmen AP II dalam mewujudkan smart airport melalui digitalisasi di sisi udara," kata President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam keterangannya, Senin (6/3).
Ditambahkannya, Command Center AMC ini juga disiapkan untuk mendukung beroperasinya penerbangan internasional di Terminal 3 dalam waktu dekat. Terminal 3 sampai saat ini adalah terminal terluas yang ada di Indonesia, sehingga digitalisasi sebagaimana yang ada di Command Center AMC ini merupakan pilihan tepat dalam mendukung operasional.
Keberadaan Command Center AMC berfungsi untuk meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kontrol, yang akan melengkapi fungsi dari sub tower di apron T3 dalam mendukung tower di Bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk memantau pergerakan pesawat. Adapun sub tower T3 dibangun oleh AP II di tengah Terminal 3 guna memantau pergerakan pesawat yang mengoperasikan rute penerbangan domestik maupun internasional.
"Lalu lintas pesawat serta pergerakan di apron Terminal 3 saat ini dapat dikoordinasikan dan dipantau secara maksimal sehingga ke depannya kami berharap operasional penerbangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan semakin lancar dan akan semakin banyak melayani penerbangan internasional," tutur Muhammad Awaluddin.
Diperkuatnya fasilitas pemantauan pergerakan pesawat ini merupakan salah satu upaya AP II dalam mempersiapkan peningkatan kapasitas dua runway di Bandara Internasional Soekarno-Hatta hingga dapat melayani 86 penerbangan pesawat per jam dari saat ini 72 penerbangan per jam.
Asal tahu saja, bandara-bandara di Indonesia sekarang tengah bersolek tak hanya untuk mendukung pergerakan penduduk tetapi juga menopang pertumbuhan perekonomian.
Dunia internasional pun memberikan perhatian terhadap kinerja sejumlah bandara di Indonesia. Misalnya, dua bandara yang dikelola Angkasa Pura I (AP I) belum lama ini meraih capaian prestisius tingkat dunia. Kedua bandara tersebut adalah Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang berhasil meraih gelar "The 3rd World Best Airport 2016" untuk kategori bandara dengan 15-25 juta penumpang per tahun serta Bandara Sultan Hasanuddin Makassar yang menjadi "The Most Improved Airport in Asia-Pacific 2016.
Penilaian tersebut didasarkan hasil survei Airport Service Quality (ASQ) yang dirilis Senin, 6 Maret 2017. ASQ merupakan satu-satunya program benchmarking global yang mengukur tingkat kepuasan penumpang di bandara yang dilakukan oleh Airport Council International (ACI), sebuah organisasi kebandarudaraan terkemuka di dunia yang berbasis di Montreal, Kanada.
Prestasi yang diraih oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali ini berarti menyamai pencapaian tahun lalu, yang juga menjadi bandara dengan layanan terbaik ketiga di dunia. Sedangkan bagi Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, gelar ini merupakan untuk yang pertama kalinya, sekaligus mengukuhkan dominasi bandara dari Indonesia di ajang ini. Tahun lalu, "The Most Improved Airport in Asia-Pacific" diraih oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Sebelumnya, Bandara Internasional Juanda Surabaya dinobatkan sebagai ‘The World Most Punctual Large Airport in 2016' lembaga analis perjalanan udara asal Inggris OAG pada Januari 2017 lalu.
Sejak 2006, survei ASQ telah melakukan penilaian kepuasan penumpang terhadap layanan bandara di lebih dari 250 bandara di dunia. Setiap tahun, program ini mewawancarai 600 ribu pengguna jasa bandara dalam 41 bahasa di 81 negara di dunia.
Program ini mengukur opini melalui 34 indikator kinerja, diantaranya akses bandara, check-in, security screening, fasilitas belanja dan restoran, serta toilet.(id)