telkomsel halo

Laporan dari Singapura

Arianespace ingin jaga posisi di pasar Asia Pasifik

21:10:22 | 23 May 2017
Arianespace ingin jaga posisi di pasar Asia Pasifik
Jacques Breton (kanan) dan Richard Bowles membaca perkembangan bisnis Arianespace di Asia Pasifik usai temu media di Singapura, Selasa (23/5).(dok)
SINGAPURA (IndoTelko) - Perusahaan peluncur satelit, Arianespace, tak ingin kehilangan posisinya sebagai pemimpin pasar peluncur satelit di Asia Pasifik dan pasar global.

"Kawasan Asia Pasifik berkontribusi 60% dari peluncuran yang dilakukan Arianespace dan menyumbang sekitar 25% bagi total bisnis global kami. Pasar di kawasan ini sangat strategis bagi Arianespace," ungkap Direktur Komersial, Senior Sales Vice President Sales & Business Development Arianespace Jacques Breton di Singapura kala media gathering di Singapura, Selasa (23/5).

Diungkapkannya, dalam 12 bulan terakhir, Arianespace telah meluncurkan satelit bagi operator dari f  Australia, India, Indonesia, Jepang, dan Korea. Sejak 2017, satelit Telkom 3S (Indonesia) dan KOREASAT–7 (Korea Selatan) telah diluncurkan dengan roket Ariane 5. Di tahun 2017 ini akan ada 12 peluncuran satelit dimana tujung dengan roket Ariane 5, tiga dengan roket Vega, dan dua oleh roket Soyuz.

Total sejak misi pertama Arianespaces bagi pasar Asia di 1981, perusahaan sudah meluncurkan 78 satelit bagi 17 operator di kawasan Asia Pasifik. (Baca: Roket Ariane 5)

"Ke depan kami tak hanya bermain di geostationary orbit (GEO) satelit telekomunikasi, tetapi juga menggarap peluncuran Low Earth orbits (LEO) dan medium Earth orbits (MEO). Selain roket yang ada sekarang, kita akan siapkan Ariane 6 pada 2020 dan Vega C pada 2019 untuk menggarap dinamika pasar yang ada," tutupnya.

GCG BUMN
Pada kesempatan sama Managing Director Arianespace untuk kawasan Asia Richard Bowles menambahkan Indonesia adalah salah satu negara yang menjanjikan untuk pasar satelit. "Tak hanya operator asal Indonesia saja, banyak yang meluncurkan satelit tetapi punya daya jangkau ke Indonesia. Apalagi akan ada satelit milik pemerintah dan Universal Service Obligation (USO) berbasis High Throughput Satelite (HTS). Ini semua menunjukkan potensi permintaan yang besar dari Indonesia," tandasnya.(dn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year