JAKARTA (IndoTelko) - Menurut survei dari Oracle, saat pegawai merasakan pengalaman positif, yang sesuai dengan personalisasi, kecepatan dan mobilitas teknologi yang mereka gunakan sehari-hari, mereka pun akan lebih bahagia dan lebih produktif. Kombinasi antara kepuasan dan produktivitas yang lebih tinggi akan menghasilkan profitabilitas.
Hal ini seirama dengan tiga tren yang terlihat dari dunia HR. Yang pertama adalah pentingnya pengalaman pegawai akan mulai menjadi fondasi semua proses HR.
Di sini, perusahaan akan bergeser dari membangun proses HR, dan mulai mendesain pengalaman yang kuat untuk pelatihan atau perekrutan yang memungkinkan mereka untuk menginformasikan serta berinteraksi dengan pegawai dalam cara yang lebih kaya dan menginspirasi. Lalu adanya penggunaan Internet of Things (IoT) dan perangkat wearable untuk mengukur produktivitas akan menjadi standarisasi. Mendorong produktivitas dan performa melalui program kehidupan kerja dan inisiatif kesejahteraan yang menggabungkan IoT dan perangkat wearable akan menjadi fokus utama.
Contohnya, di Singapura, perusahaan menerapkan kebijakan National Steps Challenge dari pemerintah (yang diukur melalui alat pelacak langkah) dan langsung terintegrasi dengan platform HR untuk mendorong kesehatan, kerjasama tim, moral, dan juga kegemaran. Dan yang terakhir adalah analitik yang real-time dan prediktif akan mulai memainkan peran yang lebih penting dalam pengambilan keputusan. Karena ada kebutuhan untuk mengukur dan mengembangkan pengalaman pegawai, akan ada permintaan untuk data yang real-time untuk penyelarasan.
“Karena bagian HR fokus untuk mengukur kinerja pegawai dan tim dengan lebih detail, HR akan menangkap lebih banyak data. Semakin banyak data yang dimiliki, semakin banyak yang bisa menerapkan analitik dan mencari pola. Dengan teknologi yang tepat, bagian HR bisa menggunakan data untuk melihat masa depan, analitik yang prediktif. Jika bisa melihat masa depan, HR akan bisa mengambil keputusan yang lebih cerdas dan terinformasi,” kata Senior Director, HCM Strategy & Transformation, Oracle Corporation Yazid Dalal dalam keterangan, Senin (28/8).
Dikatakannya, pemanfaatan teknologi digital untuk bagian HR ini bisa dilihat dari berbagai perspektif. Dari perspektif angka pragmatis, banyak perusahaan, terutama di pasar yang berkembang, yang berinvestasi besar di kesehatan, kesejahteraan, dan asuransi pegawai. Jika kesejahteraan pegawai meningkat, premi asuransi pun menurun. Berarti ada manfaat keuangan yang riil untuk perusahaan.
Dari perspektif “soft benefit”, di suatu perusahaan mungkin ada tenaga kerja yang menua atau berumur. Perusahaan perlu tahu apakah akan ada banyak cuti sakit yang diminta. Alternatifnya, untuk lingkungan kerja yang membutuhkan jam kerja panjang, produktivitas akan menjadi masalah. Perusahaan pasti ingin melihat siapa yang melakukan apa dan berapa lama. Dari perspektif budaya perusahaan, orang-orang cenderung bekerja lebih baik saat mereka merasa menjadi bagian dari tim. Saat mereka terlibat dalam kegiatan grup, terutama di luar jam kerja, biasanya tingkat moral dan keterlibatan akan meningkat.
Strategi utama agar bagian HR berhasil go-digital adalah dengan dimulai dengan memahami pegawai. Di banyak perusahaan saat ini, pegawai datang ke kantor tiap pagi, duduk di mejanya, menutup teleponnya dan seakan berjalan mundur selama 8-10 jam ke depan, menggunakan perangkat dengan koneksi yang lebih lamban dan perangkat lunak yang kuno. Teknologi mengubah cara pegawai berinteraksi, bukan hanya dengan pekerjaan mereka, tapi dengan sesama pegawai. Komponen utama adalah HR digital harus berbasis pada aplikasi cloud. Hanya melalui cloud perusahaan bisa memastikan bahwa apa yang mereka sediakan kepada pegawai akan terus berinovasi dan menyesuaikan dengan perubahan.
HR Cloud dan pembelajaran adalah kekuatan yang besar. Kemampuan untuk belajar di kesempatan yang singkat, melalui pengalaman mobile yang kaya, adalah cara belajar yang baru. Itu menyediakan platform untuk pembelajaran yang self-directed dalam format yang menarik bagi tingkatan mana pun.
Contohnya, Oracle mendorong tenaga kerja yang digital-first. Dengan teknologi Oracle HR, proses HR dimodernisasi dan ditingkatkan. Dari perekrutan hingga berkolaborasi dengan rekan kerja, hingga pengembangan pegawai jangka panjang. Menyangkut timesheet, pengeluaran, dan tugas HR lainnya, pegawai ingin proses yang efisien dan modern agar mereka bisa kembali ke pekerjaan yang paling penting.
Memberdayakan pegawai dengan alat digital yang mereka butuhkan untuk berbagi pengetahuan serta pekerjaan secara efisien, pegawai bisa fokus pada keahlian mereka, berkolaborasi, dan mengembangkan cara inovatif yang penting agar bisnis berhasil. Ini akan memberikan kesempatan untuk mempraktekan kemampuan baru mereka, meningkatkan profisiensi, dan memulai proses peningkatan kemampuan.(pg)