JAKARTA (IndoTelko) — PT Investree Radhika Jaya ditunjuk oleh Kementerian Keuangan sebagai satu-satunya fintech peer-to-peer lending yang menjadi peserta Pilot Project Pengembangan Sistem Penjualan Surat Berharga Negara (SBN) untuk Investor Ritel Secara Online.
Pilot project yang akan diimplementasikan pada tahun 2018 ini mendukung keuangan inklusif, memperluas basis investor ritel domestik, serta mempermudah akses investasi ritel untuk masyarakat di Indonesia.
Pengembangan sistem penjualan secara online ini merupakan terobosan yang dilakukan pemerintah dengan memanfaatkan jaringan internet dalam proses penjualan SBN ritel sekaligus memberikan alternatif atas mekanisme penerbitan SBN ritel yang ada saat ini.
Nantinya para peminjam (borrower) dan pemberi pinjaman (lender) dalam platform Investree akan mendapatkan akses untuk membeli SBN melalui Investree.
"Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Kementerian Keuangan karena telah mempercayakan Investree untuk ikut berpartisipasi dalam sebuah proyek membanggakan yang berpotensi mampu membesarkan bangsa: mengembangkan investasi ritel di Indonesia dengan menambah aset kelas yang didistribusikan melalui platform kami. Menurut Global Retail Development Index (GRDI) 2016, Indonesia berada di peringkat 5 negara dengan sektor bisnis ritel paling potensial di dunia dan kami yakin, melalui ini, keuangan Indonesia dapat terus tumbuh dan menjadi lebih kokoh,” kata Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi dalam keterangannya, kemarin.
Menurutnya, transformasi investasi saat ini sedang mengalami pergeseran dari investor institusi kepada investor ritel. Hal ini karena pesatnya perkembangan teknologi sehingga semua yang beriorientasi institutional bergeser ke arah investor ritel.
“Ada beberapa faktor yang membuat sektor ritel di Indonesia terus tumbuh dan menarik minat investor dan salah satunya adalah jumlah penduduk dan meningkatnya pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Tanah Air,” tambah Adrian.
Dalam lansiran yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Dirjen PPR) Robert Pakpahan, mengatakan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat harus dapat dimanfaatkan pemerintah untuk memperluas jangkauan basis investor SBN di dalam negeri dengan mempermudah akses masyarakat untuk berinvestasi di SBN ritel.
"Selain itu, adanya calon mitra distribusi baru yakni perusahaan fintech juga dalam rangka menjawab perkembangan teknologi informasi terkini,” katanya.
Penunjukan peserta pilot project tersebut dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kick-off meeting yang bertempat di Ruang Auditorium Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR). Sembilan institusi yang ditunjuk dalam pilot project pemerintah ini selain Investree adalah PT Bank Mandiri Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Permata Tbk., PT Bank DBS Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk., dan PT Bareksa Portal Investasi.
“Dengan terdaftar dan diawasinya Investree oleh Otoritas Jasa Keuangan per 31 Mei 2017 lalu, masyarakat tidak perlu khawatir lagi terhadap keamanan menggunakan platform Investree karena telah memenuhi standar pemerintah dari segi sistem elektronik, mitigasi risiko, kelayakan SDM, dan infrastruktur operasional lainnya untuk menjalankan bisnis,” tutup Adrian.(wn)