telkomsel halo

Begini cara generasi milenial hadapi tantangan masa depan

10:04:02 | 15 Okt 2017
Begini cara generasi milenial hadapi tantangan masa depan
JAKARTA (IndoTelko) - Generasi milenial diharapkan bisa mengatasi tantangan masa depan di era digital.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak generasi milenial untuk mempersiapkan diri menghadapi bonus demografi pada 2030.

"Dengan persiapan matang dan visi yang jelas, generasi milenial ketika memasuki usia produktif dapat berkontribusi dan menentukan masa depan Indonesia," katanya dalam acara Shift! Digital Transformation and Talent Search, kemarin.

Menurutnya, pada 2013 perekonomian Indonesia akan bertumbuh menjadi 2,5 kali lebih besar dari saat ini. "Berdasarkan GDP ekonomi Indonesia pada tahun itu akan masuk 5 besar dunia. Bonus demografi Indonesia antara tahun 2028 sampai 2034, puncaknya di 2030. Ada 180 juta orang penduduk usia produktif," katanya.

Rata-rata usia generasi milenial saat ini pada kisaran 20 tahun. Maka tahun 2030 usia mereka akan mencapai 32 atau 33 tahun.

"Usia tersebut tergolong usia yang sangat produktif. Di saat itulah Indonesia mengalami puncak bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif dua kali lebih banyak ketimbang usia nonproduktif," paparnya.

Diharapkannya, generasi milenial mempersiapkan diri dengan perkembangan terkini. "Digitalisasi tidak boleh dipandang hanya membuang biaya. Sebaliknya, digitalisasi dapat berdampak kepada efisiensi dan efektivitas dalam bekerja," tuturnya m  

Dalam pandangannya, kemajuan teknologi digital di Indonesia adalah sebuah keniscayaan. "Dan kini semakin berkembang pesat, untuk menghadapi perubahan itu, sebuah perusahaan seharusnya sigap merespons penggunaan perangkat teknologi," jelasnya.

Tak hanya itu, setiap perusahaan juga harus dapat mengubah pola pikir sumberdaya manusia agar siap mengikuti arus perubahan ini.

"Para pimpinan tertinggi harusnya melihat sebagai efisiensi. Digitalisasi bukan masalah biaya computer, jadi harus meyakinkan pimpinan mengenai digitalisasi di perusahaan, ia mengatakan bahwa yang harus dipaparkan pertama kali adalah bagaimana upaya dalam peningkatan pendapatan. Namun ada saat yang sama, harus pula disampaikan bahwa digitalisasi dapat menurunkan biaya," jelasnya.

GCG BUMN
Dikatakannya, teknologi dan digitalisasi mempengaruhi perubahan. Akan tetapi, perubahan sebenarnya terletak pada pola pikir. "Kalau mindset (pola pikir) tidak berubah akan percuma, tidak membuat perubahan," tandasnya.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories