JAKARTA (IndoTelko)- Centre for Strategic and International Studies (CSIS) baru saja melakukan survei dengan judul "Ada Apa dengan Milenial? Orientasi Sosial, Ekonomi dan Politik".
Survei ini dikeluarkan pada 2 November lalu dimana melibatkan 600 sample generasi Milenial atau banyak juga disebut dengan "Kid Now" di media sosial.
Profil sampel dari CSIS untuk generasi milenial adalah WNI berusia 17-29 tahun di 34 provinsi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka selama periode 23 - 30 Agustus 2017. Margin of error 4%.
Selain itu, untuk perbandingan juga dilakukan survei terhadap generasi non milenial dengan menetapkan usia mulai 17 tahun sampai tak terbatas.
Hal yang menarik dari survei ini adalah ternyata generasi milenial sudah "melek' dengan kondisi politik nasional. Sumber informasi yang diandalkannya adalah media online dan televisi. Sementara radio dan surat kabar hanya diakses dibawah 10% setiap harinya.
Generasi milenial juga terlihat memiliki optimisme yang tinggi terhadap kemampuan pemerintah Joko Widodo (Jokowi) dalam meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Tingkat kepemilikan akun media sosial juga lumayan tinggi di milenial. Paling tinggi adalah Facebook, WhatsApp, BBM, Instagram, dan Twitter.
Pengguna media sosial di kalangan milenial terbelah secara ketat antara ke Jokowi dan Prabowo Subianto.
Sumber CSIS.or.id
Meski masih dalam batas margin of error, pengguna media sosial lebih banyak preferensi politiknya ke Prabowo Subianto.
Sementara terkait pandangan mengenai kesulitan bagi milenial dan non milenial. Milenial merasakan terbatasnya lapangan pekerjaan dan non milenial mengatakan tingginya harga sembako.
Sumber CSIS.or.id
Dari sisi elektabilitas terjadi perebutan pengaruh partai-partai ke pemilih milenial baik di levei partai atas, menengah, atau bawah. PDIP masih unggul di generasi milenial meski keunggulannya tak sedominan di non
milenial.
Sumber CSIS.or.id
Menutup surveinya, CSIS menyatakan pengaruh generasi milenial dalam aspek politik dan ekonomi belum terlalu kuat, namun bila informasi di media sosial semakin dapat dipercaya, akan membentuk generasi yang lebih kuat.(dn)