JAKARTA (IndoTelko) - Norton dari Symantec mengungkap kekhawatiran terbesar para orangtua terhadap dunia digital terkaitperlindungan anak-anak yang melakukan aktivitas online melalui laporan 2017 Norton Cyber Security Insights (NCSIR): Indonesia.
Hasil Riset Norton dari Symantec: 92% Orangtua di Indonesia mengkhawatirkan Cyberbullying. Banyak orangtua khawatir namun hanya sedikit yang melakukan tindakan untuk melindungi anak-anak saat melakukan aktivitas di dunia maya.
Meskipun semakin khawatir, orangtua secara teratur mengawasi aktivitas online anak-anak bukanlah hal yang umum dilakukan. Bahkan, hanya 57% orangtua yang disurvei melaporkan selalu mengawasi anak-anak mereka ketika melakukan aktivitas online.
“Teknologi telah mengubah cara anak-anak kita tumbuh sehingga orangtua membutuhkan aturan-aturan baru. Keluarga kini berada dalam era yang memandang perdebatan mengenai aturan durasi beraktivitas online hampir sama pentingnya dengan jam tidur. Sebagian orangtua melarang anak-anak mereka mengakses media sosial atau bermain game. Sementara itu, ada pula orangtua mengawasi pertemanan instan anak-anak mereka dengan teman-temanmereka di negara lain dengan zona waktu berbeda. Di era digital seperti saat ini, orangtua harus memahami cara mempersiapkan, melindungi, dan memberdayakan anak-anak untuk menggunakan teknologi secara aman ,” kata Direktur, Asia Consumer Business, Symantec Chee Choon Hong, kemarin.
Meskipun semakin khawatir, orangtua secara teratur mengawasi aktivitas online anak-anak bukanlah hal yang umum dilakukan.
Bahkan, hanya 57% orangtua yang disurvei melaporkan selalu mengawasi anak-anak mereka ketika melakukan aktivitas online.
Sebanyak 75% responden melaporkan selalu mengawasi anak-anak ketika mereka berbelanja online dan 51% mengklaim mengawasi mereka ketika berkomunikasi melalui video. Dari orang semua tua yang disurvei, hanya 57% melaporkan selalu mengawasi anak-anak ketika menggunakan media sosial dan 50% akan mengawasi anak-anak ketika mereka membuka atau menulis email.
Ketika responden diminta menceritakan hal apa saja yang telah mereka lakukan untuk melindungi anak-anak saat online, jawaban mereka bermacam-macam.
51% orangtua hanya mengizinkan anak-anak mengakses konten dan website tertentu
57% orangtuamengizinkan anak-anak mengakses internet hanya dengan pengawasan mereka
41% orangtua meninjau atau memberikan persetujuan terlebih dahuluuntuk semua aplikasi yang diunduh anak-anak
55% orangtua memeriksa riwayat browser anak-anak
43% orangtua membatasi informasi yang dapat dikirim anak di profil media sosial mereka 29% orangtua mengawasi router di rumah
16 % orangtua meminta anak-anak menggunakan komputer di ruang keluarga
Selain cyberbullying, pada 2017 terlihat adanya peningkatan kekhawatiran orangtua terhadap keamanan dunia online bagi anak-anak mereka, meliputi: Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar (89%). Mengunduh program/virus berbahaya (90%). Terlalu banyak memberikan informasi pribadi kepada orang asing (91%). Terpancing untuk menemui orang asing (92%). Dibully atau dilecehkan (92%).
Keamanan Online
Walaupun cara orangtua menjaga anak-anaknya tetap aman di dunia online bervariasi, mereka tidak perlu merasa kekurangan.
Membicarakan etiket online, bantasan dunia maya, kebiasaan berinternet aman, pengalaman online, serta cyberbully bukanlah hal yang sulit. Orangtua bisa mempertimbangkan pedoman di bawah ini untuk membantu melindungi anak ketika berinternet dan menemukan pendekatan yang tepat untuk keluarga.
Mendidik: Gunakan software keamanan yang membantu mencegah anak mengklik tautan atau mengunjungi situs yang berbahaya. Ajari anak tentang aktivitas yang mencurigakan di dunia online dan anjurkan agar mereka meminta bantuan jika menemukan sesuatu yang tampak mencurigakan.
Atasi cyberbullying: Anak yang menjadi korban cyberbullying mungkin enggan melaporkan karena malu atau takut. Orangtua memiliki tanggung jawab untuk segera mengambil tindakan. Ajak anak untuk berdiskusi secara proaktif tentang cyberbullying dan bersikaplah terbuka ketika membahas isu tersebut. Kunjungi https://norton.com/cyberbullying untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai hal ini.
Mobile Security 101: Aplikasi mobile tak luput dari bahaya karena banyak yang tidak terpantau. Sebelum mengunduh, biasakan untuk membaca komentar pengguna lainnya di laman unduhan aplikasi tersebut. Jika masih tidak yakin, install Norton Mobile Security yang akan memperingatkan jika ada aplikasi mencurigakan sebelum diunduh di Google PlayStore. Selain itu, berhati-hatilah dengan aplikasi yang memungkinkan pembelian dalam aplikasi (in-app purchases).
Waspadai Orang Asing: Pastikan anak tidak memberikan informasi pribadi kepada siapapun yang belum pernah ditemui dalam kehidupan nyata. Jika mereka membagikan informasi ini di situs media sosial, periksa aturan privasi untuk memastikan tak ada yang terlihat publik.
Gunakan Kata Kunci Kuat: Ajarkan anak untuk menggunakan kata sandi yang kuat, aman, dan berbeda-beda di seluruh layanan dan perangkat online mereka. Kata sandi yang aman terdiri dari delapan karakter, mencakup kombinasi acak dari huruf besar, kecil, angka, dan simbol.
Bijaksana Memahami Phishing: Banyak taktik phising atau upaya mendapatkan informasi pribadi yang sederhana seperti mengirim email spam berisi tautan ke situs web berbahaya atau lampiran yang membawa malware tersembunyi. Beri tahu anak agar tidak sembarang mengklik URL dari email mencurigakan atau pesan jejaring sosial. Gunakan Norton Mobile Security untuk membantu mereka memindai tautan di Facebook, Instangram, WhatsApp, dan app sosial lainnya lainnya.(wn)