JAKARTA (IndoTelko) - Annual Meetings International Monetary Fund-World Bank Group (AM IMF-WBG) 2018 akan menelurkan Bali Inisiatif berisi 12 prinsip yang bisa dijadikan acuan bagi negara-negara yang ingin mengembangkan keuangan digital atau financial technology (fintech).
Kepala Unit Khusus Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia Peter Jacobs mengungkapkan pemerintah Indonesia ingin pertemuan ini bisa menjadi referensi dunia. “Ini permintaan Presiden Joko Widodo secara khusus agar pertemuan di Bali ini bisa menghasilkan output yang menjadi legacy bagi Indonesia,” katanya di ruang Joint Editors AM IMF-WBG 2018, seperti disiarkan laman Kominfo (9/10).
Ia mencontohkan, Indonesia sudah pernah menjadi acuan dunia dalam kerangka demokrasi dan solidaritas antarbangsa saat menginisiasi Konferensi Asia Afrika. “Kita harapkan Bali Inisiatif juga mampu berperan mendoronng digital ekonomi dunia, yang mereferensi Indonesia,” jelasnya.
Apalagi, lanjutnya, Ini adalah pertemuan yang langka, sehingga Presiden tidak ingin Indonesia hanya sebatas sebagai penyelenggara. Hal itu kemudian menjadi landasan didorongnya ada agenda seminar bersama yang melibatkan IMF dan Bank Dunia khusus membahas persoalan fintech.
Menurut rencana, Presiden Joko Widodo akan hadir langsung dalam seminar yang menghadirkan pembicara, antara lain Direktur IMF Christine Lagarde, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, dan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani.
“Dari 12 prinsip yang akan ditelurkan dalam Bali Inisiatif, salah satunya adalah jangan lagi fintech terlalu menguntungkan negara maju, melainkan juga harus membantu negara yang sudah berkembang,” pungkas Jacobs.
Asal tahu saja, dalam pertemuan tersebut terdapat empat aspek yang dibahas: cara meningkatkan investasi modal; cara urbanisasi dapat menguntungkan suatu negara; indeks sumber daya manusia; dan prinsip untuk memaksimalkan penggunaan teknologi di bidang keuangan (teknologi keuangan/FinTech).
FinTech adalah bagian dinamis yang berada di persimpangan antara layanan keuangan dan sektor teknologi. Di sini, perusahaan baru (start-ups) yang fokus pada teknologi dan pendatang baru di pasar melakukan inovasi produk dan layanan yang saat ini disediakan oleh industri jasa keuangan tradisional. Di masa depan, FinTech akan mendongkrak ekonomi digital dunia, termasuk di Indonesia.
Pertemuan tahunan IMF-WBG ini memberikan kesempatan pada Indonesia untuk memimpin pembahasan isu-isu global saat ini, seperti cara mengembangkan infrastruktur, menjaga stabilitas sistem keuangan, mengatasi ketidaksetaraan, mengembangkan sumber daya manusia dan membuat kondisi keuangan yang baik untuk semua.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan pemerintah Indonesia sangat terbuka dengan adanya inovasi dan adaptasi atas perkembangan teknologi baru. Peluang itu bisa dimanfaatkan investor untuk mengembangkan bisnis di sektor teknologi digital.
Di Indonesia, telah menerapkan blockchain dalam pengelolaan dokumen perpajakan. Namun, untuk crypto currency, penerapannya menunggu kebijakan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter.(wn)