telkomsel halo

Industri otomotif perlu didukung SDM dengan kompetensi digital

11:16:57 | 04 Nov 2018
Industri otomotif perlu didukung SDM dengan kompetensi digital
JAKARTA (IndoTelko) - Pemerintah sedang memprioritaskan pengembangan industri otomotif nasional agar lebih berdaya saing global sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

Salah satu langkah strategis yang tengah didorong adalah peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di industri otomotif agar mampu menguasai teknologi dan mengembangkan bisnis ke depan.

“Industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang berkontribusi signfikan pada pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, pekan lalu.

Kementerian Perindustrian mencatat, sumbangsih industri otomotif kepada PDB nasional mencapai 10,16% pada tahun 2017 serta menyerap tenaga kerja langsung dan tidak langsung sebanyak 1,5 juta orang. “Dengan menargetkan produksi hingga 1,5 juta unit mobil pada tahun 2020, tentu perlu peran SDM yang terampil terutama di dalam menghadapi era digital,” ungkap Menperin.

Sementara itu, industri sepeda motor tengah ditargetkan nilai ekspornya sebesar 10% dari total produksi yang mencapai 6 juta unit per tahun. “Indonesia telah mengekspor ke lebih dari 54 negara. Artinya, produk otomotif buatan kita memang telah diakui dunia,” imbuhnya.

Apalagi, Indonesia tidak hanya berpotensi sebagai salah satu pasar otomotif terbesar dunia, tetapi juga telah menjadi bagian dari basis produksi para produsen otomotif berskala global untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk menumbuhkan sektor industri di Indonesia.

Guna mencapai sasaran tersebut, selain menyiapkan berbagai insentif fiskal yang menarik, Kemenperin bersama pemangku kepentingan terkait telah menjalankan program strategis dalam penciptaan SDM berkualitas sesuai kebutuhan dunia industri saat ini. Upaya ini sejalan dengan amanat Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Sumber Daya Manusia Indonesia.

“Kami telah menyusun proyeksi pengembangan, jenis kompetensi (job title), dan lokasi industri yang terkait dengan lulusan SMK. Selain itu, peningkatan kerja sama dengan dunia usaha untuk memberikan akses yang lebih luas bagi siswa SMK untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan program magang bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK,” papar Menperin.

Langkah lainnya, mendorong industri untuk memberikan dukungan dalam pengembangan teaching factory dan infrastruktur, serta mempercepat penyelesaian Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Untuk menindaklanjuti mandat-mandat tersebut, Kemenperin telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 3 tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan Industri.

Hingga saat ini, Kemenperin telah meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match dengan industri di beberapa wilayah di Indonesia. “Kami telah menggandeng sebanyak 609 industri yang terlibat dan 1.753 SMK. Program ini akan terus digulirkan,” tegasnya.

Kemenperin juga akan mendorong agar industri otomotif di Indonesia dapat membuat kegiatan pelatihan perbengkelan bagi masyarakat di desa. Dengan begitu, masyarakat bisa merasakan manfaat dari aktivitas industri otomotif dan bisa memacu usaha-usaha bengkel perawatan kendaraan.

GCG BUMN
“Syukur-syukur kalau ada program pelatihan keterampilan bengkel di desa-desa. Kira-kira per kabupaten nanti diadakan pelatihan perbengkelan di empat desa. Karena ini mencerminkan industri 4.0,” ucapnya.(ak)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories