telkomsel halo

SDM dengan keahlian `Hybrid` makin dibutuhkan

09:01:36 | 15 Mar 2019
SDM dengan keahlian
JAKARTA (IndoTelko) - Sumber Daya Manusia (SDM) dengan keahlian hybrid sangat dibutuhkan untuk membantu mengarahkan perjalanan perusahaan-perusahaan di Indonesia bertransformasi ke era digital.

Hal itu terungkap berdasarkan Laporan Emerging Jobs 2019 di Indonesia oleh LinkedIn. Platform ini menganalisa jutaan input pekerjaan yang unik dalam lima tahun terakhir, dan menemukan bahwa lima pekerjaan yang paling diminati semuanya adalah yang berhubungan dengan teknologi, banyak dari pekerjaan-pekerjaan tersebut membutuhkan kemampuan manajemen dan komunikasi. 

Peran mereka yang sebenarnya bervariasi dan beragam, menggambarkan pasar tenaga kerja yang menilai keahlian dengan serangkaian keterampilan hybrid yang saling melengkapi. 

Menurut LinkedIn, lima pekerjaan yang paling diminati di Indonesia adalah:
1. Back End Developer
2. Data Scientist
3. Android  Developer
4. Full Stack Engineer
5. Front End Developer 

“Laporan Emerging Jobs LinkedIn menyoroti kenyataan bahwa jenis-jenis pekerjaan baru muncul lebih cepat dibandingkan dengan waktu-waktu sebelumnya. Peran tradisional telah berubah menjadi hybrid, yang lima tahun sebelumnya belum ada. Sementara lima pekerjaan yang paling diminati di Indonesia semuanya berhubungan dengan teknologi, banyak diantaranya membutuhkan soft skills seperti keahlian manajemen dan komunikasi, menciptakan keahlian hybrid yang merupakan campuran antara peran baru dan tradisional,” kata Vice President of Talent and Learning Solutions for APAC LinkedIn Feon Ang.

Kelas Menengah
Dijelaskannya, Indonesia adalah negara dengan populasi terbanyak di wilayah Asia Pasifik, dengan satu dari lima orang Indonesia berasal dari kelas menegah, membuat Indonesia menjadi kekuatan konsumen yang besar. 

Kelas menegah membuat perubahan besar dalam hal pola konsumsi melalui kanal digital untuk mendorong ekonomi digital. Indonesia juga mempunyai keuntungan dengan bonus demografis, dimana populasi penduduk berusia produktif lebih besar dari populasi usia non-produktif dengan rata-rata berusia 28 tahun dan lebih dari setengah populasi berusia dibawah 30, ini berarti mereka adalah digital native yang mengerti pentingnya untuk terus-menerus mengembangkan kemampuan, khususnya dalam keahlian hybrid.

Faktor lain yang mendorong adalah keberadaan Unicorn membuat peningkatan kebutuhan tenaga kerja di bidang teknologi. Evolusi dari Industri 4.0 membuat teknologi digital bertumbuh pesat dan menciptakan kebutuhan untuk pekerjaan baru yang membutuhkan keahlian hybrid. 

Hal tersebut mengakibatkan tantangan yang dihadapi bukan hanya tentang mendapatkan pijakan di pasar yang menggiurkan ini, tapi juga bagaimana mencari tenaga kerja digital lokal yang dapat menyokong pertumbuhan ini.

Kebutuhan tenaga kerja di bidang teknologi meningkat bukan hanya di industri start-up, tetapi juga di industri tradisional. Hal ini membuat kebutuhan akan tenaga kerja digital tumbuh pesat, tetapi belum diimbangi dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Data LinkedIn menunjukan bagaimana Indonesia, seperti halnya di negara lain, menghadapi tantangan dalam melahirkan tenaga kerja digital.

Ketersediaan tenaga kerja untuk 5 pekerjaan yang paling diminati di Indonesia masih berpusat di Jawa. Karenanya Menteri Komunikasi dan Informatika bersama dengan 5 Universitas Negeri di Indonesia memberikan “Digital Talent Scholarship”, kegiatan beasiswa kursus intensif yang diharapkan mampu melahirkan tenaga kerja digital dengan cepat guna memenuhi kebutuhan pasar. Selain Kementerian, perusahaan-perusahan swasta lain juga melakukan hal yang sama dengan membuka program magang dan melatih ribuan pelajar agar memiliki kemampuan di teknologi digital.

Di dalam lapangan pekerjaan yang rumit dan tumbuh cepat, sangat penting bagi tim SDM dan perekrutan pegawai untuk terus mengikuti perkembangan data terbaru agar bisa mengidentifikasi kemampuan yang tepat dan dibutuhkan untuk pekerjaan yang muncul di dunia lapangan kerja.

GCG BUMN
“Kompetensi digital, seperti yang kita ketahui saat ini, tersusun oleh gabungan hard skill dan soft skill. Persaingan untuk mendapatkan talenta ini akan menjadi semakin sengit, jadi perusahaan perlu melahirkan tenaga kerja yang mudah beradaptasi. Pemahaman yang terkini terhadap kebutuhan dan pasokan keahlian, ketersediaan tenaga kerja, dan perubahan tenaga kerja adalah tahapan awal untuk melahirkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan,” pungkas Ang.(wn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year