JAKARTA (IndoTelko) - Peneliti Kaspersky Lab telah melihat jumlah serangan menggunakan perangkat lunak berbahaya pada mobile hampir dua kali lipat hanya dalam kurun waktu setahun.
Pada tahun 2018 ada 116,5 juta serangan, jumlah ini meningkat dibandingkan dengan 66,4 juta pada tahun 2017.
Meskipun lebih banyak perangkat yang diserang, jumlah file malware justru semakin menurun, membuat para peneliti menyimpulkan bahwa kualitas mobile malware menjadi lebih berdampak signifikan dan tepat sasaran. Seluruh temuan dan laporan lainnya tertuang dalam laporan Kaspersky Lab, evolusi mobile malware 2018.
Seiring dunia kian lebih andal dalam teknologi, peran gawai pintar dalam proses bisnis dan kehidupan sehari-hari tumbuh dengan cepat.
Sebagai bentuk respon, para pelaku kejahatan siber lebih fokus pada bagaimana mereka mendistribusikan malware dan vektor serangan yang akan digunakan. Pemilihan saluran tepat untuk mendistribusikan malware kepada pengguna dan menginfeksi perangkat mereka adalah bagian kunci dari keberhasilan serangan yang diluncurkan. Para pelaku kejahatan siber juga sering mengambil keuntungan dari para pengguna yang tidak memasang solusi keamanan pada ponsel mereka.
Keberhasilan strategi distribusi ditunjukkan tidak hanya oleh peningkatan serangan, tetapi juga jumlah pengguna unik yang diserang oleh malware.
Pada tahun 2018 angka pengguna yang diserang naik 774.000 dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 9.895.774. Di antara keseluruhan ancaman yang ada, pertumbuhan paling signifikan adalah serangan dengan menggunakan Trojan-Droppers, yang meningkat hampir dua kali lipat dari 8,63% menjadi 17,21%. Jenis malware ini dirancang untuk menembus perlindungan sistem dan menyalurkan semua jenis malware di sana, mulai dari Trojan perbankan hingga ransomware.
Masih dalam laporan Kaspersky Lab yang sama, mengungkapkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-6 di antara negara-negara dengan jumlah pengguna terbanyak yang diserang mobile malware tahun lalu, yaitu sebesar 34,84%, atau setara dengan tiga dari sepuluh pengguna seluler di Indonesia. Ini membuktikan bahwa pelaku kejahatan siber menganggap Indonesia sebagai target yang cukup empuk dalam jenis ancaman tersebut.
“Pelaku kejahatan siber tidak akan pernah berhenti untuk memburu uang dan data berharga. Saat ini, ponsel pintar berisiko untuk terkena ancaman tersebut seiring hadirnya inovasi dalam teknologi seperti pembayaran digital. Ini menjadikan akibat yang ditimbulkan dari serangan mobile sangat merugikan. Data dalam laporan terbaru kami membuktikan bahwa ancaman tersebut nyata adanya di negara ini, sehingga sudah sepatutnya bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki perhatian lebih terhadap pengetahuan ancaman siber yang lebih baik dan menginstal solusi keamanan yang andal pada perangkat mereka sebelum terlambat,” kata General Manager di Kaspersky Lab SEA Yeo Siang Tiong dalam keterangan kemarin.
Pakar keamanan di Kaspersky Lab ViÑtor Chebyshev mengungkapkan pada tahun 2018, pengguna perangkat mobile menghadapi sebuah serangan siber terberat yang mungkin pernah ada.
"Sepanjang tahun ini, kami mengamati teknik terbaru dalam menginfeksi perangkat seluler seperti pembajakan DNS, bersama dengan peningkatan fokus pada skema distribusi yang semakin canggih, seperti spam SMS. Tren ini menunjukkan semakin meningkatnya kebutuhan akan solusi keamanan seluler untuk dipasang pada telepon pintar – demi melindungi pengguna dari upaya serangan berbahaya yang dapat menginfeksi perangkat, dari manapun sumbernya,” katanya.
Temuan lain dalam laporan evolusi mobile malware 2018 meliputi:
1. Pada tahun 2018 produk Kaspersky Lab melindungi 80.638 pengguna di 150 negara dari mobile ransomware , dengan 60.176 sampel mobile Trojan ransomware yang terdeteksi
2. Pada tahun 2018, peningkatan lima kali lipat dalam serangan menggunakan penambang mata uang asing crypto pada mobile telah diobservasi
3. Pada tahun 2018, 151.359 paket instalasi untuk Trojan mobile banking terdeteksi, dimana 1,6 kali lebih banyak dari tahun sebelumnya
Untuk melindungi perangkat Anda, pakar keamanan Kaspersky Lab menyarankan beberapa hal berikut:
Hanya memasang aplikasi mobile yang diperoleh dari situs penjualan resmi, seperti Google Play di perangkat Android atau App Store di iOS
Memblokir instalasi program dari sumber yang tidak dikenal pada pengaturan ponsel cerdas Anda. Jangan melewati isian persyaratan dan persetujuan pada perangkat, karena ini dapat memberikan kesempatan bagi para pelaku kejahatan siber untuk melakukan serangan mereka secara bebas Instal pembaruan sistem dan aplikasi segera setelah pilihan tersebut tersedia, pembaruan dapat menghindari kerentanan dan menjaga perangkat terlindungi.
Perhatikan bahwa pembaruan sistem OS seluler tidak boleh diunduh dari sumber eksternal (kecuali jika Anda berpartisipasi dalam pengujian beta resmi). Pembaruan aplikasi hanya dapat diinstal melalui situs penjualan resmi.(ak)