telkomsel halo

Hindari kekacauan digital

05:04:00 | 02 May 2019
Hindari kekacauan digital
JAKARTA (IndoTelko) - Bisnis di seluruh dunia sedang berjuang untuk mengamankan data mereka karena karyawan enggan untuk mengemban tanggung jawab mereka atas kekacauan digital (digital clutter) seperti menyebarkan dokumen dan file digital tanpa adanya inisiatif untuk mengelola konsekuensi keamanan.

Laporan global “Sorting out digital clutter in business” dari Kaspersky Lab menemukan sejumlah korelasi antara penciptaan kekacauan digital di tempat kerja dan kebiasaan individu di belakangnya, contohnya sederhana, seperti mengatur lemari es.

Terungkap bahwa sembilan dari sepuluh (95%) orang yang mengaku bahwa lemari es mereka terorganisir juga mengatakan hal yang sama tentang kehidupan digitalnya.

Kasus Kekacauan digital ini mencakup file, dokumen, dan data yang dibuat di tempat kerja tanpa visibilitas penuh perusahaan atau kendali atas bagaimana mereka disimpan dan siapa saja yang memiliki akses ke sana. Ini menjadi risiko keamanan ketika kami melihat bahwa 72% karyawan menyimpan dokumen di tempat kerja  berisikan data yang dapat diidentifikasi secara pribadi atau sensitif, yang jika diekspos dapat merusak reputasi (baik secara finansial atau bisnis) perusahaan, karyawannya, dan bahkan calon pelanggannya .

Menangani kekacauan digital adalah tantangan bagi bisnis dan salah satu langkah paling penting adalah memahami siapa yang bertanggung jawab untuk itu.

Hampir tiga perempat (71%) karyawan mempercayai bahwa pemimpin bisnis, TI, atau tim keamanan harus bertanggung jawab untuk memastikan surel, file, dan dokumen memiliki hak akses yang sesuai, daripada diri mereka sendiri sebagai karyawan.

Masalahnya adalah bahwa sementara tim TI dan keamanan dapat mengontrol akses yang diberikan kepada karyawan untuk mengakses file dan folder, di dalamnya terdapat ruang untuk kesalahan manusia.

Baik secara sengaja atau tidak sengaja, misalnya, karyawan dapat memberikan akses kepada kolega mereka atau orang-orang di luar kredensial akses bisnis atau menembus akses ke administrator TI secara bebas dengan alat kolaborasi baru. Dengan karyawan membuat dan berkolaborasi pada banyak dokumen secara bersamaan, mereka semua harus bertanggung jawab atas tindakannya yang dapat menyebabkan kekacauan digital.

"Dengan volume data yang meningkat secara eksponensial, para pemimpin bisnis harus memperhatikan kekacauan digital dan potensi risiko keamanannya," kata Vice President of Global Sales at Kaspersky Lab Maxim Frolov.

Dikatakannya, memang benar bahwa mengatur lemari es tidak akan menjamin pertahanan Anda terhadap pelanggaran keamanan, tetapi menerapkan pola pikir yang sama untuk menghindari kekacauan digital akan membuat Anda mampu mempertahankan diri terhadap ancaman dunia maya secara lebih baik. Karyawan perlu diedukasi tentang cara terbaik mengelola aset digital mereka, dan harus ada perlindungan sederhana yang efektif; yang tidak menambah kompleksitas tetapi justru menguranginya.

Untuk menghindari menjadi korban kekacauan digital, Kaspersky Lab merekomendasikan perusahaan untuk mempertimbangkan beberapa hal berikut:
• Memberikan pelatihan pada karyawan. Sangat penting bahwa pelatihan mengajarkan keterampilan praktis yang sesuai untuk pekerjaan sehari-hari karyawan seperti dengan menggunakan Kaspersky Automated Security Awareness Platform

• Secara teratur mengingatkan staf betapa pentingnya mengikuti aturan keamanan siber untuk tidak membiarkan keterampilan siber memudar, misalnya dengan menggantung poster-poster berisikan saran dan rekomendasi mengenai keamanan siber di setiap sudut kantor

• Membuat cadangan data penting untuk memastikan informasi perusahaan aman dan secara teratur memperbarui peralatan dan aplikasi TI untuk menghindari kerentanan

GCG BUMN
• Menemukan solusi khusus untuk usaha kecil dan menengah dengan manajemen sederhana dan fitur perlindungan yang terbukti; seperti Kaspersky Endpoint Security Cloud.(pg)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year