JAKARTA (IndoTelko) - GO-JEK menguasai tiga dari lima kategori mobile eCommerce seperti tertuang dalam penelitian berjudul “Perilaku dan Preferensi Konsumen Milenial Indonesia terhadap Aplikasi E-Commerce 2019” yang diselenggarakan oleh perusahaan riset Alvara Research Center.
GO-JEK menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan milenial untuk transportasi, pesan antar makanan, dan pembayaran. Sementara Traveloka memimpin di kategori pemesanan hotel dan tiket.
CEO dan Founder Alvara Research Hassanudin Ali menyatakan hasil penelitian Alvara menunjukkan GO-JEK memimpin rata-rata penggunaan pada tiga dari lima sektor aplikasi eCommerce untuk pasar segmen milenial, dengan rincian sebagai berikut:
Aplikasi Transportasi
Go-Jek lebih banyak digunakan oleh 70,4% responden dibanding Grab 45,7%.
Minat konsumen terhadap Go-Jek berkaitan dengan kualitas layanan yakni Mudah Digunakan (13,9%), Lebih Cepat (11,2%), dan Aplikasi Termurah (8,8%).
Adapun Grab diasosiasikan dengan harga murah dan promo yang tercermin oleh persepsi Aplikasi Termurah (13,3%), Promosi Banyak (12,1%), dan Mudah Digunakan (11,7%).
Mayoritas responden yang menggunakan kedua aplikasi (dual user) menilai Go-Jek lebih bisa diandalkan dan lebih lengkap.
Dari seluruh responden, konsumen lebih banyak merekomendasikan Go-Jek daripada kompetitornya, dengan skor net promoter (NPS) 18,9.
Aplikasi Pesan-Antar Makanan
Menurut mayoritas pengguna aplikasi Pesan Antar Makanan di semua kelompok usia, Go-Food dianggap sebagai pelopor food delivery dan pemimpin pasar layanan antar makanan online, yang diukur berdasarkan brand awareness, penggunaan (usage) dan loyalitas konsumen (loyalty).
Go-Food mendominasi pasar pesan-antar makanan karena jauh lebih banyak digunakan oleh konsumen atau 71,7%, dibanding GrabFood 39,9%.
Seperti di transportasi, mayoritas milenial juga memilih Go-Food karena aspek kualitas layanan, sedangkan GrabFood lebih diasosiasikan dengan harga dan promo murah.
Konsumen lebih banyak merekomendasikan Go-Food dengan skor net promoter 14,9.
Aplikasi Belanja
Lazada aplikasi bermarkas di Singapura masih menjadi aplikasi belanja yang paling banyak digunakan oleh milenial di Indonesia (47,9%), dibanding Shopee (32,2%), dan dua aplikasi asal Indonesia Tokopedia (15,4%) dan Bukalapak (14.4%).
Milenial mengasosiasikan Lazada dengan COD/bayar ditempat, sedangkan Shopee dengan ongkos kirim gratis. Sementara, Tokopedia dan Bukalapak diasosiasikan dengan aplikasi belanja terkenal.
Shopee dan Tokopedia lebih direkomendasikan oleh milenial dibandingkan Lazada bila dilihat berdasar nilai net promoter.
Aplikasi Pemesanan Hotel & Tiket
Traveloka menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan untuk pemesanan hotel dan tiket (79%), dibanding Tiket.com dan Blibli.com.
Traveloka dipersepsikan banyak promo, sedangkan Tiket.com dan KAI Acess dipersepsikan sebagai aplikasi yang mudah digunakan. Dimana, momen promo di Traveloka banyak dimanfaatkan mayoritas millennial.
Tidak hanya itu, Traveloka juga lebih dipromosikan oleh milenial, ditunjukkan dengan nilai net promoter yang mengungguli pesaing.
Aplikasi Pembayaran Digital
Brand Awareness Go-Pay mencapai 100% di kalangan milenial. Angka ini mengungguli para pemain lain seperti OVO yang berasosiasi dengan Grab (96,2%), Dana (50,3%), PayTren (47%), LinkAja (35%).
Go-Pay juga paling banyak digunakan oleh 67,9% responden, dibanding dengan pemain aplikasi pembayaran digital sejenis.
Konsumen juga lebih mempromosikan Go-Pay dibanding aplikasi pembayaran digital sejenis. Ini berdasar dari nilai net promoter yang lebih tinggi yaitu 14,3.
“Momentum dimana para milenial yang notabene digital natives yang lebih memilih aplikasi e-commerce buatan Indonesia harus dijaga supaya Indonesia bisa menjadi pemain utama di era ekonomi digital tidak hanya menjadi pasar. Apalagi, berbagai outlook ekonomi menyebutkan bahwa potensi transaksi e-commerce di Indonesia sangat besar,” katanya pekan lalu.
Penelitian dilakukan Alvara melalui survei tatap muka dengan metode cluster random sampling terhadap 1.204 responden di Jabodetabek, Bali, Padang, Yogyakarta, dan Manado yang dilakukan dari minggu pertama April sampai dengan minggu kedua Juni 2019, meliputi tahap pengambilan data lapangan (survei tatap muka), analisa data dan penulisan laporan. Nilai margin of error penelitian berada di kisaran 2,89%.(ak)