telkomsel halo

OutSystems tambahkan AI ke pengembangan low-code

14:50:50 | 16 Jul 2019
OutSystems tambahkan AI ke pengembangan low-code
JAKARTA (IndoTelko) -  OutSystems mengumumkan telah menambahkan fitur kecerdasan buatan (artificial intelligence / AI) dan pembelajaran mesin (machine-learning) baru ke platform pengembangan low-code  untuk memanfaatkan otomatisasi dalam membuat portal pelayanan mandiri (self-service), menanggapi permintaan via teks dan suara, meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, dan banyak lagi.

“Komponen-komponen baru dan tingkat tinggi ini mengemas semua yang dibutuhkan organisasi untuk menerapkan studi kasus yang menyeluruh secara end-to-end. Dengan demikian, lebih banyak perusahaan dapat dengan mudah mengadopsi AI dan pembelajaran mesin untuk memberikan dampak positif bagi bisnis mereka. Kombinasi low-code dan AI mengatasi tantangan tunggal yang menghambat perusahaan-perusahaan ini — kurangnya keterampilan,” kata Kepala kecerdasan buatan OutSystems António Alegria.   

Gartner memperkirakan pada tahun 2020, 85% relasi pelanggan dengan perusahaan akan dapat dikelola tanpa adanya interaksi antara manusia. Di seluruh Asia Pasifik, organisasi mengharapkan integrasi yang lebih besar antara AI dan pengalaman pelanggan (customer experience / CX), dengan memanfaatkan kemampuan AI dalam meningkatkan titik sentuh dengan pelanggan melalui data.

Dengan kemampuan AI baru dari OutSystems, pengembang sekarang dapat membangun saluran keterlibatan baru dalam aplikasi mereka sendiri, menghubungkan pelanggan dan pengguna dengan bantuan dan informasi yang mereka butuhkan di mana saja dan kapan saja. Kemampuan ini akan memungkinkan organisasi untuk membuat dan mengaktifkan fungsionalitas berbasis suara untuk asisten virtual seperti Google, Siri, dan Alexa serta chatbots yang mendukung Facebook Messenger, Cortana, Skype, dan banyak lagi. Tidak ada pengalaman ilmu data atau keahlian in-house khusus yang diperlukan.

Menurut Gartner, penggunaan AI meningkat sebanyak tiga kali lipat selama empat tahun terakhir, namun demikian dengan naiknya ketertarikan akan AI, hanya satu pertiga organisasi yang sudah mengimplementasikan teknologi tersebut.

Menurut State of Development Report tahun 2019, hanya 36% organisasi di Asia Pasifik yang memiliki tim pengembangan aplikasi yang lebih besar daripada setahun yang lalu, dan para ahli AI/ML dinilai sebagai sumber daya yang paling sulit untuk diperoleh di wilayah tersebut.

“Peluncuran fitur AI baru OutSystems adalah bukti potensi AI dalam merevolusi pengembangan perangkat lunak, dengan studi kasus pengembangan dari penggunaan di arsitektur atau pembangunan aplikasi,  pengalaman pengguna dan pengembangan preskriptif di luar pengujian dan debugging (pengujian dan perbaikan kesalahan kode). Langkah ini seiring dengan komitmen kami yang semakin kuat untuk mendukung berbagai industri di wilayah Asia Pasifik, di mana pengalaman pengguna yang mulus, responsif, dan penyampaian nilai tambah yang dipercepat menjadi sangat penting bagi keberhasilan bisnis,” jelas Vice President, OutSystems APAC Mark Weaser.

Tahun lalu, OutSystems meluncurkan outsystems.ai, yang bertujuan mengurangi kompleksitas pengembangan serta perubahan perangkat lunak perusahaan dengan riset baru dan berkelanjutan mengenai pengembangan berbasis AI.

GCG BUMN
OutSystems telah memperoleh tanggapan baik terhadap program akses awal (early access program) untuk pengembangan perangkat lunak berbasis AI di Asia Pasifik. Ini menunjukkan meningkatnya jumlah organisasi di Asia Pasifik yang memanfaatkan kemampuan pengembangan perangkat lunak yang didorong AI untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dan menghasilkan perangkat lunak yang lebih efisien.(wn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year