JAKARTA (IndoTelko) - Persaingan layanan on demand service antara Gojek dan Grab diperkirakan makin sengit ke depannya di Indonesia.
Grab baru saja mengumumkan akan ada suntikan dana US$ 2 miliar dari salah satu investornya, SoftBank untuk lima tahun ke depan.
Tak hanya itu, Grab memilih Indonesia sebagai kantor pusat keduanya. Kantor pusat yang kedua ini akan menjadi rumah bagi R&D centre yang berkembang pesat di Jakarta dan akan menjadi kantor pusat bagi bisnis GrabFood, penyedia layanan antar makanan terbesar di Asia Tenggara.
Grab juga akan meluncurkan layanan e-healthcare di Indonesia dalam tiga bulan ke depan yang bertujuan untuk meningkatkan akses kepada layanan dokter dan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia
CEO of Grab Anthony Tan mengatakan dengan kehadiran di 224 kota, Indonesia merupakan pasar terbesar. "Kami sangat senang dapat memfasilitasi investasi SoftBank dan percaya bahwa melalui investasi untuk digitalisasi layanan penting dan proyek infrastruktur, kami berharap dapat turut mendukung mewujudkan ambisi Indonesia untuk menjadi ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara dan meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi jutaan orang di Indonesia,” katanya dalam keterangan kemarin.
President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan Indonesia selalu menjadi fokus bagi Grab.
"Kantor pusat yang kedua di Jakarta akan membuat kami dapat melayani kebutuhan Indonesia dan ekonomi berkembang di kawasan ini. Sebagai technology decacorn, Grab sangat memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia. Kami berada di posisi yang tepat untuk mendukung terwujudnya lebih banyak perusahaan berbasis high technology dan infrastruktur dari indonesia," katanya.
Ditambahkannya, Grab juga telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics, Grab telah berkontribusi sebesar Rp48,9 triliun atau US$ 3,5 miliar bagi perekonomian Indonesia di tahun 2018.
Kontribusi terbesar berasal dari layanan GrabFood, yakni Rp 20,8 triliun. Survei ini dilakukan terhadap 3.418 responden selama November hingga Desember 2018.
Berdasarkan survei ini, penjualan mitra GrabFood di lima kota meningkat 25 % per bulan setelah bermitra dengan Grab. Rerata penjualan mitra naik dari Rp 1,4 juta menjadi Rp 1,85 juta per hari.
Sebanyak 52 % mitra dagang memiliki penjualan harian lebih dari Rp 500 ribu per hari. Penjualan mitra Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga meningkat Rp 11 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab. Tambahan pendapatan ini diperoleh tanpa investasi tambahan, seperti perluasan tempat usaha. Karena itu, GrabFood berkontribusi Rp 20,8 triliun terhadap ekonomi Indonesia.
Survei ini juga mencatat rerata pendapatan mitra GrabBike dan GrabCar di lima kota meningkat 113 % dan 114 %, menjadi Rp 4 juta dan Rp 7 juta per bulannya setelah bermitra dengan Grab. Pendapatan 50 % mitra GrabBike rerata Rp 3 juta sampai Rp 5 juta setelah bermitra. Sebelumnya, hanya 22 % dari mitra GrabBike yang memiliki pendapatan pada kisaran ini. Bahkan, 18 % mitra berpendapatan Rp 5 juta hingga Rp 7 juta setelah bermitra dengan GrabBike
CSIS dan Tenggara Strategics memperkirakan, GrabBike dan GrabCar berkontribusi Rp 15,7 triliun dan Rp 9,7 triliun masing-masing.
Grab juga menghubungkan toko dengan platform online, lewat Kudo. Survei menunjukkan, 31 % agen Kudo individu tidak memiliki pendapatan sebelumnya. Setelah bergabung dengan Kudo dan Grab, mereka memiliki pendapatan lebih dari Rp 2 juta per bulan. Sebanyak 13 % bahkan berpendapatan lebih dari Rp 6 juta per bulan. Berkaca dari kondisi tersebut, CSIS dan Tenggara Strategics memperkirakan Kudo berkontribusi Rp 2,7 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
Sebelumnya, Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menyatakan kontribusi mitra GOJEK dari empat layanan kepada perekonomian Indonesia mencapai Rp44,2 triliun pada 2018. (
Baca:
Kontribusi Gojek)
Empat layanan itu adalah GO-RIDE, GO-CAR, GO-FOOD, dan GO-LIFE. Hal itu tertuang dalam riset bertajuk “Dampak GOJEK terhadap Perekonomian Indonesia pada Tahun 2018.”.(id)