JAKARTA (IndoTelko) - Operator telekomunikasi dinilai sebagai korban dari kebijakan pemadaman (Blackout) internet yang diambil pemerintah di Papua dan Papua Barat.
"Apa salah Telkomsel, sehingga harus menerima musibah dari kerusuhan di Papua? GraPari Telkomsel kini hangus. Ia adalah korban dari kebijakan yang kurang bijak," keluh Pelaksana Dewan TIK Nasional Garuda Sugardo melalui akun Facebook-nya (30/8), menanggapi dibakarnya fasilitas milik TelkomGroup di Jayapura dalam aksi kerusuhan belum lama ini.
Diungkapkannya, Telkomsel adalah operator dominan di Papua. "Pace-mace dan ipar-ipar di sana merasa terhormat dapat menikmati komunikasi siber dan akses internet melalui ponsel dan akses Telkomsel. Ketika akses internet dilemotkan dan diblokir, karuan Papua terisolasi. Putaran waktu di Papua sana dipaksa mundur, kembali pada masa seperempat abad yang silam. No akses, no internet," katanya.
Menurutnya, menangani keterisolasian telekomunikasi Papua sejatinya harus dengan nurani. (
Baca:
Blackout internet)
"Bila kita memang bersaudara dan tulus membangun Papua, jangan cekik azasi akses mereka. Gunakan hati dan ayomi mereka, seperti kita memberi akses ponsel kepada anak-anak kita," tukasnya.
Sebelumnya, aksi massa terjadi di Jayapura, Kamis (29/8), dan berujung pada kerusuhan. (
Baca: Jayapura)
Akibatnya, layanan Telkomsel di sebagian wilayah Base G dan Abepura tidak beroperasi. Begitu pun halnya dengan layanan IndiHome di sebagian wilayah Abepura yang juga mengalami gangguan. (
Baca: Kominfo di Jayapura)
Banyak kalangan menduga massa melampiaskan kemarahan ke fasilitas milik TelkomGroup karena dianggan mendukung kebijakan Blackout Internet yang diminta pemerintah di Papua dan Papua Barat sejak Rabu (21/8).(dn)