JAKARTA (IndoTelko) - Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan platform media sosial Twitter paling banyak digunakan untuk menyebar hoaks terkait peristiwa di Papua.
"Kalau kita bicara angka, sampai kemarin sudah ada 555 ribu URL, itu kanal yang digunakan untuk menyebarkan hoaks, paling banyak Twitter. Itu aja dan dari 550 ribu original account yang posting, yang mention itu ada 100 ribu lebih," ungkap Menkominfo Rudiantara, kemarin.
Diungkapkannya, penyebaran hoaks provokasi yang sifatnya mengadu domba tertinggi. Tercatat pada 30 Agustus 2019 di mana angkanya mencapai 75 ribu. "Yang paling banyak Twitter, asalnya seluruhnya, seluruh dunia," jelasnya.
Ditambahkannya, pihaknya telah mendeteksi kanal atau tautan penyebar hoaks yang berkaitan dengan Papua berasal dari 20 negara.
"Kami mencatat 20 negara lebih yang mention-nya berasal dari negara tersebut. Tetapi belum tentu warga negara tersebut yang (mengunggah). Asalnya dari negara tersebut," katanya.
Menkominfo sendiri tidak menjelaskan secara spesifik alamat IP penyebar dari negara mana saja, tetapi salah satu alamat penyebar hoaks tersebut berasal dari Eropa. "Kebanyakan dari dalam negeri mention-nya, tetapi juga ada dari luar negeri, salah satu negara Eropa," katanya.(wn)