JAKARTA (IndoTelko) – Gojek gandeng Digitaraya memperkenalkan Gojek Xcelerate, sebuah program akselerator yang bertujuan untuk mengembangkan startup merah putih sehingga mampu bertumbuh secara pesat dan menciptakan dampak sosial positif yang lebih luas.
Gojek Xcelerate akan memberikan serangkaian program akselerasi intensif selama 6 bulan kepada 20 startup tanah air yang dinilai paling memberikan dampak positif dan berhasil lolos proses seleksi ketat.
Penyusunan kurikulum akselerasi startup Gojek Xcelerate melibatkan kolaborasi ekstensif dengan berbagai perusahaan teknologi dan organisasi global seperti Google Developers Launchpad, McKinsey & Company, dan UBS yang telah menjadi partner Digitaraya dalam 1 tahun terakhir.
Kurikulum Gojek Xcelerate mencakup berbagai metode komprehensif untuk mendorong pertumbuhan bisnis startup, seperti growth hacking, penggunaan machine learning, pengembangan model bisnis yang tepat untuk startup, serta cara menilai valuasi perusahaan. Tidak hanya itu, peserta juga bisa berkonsultasi tatap muka dengan para mentor kelas dunia yang berpengalaman mengembangkan industri teknologi skala global.
Presiden Gojek Group Andre Soelistyo mengatakan bahwa Gojek melihat pemanfaatan teknologi sebagai cara yang paling cepat untuk membawa dampak positif bagi masyarakat luas.
“Teknologi tidak hanya menawarkan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat, tetapi juga membuka akses bagi masyarakat untuk bisa berperan aktif berkontribusi dan menikmati manfaat ekonomi digital. Dari pengalaman kami di Gojek, kami menyadari pentingnya proses pembelajaran yang berkelanjutan untuk perusahaan startup untuk bisa tidak hanya bertahan tapi juga terus berkembang. Melalui proses berbagi best practice di Gojek Xcelerate inilah akan banyak tercipta inovasi solusi nyata bagi berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat. Kami berharap program Gojek Xcelerate dapat mendorong lebih banyak startup merah putih, bahkan mencari bibit unicorn Indonesia berikutnya, sehingga Indonesia menjadi digital power house di Asia,” ujar Andre kemarin.
Dia melanjutkan, Digitaraya merupakan partner strategis dalam mengakselerasi startup. Mereka memiliki pengalaman mendalam mendampingi startup dan telah meluluskan lebih dari 50 startup dari 12 negara di Asia Pasifik. “Digitaraya memiliki ekosistem yang terdiri dari berbagai perusahaan dan organisasi global, sehingga para startup bisa belajar dari yang terbaik di dunia,” kata Andre.
Managing Director Digitaraya Nicole Yap mengatakan selama Digitaraya membantu mengakselerasi bisnis startup, ada sangat banyak ide-ide menarik dan solutif dari anak-anak bangsa.
"Kehadiran Gojek Xcelerate kami percayai bisa melahirkan startup unicorn bahkan decacorn baru dari Indonesia,” katanya.
Program Gojek Xcelerate dimulai dengan Bootcamp, yang mana peserta akan dibagi ke dalam batch dengan fokus topik yang berbeda. Setiap batch mendapatkan kurikulum yang dirancang secara khusus untuk menjawab tantangan yang paling sering dihadapi startup. Kurikulum dari Gojek akan berfokus pada metode Growth Hacking atau cara mengembangkan bisnis secara pesat melalui penggunaan data science dan creative thinking.
Sementara Digitaraya akan mengajarkan cara terbaik bagi startup untuk merumuskan tujuan bisnis serta metode membuat, mengukur, dan memantau performa startup secara berkala, Google akan mengajarkan cara memanfaatkan Machine Learning agar startup dapat mengotomatisasi sebuah proses dan meningkatkan efisiensi. Sementara UBS akan membahas metode valuasi perusahaan serta cara mendapatkan pendanaan lanjut dari investor. Terakhir, perusahaan konsultasi manajemen global McKinsey & Company akan mengajarkan cara mengembangkan model bisnis dan memecahkan masalah dengan menggunakan mental model McKinsey yang telah teruji.
Hasil riset Google dan Temasek bertajuk e-Conomy SEA 2018 menunjukkan Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan paling cepat dan ukuran pasar paling besar di Asia Tenggara dengan kontribusi mencapai US$100 miliar pada 2025. Dari 847 startup terdaftar, 46 startup sukses menggalang US$4,07 miliar di 18 vertikal industri. Ini menunjukkan bahwa masing-masing startup berhasil menerima pendanaan rata-rata US$88 juta dalam kurun waktu satu tahun.(wn)