telkomsel halo

Data pribadi penumpang Lion Air Group bocor, tak amankah Amazon Web Services?

09:18:00 | 19 Sep 2019
Data pribadi penumpang Lion Air Group bocor, tak amankah Amazon Web Services?
JAKARTA (IndoTelko) - Dunia penerbangan tengah dihebohkan dengan kabar dugaan bocornya sekitar 30 juta data penumpang Lion Air Group tepatnya dari Malindo Air dan Thai Lion Air bocor di dunia maya.

Rincian data yang bocor kabarnya berisikan ID penumpang dan reservasi, alamat fisik, nomor telepon, alamat email, nama, tanggal lahir, nomor telepon, nomor paspor, dan tanggal kedaluwarsa paspor.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro dalam penjelasannya menyatakan Malindo Air menyadari beberapa data pribadi penumpang yang disimpan (hosted on) di lingkungan berbasis cloud, kemungkinan telah disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

Diungkapkannya, Tim internal Malindo Air bersama penyedia layanan data eksternal, Amazon Web Services (AWS) dan GoQuo sebagai mitra eCommerce saat ini sedang menyelidiki dugaan kebocoran data tersebut.

Menanggapi hal itu, Head of Cloud Security - Asia Pacific & Japan, Check Point Software Technologies Ltd Michael Petit menyatakan keamanan dunia maya adalah kompleks dan membutuhkan disiplin dan pengetahuan yang mendalam. "Layanan cloud, meskipun nyaman, membutuhkan kewaspadaan ekstra dan privasi data semakin terancam," katanya, kemarin. ( Baca : Data Penumpang Lion Air Bocor )

Keamanan AWS
Dijelaskannya, data yang disimpan dalam layanan cloud seperti bucket S3 Amazon Web Services (AWS) hanya seaman pengaturan konfigurasi keamanannya.

"Layanan cloud nyaman tetapi memerlukan konfigurasi yang tepat untuk keamanan terbaik dalam batas teknologi tersebut," katanya.

Menurutnya, perusahaan mungkin memiliki ratusan, ribuan atau bahkan jutaan bucket S3 atau penyimpanan data cloud serupa di platform lain yang bersaing.

"Dengan kompleksitas penyimpanan data seperti itu di cloud, sangat penting bagi perusahaan untuk terus mengaudit dan memperbaiki kesalahan konfigurasi, karena layanan cloud juga dapat mengubah pengaturan mereka sesekali. Ini adalah proses yang sangat melelahkan dan menghabiskan waktu bagi perusahaan. Perusahaan juga dapat memanfaatkan solusi keamanan siber yang lebih otomatis yang dapat membantu mengurangi kesalahan manusia dalam konfigurasi, dan membantu untuk secara aktif menegakkan praktik-praktik terbaik keamanan siber, dan mengurangi pencurian identitas dan kehilangan data di cloud," sarannya.

Sebagai informasi, Malindo Air adalah maskapai Malaysia yang terhubung langsung di KLIA dan KL Subang Skypark di Selangor, Malaysia. Maskapai ini mulai terbang pada Maret 2013 dengan penerbangan domestik. Ekspansi rute telah berkembang ke semua airport utama di Malaysia serta melintasi benua Asia dan Australia.

Malindo Air mengoperasikan 13 ATR 72-600 dan 29 Boeing 737 generasi modern, lebih dari 1.400 penerbangan setiap minggu di seluruh 55 rute yang terus berkembang.

GCG BUMN
Malindo Air bekerja sama (code share) Turkish Airlines, Lion Air, Batik Air, serta mitra interlining ke Xiamen Air, All Nippon Airways (ANA), Qatar Airways, Etihad Airways dan Oman Air.(dn)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year