JAKARTA (IndoTelko) - Layanan berbasis solusi Internet of Things (IoT) membutuhkan dukungan ekosistem agar bisa semakin berkembang di Indonesia.
Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo Ismail mengatakan ekosistem yang mendukung perlu ditumbuhkan agar implementasi layanan IoT bisa masif di Indonesia.
”Solusi IoT yang bersifat kekhususan, apalagi sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan dari sisi supply agar deman yang saat ini masih wait and see bisa teryakini bahwa solusi IoT bisa memberikan benefit,” ujarnya pada Awarding Ceremony IoT Makers Creation 2019 dalam pameran e2ecommerce Indonesia in collaboration with IoT Makers Creation di Jakarta, kemarin.
IoT Makers Creation 2019 salah satu bentuk kegiatan pengembangan ekosistem melalui kolaborasi antara Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Sebanyak 3 tim peserta kompetisi IoT Makers Creation terpilih sebagai pemenang, yaitu Elco_Thunder, Rene_Team, dan Klik Ternak. Sebelumnya ketiganya berhasil masuk dalam 10 besar finalis yang berkesempatan memamerkan solusinya pada pameran e2ecommerce Indonesia in collaboration with IoT Makers Creation di Jakarta, dari 100 karya yang masuk ke panita kompetisi.
Menurutnya, banyaknya supply akan memberikan lebih banyak rentang pilihan yang dapat dijadikan bahan perbandingan masyarakat untuk dapat menerapkan berbagai solusi dalam kehidupan keseharian.
Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto mengatakan kompetisi ini merupakan bagian dari rangkaian program pencarian, pembekalan, hingga mendorong talenta lokal di bidang IoT.
“IoT merupakan salah satu pilar teknologi dalam Industri 4.0. Agar bisa terbentuk menjadi start up lokal yang fokus mengembangkan solusi IoT dari berbagai daerah di Indonesia, maka harus didorong bersama oleh seluruh pemangku kepentingan”. Salah satu pemangku kepentingan yang memegang peran sentral agar Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri adalah makers dan komunitas," katanya.
Saat ini peran pemerintah tidak cukup jika hanya menjadi policy maker dan regulator, namun perlu untuk menjadi fasilitator agar Indonesia bisa menangkap peluang era digitalisasi dengan maksimal. Kompetisi IoT Makers Creation 2019 ini merupakan bentuk kehadiran pemerintah sebagai fasilitator yang terdiri dari rangkaian program pencarian, pembekalan, hingga mendorong talenta lokal di bidang IoT.
Sebelumnya telah dilaksanakan rangkaian acara hands on workshop IoT yang telah berlangsung sepanjang tahun 2019. Workshop ini ditujukan untuk 300 tim makers dan pengembang perangkat IoT di 10 kota di Indonesia, yaitu: Mataram, Bogor, Bandung, Jakarta, Medan, Malang, Surabaya, Yogyakarta, Tangerang, dan Semarang. Selanjutnya, karya dari pemenang Kompetisi IoT Makers Creation 2019 ini akan masuk tahap inkubasi hingga keluar produk yang siap untuk dikomersialkan.
Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya mengatakan kemampuan menganalisis dan mengembangkan solusi yang dapat menjawab permasalahan serta memberikan dampak nyata pada masyarakat maupun industri sekitarnya menjadi keunggulan makers lokal di bidang IoT.
“Masyarakat dan industri setempat perlu lebih banyak opsi baik dari sisi jenis ragam solusi maupun harga yang bisa dipilih. Tentu saja, solusi tersebut harus bisa memberikan nilai tambah yang signifikan baik dari sisi efisiensi kinerja dan biaya , peningkatan produktivitas maupun pendapatannya,” ujarnya.
Teguh menambahkan masyarakat dan industri saat ini mencari solusi IoT yang tepat guna dan bisa langsung diaplikasikan. Bagaimana para makers mencari idenya, bisa berangkat dari menjawab berbagai permasalahan serta menggali peningkatan pola hidup di sekitar.(sg)