telkomsel halo

Kaspersky ungkap ada 14 juta upaya Phishing di Asia Tenggara selama semester I 2019

12:19:49 | 01 Okt 2019
Kaspersky ungkap ada 14 juta upaya Phishing di Asia Tenggara selama semester I 2019
JAKARTA (IndoTelko) - Statistik terbaru yang dikumpulkan oleh Kaspersky menunjukkan Asia Tenggara masih menjadi target pelaku kejahatan siber yang mencoba menginfeksi jaringan dan perangkat melalui trik sangat sederhana namun tetap paling efektif disebut “phishing”. 

Perusahaan keamanan siber global Kaspersky telah mendeteksi total 14 juta upaya phishing terhadap pengguna internet di kawasan tersebut selama paruh pertama tahun 2019.

Kaspersky mengungkapkan bahwa upaya yang mengarahkan penggunanya menuju situs web phising selama paruh pertama tahun 2019 tertinggi ditempati oleh Negara Vietnam, Malaysia dan Indonesia. 

Terdapat lebih dari 11 juta upaya gabungan yang terdeteksi dari tiga negara ini. Selain itu, Thailand mencatat hampir 1,5 juta upaya terdeteksi sementara Filipina memiliki lebih dari satu juta insiden. Singapura hanya mencatat sebanyak 351.510 upaya dari Januari hingga Juni tahun ini.

Di sisi lain, peringkat negara-negara Asia Tenggara secara dinamis mengalami perubahan ketika berbicara tentang persentase pengguna yang terinfeksi oleh serangan phishing. 

Dalam statistik phishing Kaspersky untuk paruh pertama tahun 2019, menunjukkan bahwa Filipina memiliki persentase korban phishing tertinggi yaitu 17,3%. Peningkatan tersebut menunjukkan 6.556% lebih tinggi dibandingkan dengan data untuk periode yang sama tahun lalu di 10,449%.

Malaysia mencetak angka tertinggi kedua di 15,829% dari pengguna yang terinfeksi melalui phishing dari 11,253% pada paruh pertama tahun 2018. Diikuti oleh Indonesia dengan 14,316% dari 10,719% dibandingkan tahun lalu. Kemudian Thailand pada 11,972% dari 10,9% dan Vietnam dengan selisih tipis sebanyak 11,703% dari 9,481%. Singapura mencatat persentase sebanyak 5% tahun ini dibandingkan dengan 4,142% pada tahun lalu.

Upaya phishing merujuk pada frekuensi bahwa pelaku kejahatan siber mencoba mengarahkan para pengguna Kaspersky agar mengunjungi situs web palsu untuk mencuri informasi mereka pada lokasi dan wilayah tertentu. Sementara itu, persentase pengguna yang terinfeksi menunjukkan proporsi pengguna Kaspersky yang ditargetkan oleh upaya phishing ini dalam jangka waktu tertentu.

"Ancaman lama namun efektif ini nyata di Asia Tenggara dan tidak menunjukkan tanda-tanda memudar dalam waktu dekat. Boleh diakui atau tidak, wilayah ini terdiri dari banyak populasi muda dan sangat mobile, kita perlu memberikan edukasi tentang risiko serangan dasar seperti phishing. Ini adalah sebuah fakta yang harus diterima bahwa para pengguna muda akan membeli telepon baru kemudian berpikir untuk mengamankannya secara fisik namuni tidak secara virtual. Selama individu masih belum mempertimbangkan penjagaan keamanan mereka dengan baik saat menggunakan internet, maka kita akan terus melihat korban phishing berjatuhan," kata General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong.

Efektivitas penipuan phishing terbukti menarik bagi para pelaku kejahatan siber yang dapat dengan mudah menjual kredensial curian di web gelap. Para pelaku kejahatan siber akan mengejar kredensial pengguna yang menyertakan nomor kartu kredit serta kata sandi ke rekening bank dan aplikasi keuangan lainnya.

Sementara pihak berwenang dan perusahaan swasta telah berulang kali meyakinkan pengguna bahwa mereka tidak akan meminta informasi pribadi melalui internet, jumlah korban telah meningkat. Terlepas dari meningkatnya kesadaran akan penipuan online, para pengguna justru menjadi kurang peduli akan konsekuensi yang telah dibuktikan dengan pertumbuhan jumlah pengguna yang terpengaruh.

GCG BUMN
“Sangat mengkhawatirkan bahwa trik phishing masih sangat efektif dalam melakukan penipuan kepada para pengguna internet di Asia Tenggara. Perlu juga dicatat bahwa pelaku kejahatan siber dapat menggunakan strategi phishing email yang sama selama bertahun-tahun dan seseorang masih akan memberikan informasi pribadi mereka dengan sukarela atau mengklik tautan berbahaya tanpa disadari. Data terbaru kami membuktikan bahwa kami benar-benar perlu terus berusaha untuk mengubah pengguna internet di kawasan ini menjadi penerima informasi yang cermat dan teliti serta mampu mengenali tipuan “kuno” yang curang, ”tambah Yeo.(wn)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories