JAKARTA (IndoTelko) - Bareksa bersama dengan OVO sedang menggodok rencana kerjasama strategis untuk menggarap penjualan Surat Berharga Negara (SBN).
"Sinergi platform e-investing dan e-wallet ini mudah-mudahan akan secara signifikan terus mendemokratisasi pasar SBN, sehingga masyarakat luas akan memiliki akses yang semakin mudah dan terjangkau. Langkah ini punya arti strategis, karena ditujukan untuk menjawab kebutuhan negara kita untuk mencari sumber pembiayaan nasional yang baru di segmen ritel dan mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri," ujar Co-founder/CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra yang juga merupakan Presiden Direktur OVO.
Rencananya, keduanya akan mengkonsultasikan dan meminta masukan dari Bank Indonesia, OJK, dan Kementerian Keuangan atas rencana kerjasama strategis itu.
Karaniya melihat, sebagai platform e-wallet terbesar di Indonesia, OVO memiliki potensi yang sangat besar untuk secara masif memasyarakatkan dan menggenjot nilai penjualan SBN.
Saat ini, OVO telah menjangkau 115 juta perangkat seluler, 87 juta pengguna yang tersebar di 354 kota di seluruh Indonesia, dengan pengguna aktif bulanan (MAU) mencapai sekitar 11-12 juta. "Ini daya yang sangat besar untuk mendorong pasar surat utang negara ke tahapan berikutnya," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan RI menganugerahkan kepada Bareksa penghargaan sebagai Mitra Distribusi Surat Berharga Syariah Negara (Midis SBSN) Terbaik Kategori Non Bank 2019.
Belum lama sebelumnya, Bareksa juga dinobatkan sebagai platform terbaik untuk membeli Surat Utang Negara (SUN) secara online berdasarkan survei yang dilakukan oleh Big Data Telkom dan Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko, Kemenkeu RI, pada Desember 2019 kemarin.
Bareksa merupakan satu dari dua perusahaan fintech yang pertama kali diberi mandat oleh Kementerian Keuangan, bersama delapan bank papan atas, untuk menjual Surat Utang Negara (SUN) ritel di pasar perdana domestik secara online. Penunjukan ini dilakukan pada April 2018 lalu.
Savings Bond Ritel seri SBR003 adalah produk Surat Berharga Negara (SBN) ritel pertama yang ditawarkan secara online. Pada November 2018, Bareksa mulai mendukung penjualan SBSN ritel untuk Sukuk Tabungan seri ST002. Masyarakat bisa membeli secara online dengan nilai minimal Rp1 juta melalui sbn.bareksa.com.
Sejauh ini, Bareksa sudah mendukung Kementerian Keuangan menjual 12 seri SBN ritel, terdiri dari enam seri SBR (SBR003-008), lima seri ST (ST002-006), dan satu seri Obligasi Ritel Indonesia (ORI016). Jumlah investor SBN di Bareksa tercatat hampir mencapai 25 ribu--sekitar delapan persen dari total investor SBN yang tercatat di Kustodian Sentral Efek (KSEI) sebanyak 313 ribu.
Dalam setahun, total nilai SBN yang dibeli melalui Bareksa hingga Desember 2019 meningkat 217%. Pembelian SBN di Bareksa didominasi oleh segmen investor ritel, dengan nilai pembelian kurang dari Rp10 juta per investor. Dengan tingkat keritelan tinggi seperti ini, Bareksa memberikan kontribusi terhadap jumlah investor secara signifikan, rata-rata penetrasi sebesar 10,2% di masing-masing seri.(wn)