JAKARTA (IndoTelko) - Sigfox Indonesia menawarkan peluang bisnis yang besar bagi penyedia solusi Internet of Things (IoT) untuk berkembang di jaringannya.
“Sigfox di Indonesia dapat menjadi sebuah peluang yang sangat besar bagi para solution provider di Indonesia untuk bisa memanfaatkan IoT dalam kehidupan,” ungkap CEO Sigfox Indonesia Johnny Swandi Sjam dalam Launching Sigfox Indonesia 0G Network: We Make Things Alive, pekan lalu.
Pria yang akrab disapa JSS ini menyatakan kata kunci mengembangkan dan mengimplementasikan IoT di Indonseia adalah kolaborasi, bukan hanya pengusaha, tapi juga universitas dan pemerintah selaku regulator. “Sama-sama kita kembangkan IoT bagi peningkatkan kehidupan bernegara,” imbuhnya.
Sigfox berasal dari Perancis untuk menghadirkan jaringan 0G untuk Internet of Things (IoT). Di Indonesia, PT Kirana Solusi Utama ditunjuk untuk menyediakan jaringannya.
Sigfox sudah tersedia di lebih dari 70 negara, jadi perusahaan multinasional bisa memanfaatkan jaringan Sigfox yang berdaya rendah dan biaya rendah karena tidak ada biaya roaming.
Pada tahap awal, jaringan IoT 0G Sigfox tersedia di area Jakarta dan sekitarnya serta Bandung. Kirana Solusi Utama.
Untuk pembuat perangkat, pengembang aplikasi dan mitra System Integrator, Sigfox membuka peluang untuk membangun dan memajukan bisnis IoT dengan menyediakan solusi IoT untuk para pelanggan dan mendorong profesional TI lokal dalam mengembangkan kemampuan mereka melalui ekosistem Sigfox.
Sebagai langkah awal, Sigfox Indonesia akan menawarkan dua perangkat sensor yaitu Personal Tracker, yang dapat dimanfaatkan untuk melacak kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan industri, dan Wallet Tracker yang dapat digunakan sebagai tanda pengenal karyawan yang dapat dipantau melalui aplikasi.
Selain itu, Sigfox juga berupaya membangun ekosistem IoT melalui kolaborasi dan penandatanganan MoU dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia handal dan berkualitas tinggi melalui pendidikan terkait teknologi IoT dan memaksimalkan potensi mereka untuk menciptakan perangkat sensor canggih dan dapat dipasarkan di pasar lokal maupun internasional melalui pasar aplikasi Sigfox yang tersedia di lebih dari 70 negara.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate menyebutkan bisnis Internet of Things (IoT) berharap kehadiran Sigfox akan meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi kepada masyarakat dan membuka peluang untuk menciptakan lapangan kerja.
"Saya sangat berterima kasih dengan kehadiran IoT business di Indonesia, dan mendorong berkembang pesat untuk memastikan pelayanan-pelayanan masyarakat di industri ini berkembang semakin baik. Saya harapkan, Sigfox Indonesia nanti justru menciptakan lapangan pekerjaan yang baru untuk rakyat Indonesia agar kesejahteraan pekerja kita semakin baik," harapnya.
Johnny mengatakan, infrastruktur ICT di Indonesia menjadi perhatian serius pemerintah. Sebab, infrastruktur telekomunikasi merupakan satu dari tiga program prioritas Kementerian Kominfo, berdasarkan arah dan kebijakan Presiden Joko Widodo pada periode kedua kepemimpinannya.
Tiga pesan Presiden tersebut adalah menjaga kedaulatan dan keamanan data negara, termasuk data pribadi warga negara, memerangi siber crime dan mengembangkan industri telekomunikasi dan informatika.
Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo Ismail menambahkan, saat ini Ditjen SDPPI menyiapkan frekuensi yang digunakan dalam bisnis IoT seperti ini sebanyak 920-923 Mhz, yang digolongkan sebagai frekuensi yang tidak berijin, namun dapat digunakan secara bersama-sama.
"Dampaknya IoT ini bisa membantu UMKM dan perusahaan-perusahaan untuk melakukan efisiensi terhadap cost (biaya) yang baik. Karena apa? Karena yang tadinya dilakukan secara manual, sekarang dapat dilakukan secara online, dan bisa juga menggunakan sensor-sensor untuk memantau jarak jauh dan sebagainya, sehingga nanti biaya bisa turun dan produktifitas meningkat. Jadi, manfaatnya untuk bangsa sangat besar," jelas Ismail.(id)