JAKARTA (IndoTelko) - PT. Telekomunikasi Indonesia International (Telin) siap mendukung digitalisasi untuk desa-desa di Indonesia.
Hal itu diungkapkan dalam Webinar dengan tajuk “Pengembangan Desa di Era Digital” yang diselenggarakan Telin dan Swiss German University (SGU) bekerjasama dengan Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Direktur Jendral (Dirjen) Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementrian Desa PDTT, Samsul Widodo menjadi keynote speaker pada webinar ini. Mewakili Telin sebagai perusahaan telekomunikasi global hadir pula CEO Telin, Sukardi Silalahi untuk memberikan rekomendasi untuk desa-desa di Indonesia melakukan digitalisasi khususnya kemajuan desa setempat. Selanjutnya dari SGU hadir Ketua Pengabdian Masyarakat SGU, Tabligh Permana; dan Camat Silahisabungan, Hamaska Silalahi sebagai pelaksana digitalisasi di kecamatan Silahisabungan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari platform inspirasi Universitas Membangun Desa (UMD) yang merupakan kelanjutan dari inisiatif yang dilakukan oleh Telin dan SGU dimana sebelumnya Sukardi juga melakukan sharing kepada warga Kabupaten Dairi, Sumatra Utara.
Sharing session ini dihadiri juga oleh Bupati Dairi, Eddy Keleng Ate Berutu serta warga Dairi dan sekitarnya. Telkom Group melalui Telkomsel dan Telin telah berkolaborasi untuk membangun Digital Centre di kecamatan Silahisabungan dengan membangun Digital Center di sana.
Samsul Widodo menyebutkan digitalisasi desa saat ini sudah dimanfaatkan untuk Sistem Informasi desa yang diamanatkan oleh UU desa no 6 tahun 2014, namun secara luas konsep ini digunakan untuk untuk mempromosikan produk desa, Bumdes dan semua ranah perekonomian dan layanan dasar.
"Desa saat ini secara aktif menggandeng berbagai pihak untuk semakin memajukan tanah air dengan menunjukkan kemampuan dan mengapresiasi kerja masyarakat yang sudah jauh berkembang menuju kesejahteraan. Bahwa saat inilah kita harus membuktikan bahwa desa masih tetap bekerja dengan sungguh-sungguh dan berdedikasi tinggi dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang ada,” katanya.
Sukardi menambahkan dengan keadaan di dunia ini yang semakin disruptif dan semuanya mengarah ke digital, sudah saatnya mengoptimalkan kekuatan desa setempat melalui digital. "Dari pagi sampai kita tidur, pasti lihat handphone, kita gunakan trend ini. Digital farming melalui IoT sudah berhasil dilakukan di negara lain, kini saatnya desa untuk melakukan hal yang sama, mari kita kolaborasi antara perusahaan dengan universitas melalui digitalisasi dari hulu ke hilir,” ujar Sukardi.
Percepatan inisiatif ini juga membutuhkan dukungan dari institusi pendidikan yaitu universitas sebagai gudang dari sumber daya manusia berkualitas yang mampu memberikan kontribusi baik secara praktek maupun literasi sehingga kompetensi yang dimiliki dapat berguna bagi kemajuan desa di Indonesia.
Sementara Tabligh mengatakan pembangunan infrastruktur digital di desa merupakan sesuatu yang penting, namun pemanfaatan hal tersebut untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki desa dan menyesesaikan masalah-masalah yang ada di desa juga tidak kalah penting. Maka peran perguruan tinggi dalam pengkajian dan pengembangan potensi desa dengan berkolaborasi bersama pemerintah daerah dan perusahaan menjadi kunci dalam pengembangan desa yang mandiri secara ekonomi di era digital.
Pada webinar ini hadir pula Camat dari Silahisabungan, Hamaska Presdi Ardianto Silalahi sebagai perwakilan dari kecamatan Silahisabungan, untuk menceritakan testimonial atas hadirnya Digital Center yang difasilitasi oleh Telkomsel. “Silahisabungan merupakan salah satu daerah penghasil bawang merah di Indonesia. Saat ini digital center digunakan para warga khususnya petani bawang merah untuk mengeksplor pengetahuan bertani dan menjual hasil pertanian secara digital,” katanya.
Kolaborasi Kemendesa, Telin, dan SGU ini dilaksanakan secara berkesinambungan dimana masing-masing institusi berperan sesuai dengan ekspertnya untuk menjadikan desa di Indonesia melek digital, dan merealisasikan digitalisasi untuk memproduksi dan menjual komoditi desa masing-masing.(wn)