JAKARTA (IndoTelko) – PT Angkasa Pura II (AP 2) resmi membuka pelatihan berbasis teknologi virtual reality.
Angkatan pertama pelatihan berbasis virtual reality ini adalah 20 orang personel bandara yang bertugas di unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) atau dikenal juga dengan Airport Rescue & Fire Fighting (ARFF).
“Hari ini merupakan pencapaian baru bagi PT Angkasa Pura II di dalam perjalanan transformasi digital yang dicanangkan sejak 4 tahun lalu. Di tengah pandemi ini bukan berarti proses pelatihan dan belajar berhenti, justru sebaliknya kita bisa lebih intens dengan menggunakan teknologi yang salah satunya adalah teknologi virtual reality,” jelas President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.
Menurutnya, teknologi virtual reality untuk pelatihan ini sangat relevan dalam situasi sekarang. Teknologi ini juga mudah dan cepat dipahami rekan-rekan. Penggunaan teknologi virtual reality ini sebagai penegasan PT Angkasa Pura II untuk selalu berkomitmen menjalankan transformasi digital dan selalu menggunakan teknologi-teknologi terkini dalam aktivitas operasional perusahaan sehari-hari.
Pada pelatihan berbasis teknologi virtual reality bagi personel ARFF kali ini, modul yang digunakan adalah Fire Emergency Response sebagai simulasi dalam menangani situasi keadaan darurat di sisi udara Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Lewat modul itu peserta disimulasikan sebagai pengendara kendaraan foam tender merek Oshkosh 3000 yang merupakan salah satu armada utama dalam penanganan keadaan darurat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Modul itu juga memiliki lansekap lengkap sisi udara Soekarno-Hatta seperti runway, taxiway, apron dan sebagainya. Ke depannya akan disiapkan berbagai modul lainnya dalam pelatihan ARFF.
Muhammad Awaluddin mengatakan setelah unit ARFF, pelatihan berbasis virtual reality akan diimplementasikan bagi unit Aviation Security (Avsec) dan Apron Movement Control (AMC).
“Ketiga unit itu yakni ARFF, Avsec dan AMC adalah unit operasi mandatori agar bandara dapat beroperasi dengan standar dan prosedur berbasis 3S + 1CC. Pelatihan berbasis teknologi virtual reality sendiri tidak mengambil alih keseluruhan proses pelatihan, namun melengkapi dan membuat lebih baik,” ujar Muhammad Awaluddin.
Adapun kurikulum dan modul pelatihan berbasis teknologi virtual reality ini berada di bawah kelompok kerja Airport Digital Expedition Academy, yang merupakan bagian dari Airport Learning Center (ALC) PT. Angkasa Pura II.
ALC sendiri dibentuk sebagai Center of Exellence (pusat keunggulan) untuk mencapai tiga tujuan utama yaitu melahirkan pemimpin handal (Center of Chiefship), membentuk personil dengan pengetahuan mendalam tentang layanan bandara (Center of Competence), serta mewujudkan pencapaian standar global melalui sertifikasi kelas dunia di seluruh bandara PT Angkasa Pura II (Center of Certification).
“Seluruh karyawan PT Angkasa Pura II harus memahami adanya konstelasi baru ini, di mana pelatihan berbasis teknologi VR ini akan menjadi hal yang biasa. VR Training di sini mencakup virtual class dan virtual content. Pelatihan dan pembelajaran tidak terbatas ruang lagi, misalnya instrukstur yang berada di Bandara Kualanamu masih tetap bisa memberikan materi bagi peserta pelatihan di Bandara Soekarno-Hatta,” jelas Muhammad Awaluddin.(wn)