JAKARTA (IndoTelko) – Lalu lintas penerbangan di 19 bandara PT Angkasa Pura II (AP 2) pada 28 Oktober 2020 mencapai 110.530 orang dan merupakan yang tertinggi secara harian sejak pandemi COVID-19 melanda.
President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan ramainya penerbangan diikuti juga dengan kesiapan para stakeholder seperti misalnya pihak ground handling, maskapai, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan, hingga TNI/Polri.
“Angkasa Pura II dan seluruh stakeholder telah melakukan berbagai persiapan sehingga ketika puncak arus keberangkatan pada periode libur panjang ini tiba, kami berkolaborasi dalam menjalankan fungsi dan tugas sehingga operasional berjalan lancar dan protokol kesehatan diberlakukan dengan baik,” jelas Muhammad Awaluddin.
Adapun terdapat fakta-fakta menarik yang dapat disimak saat penerbangan di bandara-bandara PT Angkasa Pura II pecah rekor pada 28 Oktober 2020, yakni:
1. Barang bawaan/kopor penumpang pesawat capai 178.508 kilogram
Di Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara terbesar di Indonesia, jumlah barang bawaan/kopor penumpang pesawat yang masuk ke lambung pesawat dan ditangani oleh PT Gapura Angkasa selaku pihak ground handling pada 28 Oktober 2020 mencapai 178.508 kilogram, dengan jumlah koli sebanyak 13.613 koli.
Adapun Angkasa Pura II merupakan pemegang saham pengendali (46,62%) di PT Gapura Angkasa.
“PT Gapura Angkasa melakukan penanganan barang bawaan/kopor yang dimasukkan ke dalam bagasi pesawat, dan hal ini dapat dilakukan dengan baik termasuk pada 28 Oktober saat penerbangan ramai,” ujar Muhammad Awaluddin.
Baru-baru ini, Bandara Soekarno-Hatta bekerja sama dengan Anteraja juga meluncurkan layanan Travylite yang merupakan layanan pengiriman bagasi ke Jabodetabek dan kota-kota besar lain di Indonesia guna memudahkan traveler apabila mengalami kelebihan berat bagasi.
2. Jakarta – Denpasar jadi rute paling sibuk
Pada 28 Oktober 2020, bandara paling sibuk di PT Angkasa Pura II adalah Bandara Soekarno-Hatta dengan jumlah penerbangan mencapai 644 penerbangan. Adapun rute paling sibuk di Bandara Soekarno-Hatta pada tanggal itu adalah dari dan ke Denpasar (73 penerbangan), diikuti dari dan ke Ujung Pandang (50 penerbangan), Surabaya (46 penerbangan), Kualanamu (45 penerbangan) dan Palembang (24 penerbangan).
3. OTP di Bandara Soekarno-Hatta tembus 85,71%
Bandara Soekarno-Hatta pada 28 Oktober melayani 644 penerbangan, dan dari jumlah tersebut sebanyak 552 penerbangan dinyatakan tepat waktu (on time flights) sementara sebanyak 92 penerbangan mengalami keterlambatan (delay flights).
Sehingga, tingkat ketepatan waktu penerbangan (on time performance/OTP) di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 85,71%.
“Tingginya OTP menandakan kolaborasi serta koordinasi yang sangat erat antara PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara dengan maskapai, ground handling, AirNav Indonesia dan stakeholder lainnya,” katanya.
4. Daftar 5 bandara paling ramai
Bandara-bandara PT Angkasa Pura II mengalami peningkatan jumlah penumpang pada 28 Oktober 2020 dibandingkan dengan hari-hari lain di tengah pandemi ini. Lima bandara dengan jumlah penumpang paling banyak pada tanggal tersebut adalah: Bandara Soekarno-Hatta (64.021 orang); Bandara Kualanamu (9.899 orang); Bandara Halim Perdanakusuma (5.180 orang); Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru (4.548 orang); Bandara Minangkabau Padang (3.897 orang).
5. Terdapat 8 penerbangan repatriasi
Di Bandara Soekarno-Hatta, di tengah ramainya penerbangan domestik, pada 28 Oktober terdapat juga sebanyak 8 penerbangan repatriasi yang mengantar pulang WNI ke Tanah Air. Total, pada tanggal tersebut terdapat sekitar 600 orang WNI yang mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dari berbagai negara.
“Bandara Soekarno-Hatta merupakan titik utama kedatangan WNI di Indonesia yang ikut dalam penerbangan repatriasi. Angkasa Pura II dan stakeholder berkomitmen menyambut dengan sebaik-baiknya kepulangan WNI ke Tanah Air,” ujar Muhammad Awaluddin.
Angkasa Pura II saat ini mengelola 19 bandara dan di tengah pandemi COVID-19 berkomitmen untuk menjalankan protokol kesehatan secara ketat sehingga konektivitas udara tetap terjaga dan sektor penerbangan dapat berkontribusi optimal terhadap program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).(wn)