JAKARTA (IndoTelko) – Identitas digital memiliki potensi besar untuk menghadirkan inklusi keuangan bagi masyarakat, serta peran tanda tangan digital dalam keamanan bertransaksi.
“Di era di mana segala transaksi terjadi di dunia digital, semua penyelenggara baik itu bank, atau lembaga fintech, wajib dan penting sekali untuk memastikan kebenaran identitas pengguna layanan Anda,” jelas CEO PrivyID, Marshall Pribadi.
Transaksi di dunia digital memang berkembang pesat, hal ini juga didukung oleh transformasi digital yang gencar dilakukan oleh berbagai lembaga keuangan, termasuk perbankan.
“Dengan transformasi digital, kita bisa menciptakan produk yang lebih koheren dan kohesif yang dibutuhkan masyarakat, tetap comply dengan peraturan dari regulator, menciptakan sumber revenue yang baru dengan lebih cepat, biaya operasional lebih murah, keamanan data dan akurasi identitas nasabah terjamin, serta memberikan customer experience yang lebih baik, sehingga bisa menciptakan inklusi keuangan bagi masyarakat,” jelas Executive Vice President, Digital Center of Excellence Bank BRI Kaspar Situmorang, PMP, ITIL.
Di sisi lain, masih banyak masyarakat Indonesia yang saat ini hanya sebagai pemanfaat teknologi digital, namun belum memahami resiko-resiko yang juga bisa dihadapi, khususnya mengenai perlindungan dan keamanan data pribadi.
Dijelaskan oleh Marshall, identitas digital dapat menjadi alat untuk memastikan keakuratan data pengguna, mencegah adanya penggandaan atau pemalsuan akun, serta mencegah terjadinya hal-hal ilegal seperti pencurian, penipuan, pencucian uang, peretasan, hingga pencurian identitas. Untuk menghindari resiko-resiko tersebut, digital signature yang telah tersertifikasi seperti PrivyID dapat menjadi identitas digital yang terpercaya. Karena, data-data penggunanya seperti NIK dan juga biometric telah terverifikasi ke basis data dari Kementerian Dalam Negeri RI.(wn)