Telkom siapkan sederet solusi IoT untuk industri utilitas

03:01:43 | 20 Dec 2020
Telkom siapkan sederet solusi IoT untuk industri utilitas
JAKARTA (IndoTelko) - PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) telah menyiapkan sederet solusi Internet of Things (IoT) untuk mendukung transformasi digital di industri utilitas.

"Kami mencoba membuat roadmap solusi industri. Dengan beragam industri, perlu ada kustomisasi penerapan di masing-masing industri. Fokus penerapan solusi layanan IoT Telkom Group meliputi segmen enterprise, small-medium enterprise, serta government," ujar Direktur Enterprise & Business Services Telkom Edi Witjara dalam agenda Webinar Smart Utility, belum lama ini.

Sebagai penyedia backbone internet untuk basic penyediaan IoT, Telkom memang sudah menjadi jagoannya. Bagaimana tidak. Sampai saat ini, Telkom telah memiliki 165.879 kilometer fiber optik dari Sabang sampai Merauke. Jarak ini setara dengan 4 kali keliling bumi. Jaringan FO ini telah menghubungkan  496 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Belum lagi jaringan domestik sepanjang 101.179 kilometer, jaringan internasional sepanjang 64.700 kilometer. Ditambah dengan pemanfaatan jaringan satelit yang mumpuni, mulai dari Telkom-2 dengan 24 transponder, Telkom-3S dengan 49 transponder, dan satelit Merah Putih dengan 60 transponder.

Telkom Group memiliki berbagai solusi layanan IoT yang dapat diterapkan di berbagai industri, mulai dari layer device, network, platform dan service, serta platform big data analytic untuk solusi end-to-end customer experience. Untuk layer network, salah satunya adalah teknologi LoRa (Long Range) yang merupakan teknologi transmisi data jarak jauh, hemat baterai untuk IoT di frekuensi 920-923 MHz.  

Diketahui, layanan LoRa ini telah menghubungkan sebanyak 158 juta perangkat ke jaringan di 92 negara dan jumlahnya terus berkembang. Penggunaannya antara lain untuk konektivitas smart home, smart farming sampai dengan smart city. LoRa memiliki jangkauan jarak 5 kilometer di daerah padat penduduk dan 15 kilometer di daerah pedesaan. Konsumsi daya-nya pun rendah sehingga memungkinkan peralatan IoT berbasis baterai bisa bertahan sampai dengan 10 tahun lebih.

Di layer platform, Telkom memiliki ANTARES, platform horisontal IoT yang bersertifikasi internasional dari OneM2M serta mengakomodasi protokol dan standar teknis internasional untuk memastikan interoperabilitas dan konektivitas tanpa batas untuk setiap perangkat yang akan diintegrasikan. Semua komunikasi yang dikirim dari platform ANTARES melalui jalur yang terenkripsi. Infrastruktur pun dikelola 24 jam selama 7 hari sehingga perusahaan bisa lebih fokus mengembangkan bisnis. ANTARES mendukung berbagai perangkat termasuk Arduino, ESP, Android, Raspberry Pi, dan berbagai bahasa pemrograman. Kontrol aplikasi pun tidak hanya melalui dashboard tetapi juga bisa melalui API yang disediakan.

Untuk layer layanan, Telkom juga memiliki solusi layanan asset tracking, airport automation, air pollution monitoring, animal monitoring, precision farming, liquid level monitoring, smart manufacturing, smart lightning, panic button, monitoring logistik/pengiriman, listrik pintar, monitoring gas, pemantauan gunung, pengelolaan sampah, monitoring arus air, sampai dengan deteksi kebakaran.

Senior Executive Account Manager Telkom Meyer Silaban juga menyampaikan bahwa digitalisasi utilitas ini sejatinya digunakan untuk mempermudah operasional serta mengefisiensikan pengeluaran dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

"Ketika kami dipercaya perusahaan seperti PLN, PGN, dan PDAM, maka kami harus memberikan garansi peningkatan kinerja bisnis perusahaan, efektivitas kegiatan operasional, serta kemudahan dan kecepatan dengan adanya monitoring terpusat yang memantau utilitas secara remote. Tujuannya adalah pelayanan pelanggan menjadi lebih baik dan pelanggan harus merasakan dampak digitalisasi secara langsung," kata Meyer.(ad)

Artikel Terkait