JAKARTA (IndoTelko) - PT Indosat Tbk (ISAT) membuat kejutan di awal 2021.
Anak usaha Ooredoo ini
memilih tidak dalam posisi untuk kembali melakukan investasi meluncurkan satelit di masa akan datang setelah waktu operasi satelit Palapa D berakhir di slot orbit 113ºBT.
Hal ini artinya, Indosat melepas operasional slot orbit 113 derajat Bujur Timur (BT), layaknya yang mereka lakukan beberapa tahun lalu dengan slot orbit 150,5 derajat Bujur Timur (BT).
Lantas apa rencana Indosat ke depannya? Kabar menyeruak, anak usaha Ooredoo ini tengah menjajaki kerjasama dengan Google dalam proyek Loon.
Project Loon adalah inovasi penyediaan akses internet dengan mengandalkan penempatan balon-balon di udara yang diibaratkan seperti Base Transceiver Station (BTS).
Chief Legal & Regulatory Officer Indosat Natasha Nababan menyatakan perseroan berkomitmen menunjang interkoneksi di seluruh Indonesia. Saat ini Indosat masih melakukan diskusi tahap awal dengan pihak Google mengenai potensi kerjasama.
"Kami semangat karena upaya awal kami ini juga didorong dan sejalan dengan wacana Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang mendorong interkoneksi hadir hingga daerah pelosok," katanya dalam paparan publik insidentil, kemarin.
Diakuinya, Indosat kedepan tidak akan lagi memiliki dan mengoperasikan satelit karena secara skala ekonomi tidak efisien. "Dulu kita punya lebih dari satu, terakhir sisa satu, jadi tak efisien lagi," katanya.
Rencanananya, sumber daya yang semula di bisnis satelit akan disalurkan ke divisi bisnis utama perseroan.
Rencana Merger
Sementara terkait rencana merger dan akuisisi dengan Tri (3 Indonesia), Director and Chief Financial Officer Indosat Eyas Naif Assaf mengatakan saat ini belum ada kemajuan dari Memorandum Of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh kedua induk perusahaan.
"Belum ada dampak, karena itu secara finansial dan operasional semua masih berjalan normal," katanya.(gp)