JAKARTA (IndoTelko) - Usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia, dan di seluruh Asia Tenggara (SEA), hingga saat ini masih sangat terpengaruh oleh penerapan penguncian sosial yang dipicu oleh pandemi.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia juga menyatakan bahwa COVID-19 berdampak besar terhadap keberlanjutan UKM di dalam negeri, dimana sebanyak 47% dari sektor ini harus gulung tikar akibat pandemi yang berlangsung.
Karena UKM di Indonesia tetap menjadi tulang punggung perekonomian negeri, banyak yang kini mencoba bangkit kembali dengan melakukan transformasi digital. Namun pergeseran proses dan pembayaran dari dunia fisik ke ranah online juga membuka peluang bagi pelaku kejahatan siber yang berbahaya dengan aktivitasnya dalam membidik target.
“Di kawasan Asia Tenggara, sektor UKM menjadi penopang beban yang diakibatkan oleh pandemi. Lebih dari 8 dari 10 UKM dari wilayah tersebut menunjukkan penurunan pendapatan untuk tahun 2020 di awal Mei tahun lalu. Sementara pemerintah dan organisasi keuangan dengan cepat menawarkan bantuan dan skema untuk membangkitkan sektor penting ini kembali melaju, pengalaman kami menunjukkan bahwa teknologi adalah kunci bagi UKM untuk bertahan hidup. Kami memahami sepenuhnya bahwa pemotongan investas dilakukan oleh para pemilik bisnis, tetapi perlu diperhatikan bahwa pelaku kejahatan siber juga bersembunyi di internet. Digitalisasi dengan mengutamakan keamanan siber akan selalu menjadi langkah terbaik dalam melindungi dan menjaga arus kas bisnis Anda,” komentar General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky Yeo Siang Tiong.
Laporan terbaru Kaspersky Security Network (KSN) mengungkap bahwa 3-dari-10 (31%) pengguna Kaspersky di Indonesia hampir terinfeksi oleh ancaman yang ditularkan melalui web selama periode Januari-Desember 2020.
Selama periode ini, produk Kaspersky mendeteksi 34.516.232 malware berbeda yang ditransmisikan melalui Internet pada komputer partisipan KSN di Indonesia. Lebih dari 4.341.000 upaya serangan menargetkan pengguna bisnis di negara ini, 51% lebih banyak dari 2.870.000 insiden yang terjadi di tahun 2019.
Perusahaan keamanan siber global ini juga mengungkapkan bahwa jenis ancaman web teratas yang terdeteksi di kawasan Asia Tenggara tahun lalu adalah:
• malware dalam lalu lintas web selama aktivitas pencarian
• mengunduh program tertentu secara tidak sengaja di internet
• mengunduh lampiran berbahaya dari layanan email online
• aktivitas ekstensi browser, dan
• mengunduh komponen berbahaya dan komunikasi C&C yang dilakukan oleh malware lain
Laporan KSN 2020 juga menunjukkan bahwa produk Kaspersky mendeteksi sebanyak 111.682.011 insiden lokal di komputer partisipan KSN di negara tersebut. Dari total jumlah percobaan, sebanyak 20.264.000 ditargetkan terhadap pengguna bisnis di Indonesia.
Malware lokal adalah perangkat lunak berbahaya yang disebarkan melalui perangkat yang dapat dilepas seperti drive USB, CD, DVD, dan metode offline lainnya. Secara total sebanyak 56,3% pengguna di Indonesia hampir terinfeksi oleh ancaman lokal di tahun 2020 lalu.
“Meskipun terdapat sedikit penurunan pada jumlah total ancaman lokal dan web yang telah kami blokir tahun lalu di Indonesia, penting untuk dipahami bahwa tahun 2020 adalah tahun di mana seluruh aktivitas manusia hampir ditransfer secara online. Ancaman terhadap individu sama berbahaya dengan risiko pada UKM dan perusahaan karena penerapan sistem kerja dari rumah yang sedang berlangsung di negara ini,” kata Territory Manager untuk Indonesia di Kaspersky Dony Koesmandarin.
“UKM membangun grup bisnis terbesar di Indonesia dan telah terbukti berdiri kokoh terhadap berbagai macam guncangan krisis ekonomi, namun hanya 10-11 juta UKM yang terhubung dengan ekosistem digital. Karena digital adalah cara paling aman untuk bergerak maju dalam era pandemi yang terus berlanjut ini, kami di Kaspersky menawarkan solusi yang ramah anggaran dan mudah diterapkan yang dapat secara efektif melindungi arus kas dan reputasi bisnis UKM, sehingga memungkinkan para pelaku bisnis untuk dapat membangun kembali usaha mereka secara online dengan aman,” tambah Koesmandarin.
Untuk membantu UKM dalam masa yang penuh tantangan ini, Kaspersky menawarkan penghematan untuk solusi Kaspersky Endpoint Detection and Response Optimum ((KEDRO) terbaru untuk pelanggan baru dan yang sudah ada, berlaku pada 10-999 node di seluruh wilayah hingga 31 Maret 2021.(ak)