JAKARTA (IndoTelko) – Telkom kembali membuktikan komitmennya yang hadir untuk negeri. Kali ini terkait ketahanan pangan.
Salah satu milestone strategis untuk menciptakan Ketahanan Pangan di Indonesia ditandai dengan Penandatanganan Kontrak antara PT. Telkom Indonesia, Tbk oleh Syaifudin EVP DBS dengan Wiyoto Direktur Utama PT. Mitra Bumdes Nusantara (MBN) tentang Penyediaan Layanan Platform Agree Suite di Telkom Hub Lantai 31 yang disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi RI Budie Arie Setiadi, Komisaris Rizal Mallarangeng, dan Chandra Arie Setiawan serta Direktur EBIS Edi Witjara (EW).
Mengawali sambutannya, Direktur EBIS Edi Witjara (Chief EW) menyampaikan, Telkom dalam perjalananannya hadir mendukung UMKM dan siap selalu memfasilitasi UMKM untuk Go Online dan Go Global. Bahkan untuk tahap awal implementasi memberikannya gratis sampai setelah tumbuh pada kriteria tertentu. “Hari ini sebagai momentum Telkom dan MBN untuk bersama-sama berpartisipasi membantu Negara ber Swasembada Pangan.
Dengan salah satunya melalui implementasi Agree sebagai platform enabler akan membantu validasi petani dan proses budidaya per musim tanam di lapangan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Kami open mind siap untuk menerima feedback yang membangun dari MBN”
Senada dengan Chief EW, Komisaris Rizal juga dalam sambutannya menegaskan Telkom selalu ada untuk membantu UMKM, terutama di ranah strategis yaitu sektor pertanian Indonesia. “Sebagaimana arahan Bapak Presiden bahwa Indonesia harus menjadi negara maju di 2045 (GDP per kapita USD12000 per kepala per tahun) maka Petani harus produktif, bukan full of mechanication tapi full of digitalization.
Sektor pertanian merupakan sektor yang besar di Indonesia (25%) dengan 37 juta orang yang directly bekerja di sektor pertanian, belum lagi yang indirectly dalam ekosistem agriculture. Kesejahteraan petani merupakan salah satu kunci bagi Indonesia untuk menjadi negara maju di tahun 2045. Telkom wajib bergaul dengan Google, Amazon tapi jangan melupakan pondasi ekonomi Indonesia yaitu sektor pertanian.”
Sementara, dalam arahannya, Wamendes mengatakan “Kita harus mempersiapkan digitalisasi ekonomi. Kita harus siap, jangan sampai kita tidak siap, lalu kita kebanjiran produk luar negeri. 90% ecommerce kita barang impor.”
Ditambahkannya, ini akan merusak neraca perdagangan, devisa, dan lain-lain. Kita harus mulai mengakselerasi dalam mewujudkan peningkatan produktivitas dan kualitas barang-barang. “Saya menyambut baik implementasi Agree, agar segera untuk dieksekusi dan diwujudkan. Di tahap awal pasti susah, akan banyak tantangan akan banyak perbaikan. Platform Agree dengan Mitra BUMDes Nusantara diharapkan memperkecil kesenjangan desa dengan kota dimana dari data PDB, ekonomi kota 86% desa 14%, hal yang cukup miris. Agar Indonesia maju, maka desanya harus maju. Desa penduduk 46%. Jika desa naik 3 kali lipat, maka diyakini Indonesia akan lebih maju,” tegasnya. Warga harus sejahtera, jangan sampai hasil pertaniannya tambah banyak, tapi petaninya miskin. Tujuan utama kita adalah mensejahterakan petani. Petani kaya, produknya berkualitas. (sg)