JAKARTA (IndoTelko) - Menurut temuan penelitian, para scammer menjadi faktor penghalang seseorang untuk memulai menggunakan layanan aplikasi kencan. Secara khusus, sebanyak 38% responden takut menggunakan aplikasi kencan, karena mereka khawatir menjadi korban para penipu online, dan 34% mengungkapkan bahwa mereka tidak mempercayai orang-orang dalam aplikasi kencan. Meskipun begitu, hanya 15% responden yang menjadi sasaran para pelaku kejahatan siber, dan 31% yang mengontak para scammers berhasil menghindari serangan.
Jutaan orang telah menggunakan aplikasi kencan online atau situs jejaring sosial untuk mencari pasangan. Tetapi alih-alih menemukan cinta, banyak orang justru menemukan para scammers yang mencoba menipu mereka untuk memberikan sejumlah uang. Scammers memiliki ketertarikan tertentu pada layanan kencan karena mereka tahu bahwa orang-orang di platform tersebut bertujuan mencari koneksi pribadi dan memanfaatkan kesempatan tersebut.
Dari semua jenis bahaya yang berbeda pada aplikasi kencan, pengguna paling sering berhadapan dengan catfishing (menipu dengan berpura-pura memiliki ketertarikan terhadap seseorang) (51%), tautan atau lampiran berbahaya (21%) hingga pencurian identitas (17%).
Mereka yang terhindar dari serangan diantaranya; berhasil mengidentifikasi penipu dengan profil mencurigakan dan tampak palsu (50%); sangat berhati-hati dan tidak pernah mengirim uang ke plattform aplikasi kencan (49%); atau memperhatikan dengan seksama pesan yang mencurigakan (47%). Hampir seperlima (21%) responden juga muncul kecurigaan ketika scammer menolak untuk melakukan panggilan video.
Kurangnya privasi juga merupakan masalah serius dalam sebuah aplikasi kencan. Sebanyak 26% responden khawatir data pribadi mereka akan beredar secara online karena menggunakan aplikasi tersebut. Selain itu, 19% pengguna menghapus layanan kencan online karena ingin menjaga informasi pribadi mereka lebih aman.
“Berkencan online dapat dianggap sebagai petualangan yang berisiko, karena pada awal perkenalan Anda tidak mengetahui informasi apapun tentang satu sama lain. Namun, dengan selalu memperhatikan beberapa tanda bahaya dapat membantu Anda tetap waspada dan mengawasi perilaku digital teman online Anda. Jika mereka meminta sejumlah uang atau detail pribadi pada hari pertama atau kedua kencan online, lebih baik pertimbangkan apakah komunikasi tersebut layak untuk dilanjutkan. Selain itu, menerapkan langkah keamanan dasar dapat menjadi cara yang
berguna untuk menjaga pengalaman kencan online Anda tetap aman dan menyenangkan,” komentar Peneliti keamanan Kaspersky David Jacoby.
Dikatakannya, siapa pun yang menjelajah ke dalam aplikasi kencan, pada prinsipnya telah bersedia membuka dan mengungkapkan informasi pribadi hingga batas tertentu. Bagaimanapun, untuk mengenal satu sama lain membutuhkan kesediaan untuk berbagi detail tentang diri Anda. Namun di saat keterbukaan ini diiringi dengan kurangnya rasa waspada sehingga membuat Anda tidak berdaya, dan berhasil di eksploitasi oleh para penipu online, maka ini akan menimbulkan risiko besar lainnya. Dalam pertemuan analog, kita dapat berusaha mengenali apakah seseorang memiliki niat baik atau buruk. Tapi ini mungkin juga masih dapat menimbulkan celah, karena scammer berpengalaman bisa menyamar dengan sangat baik.
“Teknologi baru memainkan peran ambivalen. Di satu sisi, ini adalah media pilihan, dan banyak orang sekarang tahu bagaimana melindungi diri mereka. Di sisi lain, orang juga menyadari bahwa terdapat banyak cara (canggih) untuk menyalahgunakannya. Untuk melindungi diri sendiri, Anda perlu mengenali apa yang diincar para penipu online. Uang? Data? Identitas? Atau apakah orang tersebut ingin menguntit atau melakukan pemerasan kepada Anda secara emosional? Dalam situasi seperti saat ini, Anda juga harus mempertanyakan diri sendiri, mengapa informasi ini penting bagi orang lain? Apakah mereka menanyakan tentang situasi keuangan Anda, kesehatan, peristiwa penting baru-baru ini, posisi di perusahaan, permintaan foto tidak pantas, permintaan untuk menghubungkan dengan teman, informasi rahasia, dan masih banyak lagi. Diperlukan kehati-hatian yang besar dan jika ini diikuti perasaan tidak nyaman yang berkelanjutan, hubungan tersebut harus segera diakhiri,” komentar terapis Birgitt Hölzel dan Stefan Ruzas dari Munich practice Liebling + Schatz.(ak)