JAKARTA (IndoTelko) - Quincus, perusahaan platform SaaS (software as a service), mengumumkan berakhirnya putaran pendanaan Seri B dengan nilai yang dirahasiakan. Pendanaan Seri B ini melambungkan valuasi perusahaan hingga lebih dari US$ 100 juta (setara Rp 1,4 triliun).
Putaran pendanaan ini dipimpin oleh UP.Partners - perusahaan modal ventura asal Amerika Serikat yang berfokus pada pendanaan perusahaan kelistrikan dan mobilitas - dan partisipasi dari investor tetap GGV Capital - perusahaan modal ventura global terkemuka yang mengelola permodalan sebesar US$ 9,2 triliun dan juga telah berinvestasi di perusahaan raksasa teknologi ternama seperti Airbnb, Alibaba, Grab dan Slack.
Sejak didirikan pada 2014 oleh Jonathan Savoir dan Katherina-Olivia Lacey, Quincus telah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan e-commerce terkemuka, perusahaan logistik, dan maskapai penerbangan demi memecahkan masalah rantai pasok mereka secara global.
Pendanaan ini memungkinkan Quincus untuk mengakselerasi pertumbuhan perusahaan dengan berinvestasi pada upaya perluasan pasar dan pengembangan teknologi. Pendanaan tersebut diraih dalam jangka waktu sembilan bulan setelah Quincus menutup pendanaan Seri A pada Januari 2021 - yang dipimpin oleh GGV Capital, Masik Enterprises, dan Aletra Capital Partners. Sejak awal tahun ini, Quincus telah mencatatkan pertumbuhan pada sektor pengiriman hingga 600% di 48 negara. Quincus juga terus menumbuhkan daya tarik terbaik bagi sumber daya manusia, pelanggan, dan volume transaksi gross. Perusahaan hingga kini telah mencatatkan transaksi hingga lebih dari 70 juta pengiriman per bulan, dan menganalisa sejumlah lebih dari 1,4 kuadriliun poin data.
"Terdapat sebuah peluang besar di sektor rantai pasok dan logistik, saat industri ini menjalani digitalisasi yang dipengaruhi oleh aktivitas perdagangan global dan lokal, serta pandemi yang sedang berlangsung. Saat ini, berbagai perusahaan merasakan urgensi untuk menawarkan layanan yang lebih baik dan lebih cepat guna memenuhi permintaan dari konsumen dan bisnis, sambil menjaga agar biaya operasional tetap efisien. Terlebih lagi, terdapat kebutuhan mendesak untuk sebuah rantai pasok yang lebih ramah lingkungan karena faktor Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola Perusahaan (Environmental, Social and Corporate Governance) yang telah menjadi prioritas utama bagi kebanyakan bisnis akhir-akhir ini. Quincus berada di posisi yang tepat untuk memberikan solusi yang relevan bagi segala jenis perusahaan, baik besar maupun kecil, guna mencapai sasaran rantai pasok mereka dengan aplikasi teknologi sederhana kami yang siap pakai,” kata Chief Executive Officer dan Co-founder Quincus Jonathan E. Savoir.
Quincus berkantor pusat di Singapura dan memiliki kehadiran global di negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Meksiko, Taiwan, Vietnam, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, dan Inggris. Quincus kini hendak mengembangkan tim mereka hingga mencapai target lebih dari 400 karyawan guna mendukung operasional di kantor-kantor yang baru diluncurkan seperti Vietnam, Filipina, Thailand dan Timur Tengah, serta Meksiko pada akhir tahun ini. Perusahaan juga berencana untuk berekspansi ke pasar-pasar baru seperti Amerika Utara, Korea Selatan dan Jepang pada 2022 mendatang.
Dalam perihal investasi teknologi, Quincus akan lebih lanjut meningkatkan penawaran pengiriman multi-mile dengan memperkuat visibilitas real-time dan platform optimisasi pembelajaran mesin (machine learning). Investasi tersebut akan membantu Quincus membangun ekosistem rantai pasok yang lebih kuat dan terhubung, memungkinkan operator pengiriman, maskapai penerbangan, dan operator rantai pasok untuk mengoptimalkan dan mengangkut pengiriman mereka melalui jaringan multi-moda dalam tahap pengiriman baik awal (first-mile), menengah (mid-mile) dan terakhir (last-mile).
“Kami yakin dengan pendekatan yang dilakukan Quincus pada inovasi teknologi rantai pasok dapat meningkatkan kualitas pergerakan logistik barang dan pasar sedunia dan nantinya mendukung pertumbuhan ekonomi. Dengan keuntungan sumber data yang dimiliki Quincus, dimana data tersebut terkonsolidasi, dianalisis, dan disajikan dalam satu dashboard, pelanggan akan memiliki kesempatan untuk membuat keputusan lebih baik dalam situasi yang kompleks sekalipun, seperti mengaplikasikan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak lingkungan. Kami merasa terhormat karena mendapat dukungan dari para investor yang percaya pada teknologi kami. Kami berharap untuk dapat memanfaatkan keahlian mereka untuk menciptakan inklusivitas teknologi di wilayah-wilayah yang mungkin belum memiliki akses ke teknologi yang mereka perlukan,” kata Chief Product Officer dan Co-founder Quincus Katherina-Olivia Lacey.
Saat ini, pelanggan Quincus mampu menjadi yang terdepan dalam persaingan dengan memanfaatkan kemampuan pembelajaran mesin platform Quincus untuk menganalisis dan memproses 160 juta bisnis dan 1,4 kuadriliun rute global pada superkomputer. Misalnya, platform Quincus dapat memberikan update real-time seputar disrupsi rantai pasok, memungkinkan para pelanggan untuk membuat keputusan penting pada mobilitas barang dan memastikan langkah terbaik kedepannya.
Dengan kepercayaan kuat akan pendekatan yang mengutamakan individu, Quincus menjalankan berbagai inisiatif seperti Women@Q, Q Health&Fitness, Q Academy dan Q Business untuk mendukung keterlibatan dan pertukaran pengetahuan antar tim, terlepas dari kebangsaan dan latar belakang mereka. Quincus berharap dapat membangun sebuah lingkungan yang mengutamakan kerja sama tim, pertumbuhan, dan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan, yang memperkuat persahabatan dan sinergi dalam tim Quincus.(ak)