telkomsel halo

Paper.id ajak pelaku bisnis percepat penerapan supply chain digital

04:28:21 | 27 Okt 2021
Paper.id ajak pelaku bisnis percepat penerapan supply chain digital
Logistik (Ilustrasi)
JAKARTA (IndoTelko) - Paper.id sejak awal bulan ini hingga akhir bulan menggelar webinar berseri.  Menggandeng berbagai institusi ternama, sebut saja GAPMMI, ISCEA, Crowe Indonesia, Bincang Supply Chain, dan Politeknik Praktisi.  Acara ini ditargetkan bagi pebisnis dan kaum profesional yang berkecimpung di dunia supply chain. 

Saat ini acara sudah masuk seri ketiga, dan telah diikuti lebih dari 700 peserta yang datang dari berbagai industri seperti FMCG, logistik, perusahaan multinasional, e-commerce, serta asosiasi ahli supply chain.  Webinar ini menjadi wadah informasi serta diskusi yang menghadirkan berbagai sosok penting yang telah berpengalaman di masing-masing bidang, seperti Presiden ISCEA Indonesia Prof. Nyoman Pujawan, Ex-Direktur Eksekutif Nielsen Yongky Susilo, CTO Sirclo Muljadi Teo, CEO Ritase Iman Kusnadi, Digital Native Reps Google Cloud Asryan Aghati, Lead Partner Technology Services Crowe Indonesia Marko Suswanto, CTO Paper.id Yosia Sugialam, dan lainnya. 

Dipaparkan dalam diskusi ini salah satunya bahwa pandemi COVID-19 memberikan efek besar dalam berbagai industri. Sebagai contoh, sebagian besar pelaku usaha di industri logistik merasakan masalah, seperti pengiriman barang menjadi telat serta biaya operasional yang membengkak. Selain itu, pandemi juga memaksa semua orang untuk melakukan segala aktivitas di rumah, termasuk belanja secara online. 

Hal inilah yang membuat pelaku usaha mengubah proses bisnis konvensional ke digital. Selama ini, digitalisasi masih berjalan lambat. Namun, dengan adanya pandemi COVID-19, hal ini menjadi titik percepatan untuk menerapkannya dalam proses bisnis. 

Dikatakan Yongky Susilo, krisis yang terjadi sekarang berbeda dengan krisis sebelumnya, dimana banyak orang hanya dapat beraktivitas di dalam rumah saat ini. Hal ini mengubah pola pikir dan gaya hidup yang sekaligus mendorong para pebisnis untuk mengotomasi bisnis mereka agar bergerak lebih cepat dalam menerapkan digitalisasi sebagai investasi masa depan. 

Namun hal ini juga perlu didukung dengan berbagai faktor, seperti infrastruktur, kebijakan, dan skill individu. Sementara, Marko Suswanto mengatakan, baik individu maupun perkembangan teknologi harus berjalan berdampingan. Kenyataannya, perkembangan teknologi yang sekarang bertumbuh sangat kencang dan tidak diiringi dengan peningkatan kemampuan individu dalam mengoperasikannya. 

“Dengan adanya teknologi yang berkembang kencang dan skill individu yang mumpuni, hal ini dapat menciptakan sebuah consumer journey yang nyaman dan transparan” imbuh Muljadi Teo dan Marko Suswanto. Yang harus diperhatikan adalah, keberhasilan penerapan digitalisasi tidak hanya diukur hanya dari pergantian kebiasaan dari penggunaan kertas ke digital. Asryan Aghati melihat bahwa “Para pebisnis juga perlu menerapkan otomasi untuk mengubah proses operasional bisnis mereka menjadi lebih efisien dan efektif”.

Nah, momen ini perlu dimanfaatkan oleh para pebisnis guna melakukan digitalisasi sebagai bentuk investasi di masa yang akan datang. Dengan begitu, opportunity cost bisnis akan berkurang drastis, pengelolaan bisnis akan berjalan lebih efektif dan meningkatkan tingkat kompetitif perusahaan di masa yang akan datang. 

Pun pendapat Prof. Nyoman Pujawan, dimana ia mengatakan bahwa pengelolaan arus kas dipengaruhi oleh dua elemen, pendapatan dan biaya. Jika keduanya dapat dikontrol dengan mekanisme supply chain yang baik, keuangan perusahaan akan menjadi sehat serta meningkatkan efektivitas komunikasi antar divisi dalam operasional bisnis.

Ditambahkan Yosia Sugialam, komunikasi bukan sekedar dari hubungan internal perusahaan saja, tapi juga dari eksternal, hubungan antara buyer dan supplier. Menurutnya, proses transaksi antara buyer dan supplier bisa berjalan lebih efektif dengan menggunakan faktur & pembayaran digital untuk mempermudah transaksi antara buyer dan supplier hingga mendapatkan akses pendanaan usaha yang lebih mudah untuk bisnis. Hal ini diyakini bisa menjadi faktor penting guna mendongkrak perkembangan bisnis terutama di saat pandemi ini. 

Penerapan digitalisasi di supply chain, beragam proses operasional bisnis dapat berjalan lebih cepat dengan hasil yang lebih maksimal, salah satunya proses penagihan. Di kala pandemi, proses penagihan berjalan lebih lambat. Banyak pebisnis meminta untuk memperpanjang tempo agar kas bisnis tetap aman. 

Solusinya adalah supply chain financing, yang  dapat digunakan untuk memberikan pendanaan usaha, agar bisnis tetap berjalan lancar, terutama bagi UMKM. Lalu, bagaimana peran supply chain financing dalam meningkatkan ketahanan bisnis selama pandemi? 

GCG BUMN
Selanjutnya, webinar seri terakhir akan digelar pada pada 28 Oktober mendatang yang akan digelar pukul 19.00 Wib dengan tema “Supply Chain Digital Ready”. (sg)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories
Data Center Service Provider of the year