Strategi perusahaan “kekinian” hingga jadi incaran Jobseeker

04:29:00 | 02 Nov 2021
Strategi perusahaan “kekinian” hingga jadi incaran Jobseeker
JAKARTA (IndoTelko) - Besarnya perusahaan teknoogi seperti Google, Gojek, dan Tokopedia dan jadi incaran untuk bekerja dalam beberapa tahun terakhir disebabkan karena tengah berkembangnya bisnis digital, budaya organisasi serta benefit yang ditawarkan perusahaan jadi daya tarik tersendiri. 

Dikatakan Group Chief Operating Officer VENTENY Damar Raditya, perusahaan-perusahaan tersebut punya strategi tersendiri dalam menerapkan budaya organisasi. Ada beberapa strategi yang digunakan oleh mereka, antara lain : 

Pertama, menentukan nilai-nilai yang jelas untuk seluruh karyawan. Nilai-nilai tersebut dapat berupa kebijakan yang bersifat wajib, atau kebiasaan yang pada akhirnya membentuk budaya di lingkungan kerja. Misalnya, Tokopedia memiliki nilai yang disebut ‘3 DNA’ bagi seluruh karyawannya, yaitu focus on consumer, growth mindset, dan make it happen make it better.  Agar tidak sekedar menjadi jargon, perusahaan harus memastikan karyawan mengerti makna di balik nilai-nilai tersebut serta kaitannya dengan tujuan perusahaan.

Kedua, memahami kebutuhan dan keinginan karyawan sebagai bagian dari motivasi bekerja. Bentuknya mulai dari memberikan gaji dan tunjangan yang sepadan dengan tanggung jawab, menyediakan fasilitas-fasilitas utama hingga penunjang gaya hidup, serta pengelolaan jam kerja guna mendorong terwujudnya work life balance. Kehadiran perusahaan dalam pemenuhan hal-hal tersebut mampu memotivasi karyawan untuk mengerahkan potensi terbaiknya bagi perusahaan.

Ketiga, peran perusahaan dalam menciptakan employee happiness kepada karyawan. Google misalnya, mereka meyakini kreativitas dan produktivitas individu lahir dari lingkungan kerja yang menyenangkan. Untuk itu, Google memilih menyediakan perks atau fasilitas ekstra yang bisa dinikmati karyawan sehari-hari seperti ruang istirahat, makan gratis, dan permainan di kantor, dibandingkan mengadakan kegiatan rekreasi (outing) karyawan. 

Budaya progresif tersebut tak lepas dari pengaruh generasi millennial dan generasi Z yang kini mendominasi angkatan kerja. “Generasi tersebut punya sudut pandang dan karakter yang bisa menjadi kekuatan bagi perusahaan. Mereka progresif, terbuka dengan perubahan, dan sadar dengan kualitas dirinya. Alih-alih terus mempertajam generation gap, perusahaan bisa belajar dari keunggulan mereka dalam menginspirasi budaya organisasi baru. Karena, nantinya juga akan menguntungkan perusahaan ke depannya.” jelas Damar.

Biasanya, sebagai pencari kerja mereka cenderung mempertimbangkan perusahaan yang mendukung peningkatan kualitas mereka sebagai individu, selain faktor-faktor konvensional seperti gaji dan jabatan, selain yang bisa membawa pengaruh dalam budaya organisasi.

Tidak Semua Perusahaan Punya Privilege Melakukan Transformasi Budaya
Sebagai perusahaan HR-tech super-app, VENTENY memahami tidak semua perusahaan memiliki privilege dalam mengubah budaya organisasi, atau menawarkan benefit yang peka terhadap perkembangan kebutuhan generasi muda. Perusahaan dengan budaya organisasi yang sudah berjalan tahunan serta memiliki jumlah karyawan yang besar, perlu dialog internal serta adaptasi yang panjang dalam melaksanakan transformasi budaya. 

Ditambahkannya, keterbatasan data dan anggaran, kemudian tipe model bisnis, juga menjadi tantangan dalam melakukan transformasi budaya. Menyediakan fasilitas olahraga dan makan gratis tentu membutuhkan anggaran operasional perusahaan yang tidak sedikit. Tidak semua model bisnis perusahaan juga dapat menerapkan remote working, contohnya industri-industri konvensional seperti manufaktur dan konstruksi yang membutuhkan kehadiran fisik dalam bekerja.

Damar mengatakan, “Memperbaiki budaya organisasi tidak selalu harus dengan perubahan drastis. Kami ingin perusahaan-perusahaan besar dengan kultur yang sudah mengakar bertahun-tahun bisa beradaptasi dengan perubahan zaman, dan mempertahankan daya saingnya juga di pasar tenaga kerja. Tantangan tersebut yang mendorong kami berinovasi menciptakan super app human resources management berbasis teknologi yang tidak terbatas pada urusan administrasi, melainkan kebutuhan yang progresif seperti employee happiness. Perusahaan bisa mulai membuat perubahan dengan mengadopsi layanan HR-Tech seperti VENTENY dalam memenuhi kebutuhan karyawannya.”

Inovasi dari VENTENY sendiri adalah fitur V-Merchant yang hadir untuk memenuhi gaya hidup pekerja masa kini, baik dari aspek kesehatan, hiburan, makanan dan minuman, hingga kebutuhan sehari-hari. Perusahaan dapat memanfaatkan V-Merchant sebagai alternatif penyediaan benefit bagi karyawan tanpa harus membangun fasilitas atau infrastruktur tertentu. 

Fitur ini hadir dalam bentuk voucher discount yang bisa digunakan karyawan. Meski tidak ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan, namun benefit tersebut memberikan nilai eksklusif yang membedakan karyawan tersebut dengan karyawan perusahaan lainnya.

Pemilihan mitra merchant yang dilakukan VENTENY juga melihat dari demand dan tren gaya hidup generasi muda. Contohnya, VENTENY memahami kegemaran konsumsi kopi di kalangan karyawan, maka VENTENY bermitra dengan beberapa brand kopi favorit yang bisa jadi pilihan karyawan. (ak)

Artikel Terkait