JAKARTA (IndoTelko) - Lembaga riset International Data Corporation (IDC) memprediksi penjualan smartphone di Tanah Air tumbuh 8% di 2022 dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 40,9 juta. Para vendor smartphone mulai menambah stok sebelum memasuki masa Ramadan 2022.
“Vendor juga mulai mempersiapkan diri menghadapi perubahan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan menghadapi kenaikan pajak penghasilan (PPN) menjadi 11% mulai April 2022,” kata Associate Market Analyst IDC Indonesia Vanessa Aurelia, kemarin.
Dikatakannya, meskipun sebagian besar vendor smartphone telah mempersiapkan diri untuk menghadapi peningkatan TKDN, masih ada ketidakpastian untuk lini produk ponsel kelas premium (higher-end) yang kemungkinan akan diatur lebih ketat oleh pemerintah.
“Karena itu, ada kemungkinan distributor smartphone akan menumpuk stok sebelum pajak dinaikkan dari 10% ke 11%,” katanya.
Sebelumnya, penjualan smartphone di Indonesia mencapai 40,9 juta unit pada 2021, tumbuh 11% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Secara keseluruhan tahun 2021, OPPO kembali menjadi pemain nomor satu setelah sempat digeser oleh Vivo tahun sebelumnya. OPPO mencatat perumbuhan YoY sebesar 3% dengan fokus lebih besar pada segmen low-end (US$ 100 < US$ 200).
“Tahun lalu, OPPO juga menjadi penguasa pangsa pasar low-end dengan penguasaan pangsa pasar sebesar 28%, lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 24%,” ungkap Vanessa.
Di sisi lain, OPPO memiliki lebih sedikit smartphone 5G pada portfolionya dibandingkan pemain top lain pada 2021. Sebagian besar smartphone OPPO yang berada di rentang harga US$ 400 ke atas sudah memiliki kapabilitas 5G. Tetapi, tidak banyak yang memiliki fitur serupa pada rentang harga di bawahnya.
Beikutnya, Xiaomi berhasil membukukan pertumbuhan tertinggi pada 2021 di antara kelima pemain top meskipun pengirimannya sempat terhambat pada paruh kedua 2021 karena kendala pasokan. Pertumbuhan didukung oleh ekspansi penjualan offline Xiaomi yang terus berlanjut ditambah meningkatnya pengiriman pada sub-brand POCO.
Seri Redmi 9 menjadi kontributor terbesar dari pengiriman tahunan Xiaomi. Ditambah lagi, Xiaomi sukses mengembangkan portofolio mid-range dengan kisaran harga US$ 200 < US$ 400 melalui seri Redmi Note 10 dan seri X3 dari POCO.
Kemudian, Vivo menguasai posisi ke-3 pada 2021 melalui produk Y12s dan Y20 sebagai kontributor utama. Vivo mempertahankan kekuatannya di segmen low-end dengan kisaran harga US$ 100 < US$ 200, namun mengalami penurunan pada segmen harga yang lebih tinggi.
Lalu, Samsung menempati posisi ke-4 pada 2021 dengan pertumbuhan terjadi pada setiap kuartalnya kecuali kuartal III. Samsung Galaxy Z Fold3 menjadi “kartu AS” Samsung dalam penguasaan segmen ultra-premium dengan kisaran harga > US$ 1.600. Model Galaxy A52s juga membantu Samsung dalam memperkuat posisinya di segmen mid-tohigh-end (US$ 400 < US$ 600).
Sementara itu, Realme berhasil mempertahankan posisi ke-5 tahun 2021. Realme C11 (2021) merupakan model yang paling laku terjual. Ponsel ini merupakan versi terbaru dari realme C11 sebelumnya, namun menggunakan chip dari UNISOC untuk menjaga kestabilan pasokan.
Selain menghadapi tantangan pasokan, Realme juga melakukan transformasi saluran distribusi untuk membangun operasional yang lebih tangguh seiring dengan usaha mendiversifikasi portfolionya.(wn)