JAKARTA (IndoTelko) — International Data Corporation’s (IDC) Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker mengungkpkan mengawali tahun 2022, pasar smartphone di Indonesia terlihat lesu dengan penurunan sebesar 17.3% YoY (year over year) dari tahun sebelumnya, serta 13.1% QoQ (quarter over quarter) dibandingkan kuartal sebelumnya yakni mencapai 8.9 juta unit di 1Q22.
Penurunan ini disebabkan oleh rendahnya daya beli masyarakat akibat adanya peningkatan harga barang seperti bensin dan komoditas (termasuk telepon genggam), serta kurangnya pasokan smartphone pada segmen entry-level di pasar.
Smartphone pada rentang harga US$200 kebawah mengalami pasokan yang ketat menyusul kendala pasokan chipset 4G low-end, berimbas pada penurunan di segmen ini yakni sebesar 22% YoY. Drastisnya penurunan ketika dibandingkan secara YoY disebabkan karena adanya normalisasi jumlah permintaan setelah meredanya faktor pendorong pertumbuhan yang terkait dengan pandemi. Kombinasi dari beberapa faktor inilah yang memberikan teknanan tambahan pada kuartal yang biasanya rendah secara musiman.
IDC memperkirakan adanya penurunan pengiriman smartphone pada 2Q22 jika dibandingkan dengan 2Q21. Bulan Ramadan turut memberikan dorongan yang cukup baik sepanjang April 2022. Selain itu, diwajibkannya Tunjangan Hari Raya (THR) pada bulan yang sama turut memberikan dana tambahan untuk konsumen. Meski begitu, dana tambahan ini bisa jadi tergerus, seiring dengan naiknya pajak pertambahan nilai (PPN) dari 10% menjadi 11%, terhitung sejak 1 April 2022, yang turut berimbas pada kenaikan harga barang, termasuk harga bahan bakar non-subsidi yakni Pertamax.
“Kenaikan harga diperkirakan akan memberikan tekanan lebih pada daya beli masyarakat. Di sisi lain, ada kemungkinan vendor tidak dapat menyerap kenaikan harga jika melewati batas tertentu. Hal ini berpotensi meningkatkan harga jual rata-rata,” ujar Associate Market Analyst, IDC Indonesia Vanessa Aurelia.
Secara keseluruhan, jumlah pengiriman smartphone pada tahun 2022 diperkirakan akan sama dibandingkan dengan tahun 2021.
Samsung berhasil menempati posisi puncak pada 1Q22 setelah dua setengah tahun. Samsung merilis beberapa model utama seperti seri flagship Galaxy S22 dan model Galaxy A03, serta beberapa model dari seri Galaxy A lainnya. Galaxy A53 5G, A52s 5G, dan seri S22 yang baru dirilis turut meningkatkan pangsa Samsung di segmen 5G hingga 40%.
OPPO menempati posisi kedua pada kuartal ini dengan model A95 dan A76 sebagai pendorong utama. Kedua model tersebut, serta berbagai model midrange yang baru rilis di 1Q22, sukses menumbuhkan segmen midrange OPPO (US$200–US$400) sebesar 67% QoQ. Pengiriman 5G OPPO dari seri Reno dan Find X, meningkat sebesar 56% QoQ. Namun, pangsa OPPO dalam segmen 5G menunjukan pertumbuhan yang lebih rendah yakni sebesar 3.7% di 1Q22, jika dibandingkan dengan 1Q21 yang menunjukan pertumbuhan sebesar 26.4%, seiring dengan perluasan portofolio 5G oleh vendor-vendor lain.
vivo mengisi urutan ketiga pada 1Q22 dengan model Y15s dan Y21 sebagai pendorong utama. vivo juga berhasil mengembangkan segmen midrange mereka yang dipimpin oleh model Y33s dan V23e, serta didukung oleh model Y75 dan V23 yang baru saja dirilis. Sementara itu, pangsa segmen ultralow-end (dibawah US$100) vivo mengalami penurunan secara signifikan akibat pengurangan pengiriman Y1s pada 1Q22. vivo merilis lebih banyak model 5G midrange pada 1Q22, dan berhasil menggandakan pengiriman 5G mereka QoQ.
Xiaomi mempertahankan posisi keempat pada kuartal ini meski mengalami kesulitan pasokan selama dua bulan pertama pada kuartal ini. Seiring dengan meningkatnya pasokan di bulan Maret, Xiaomi berhasil meningkatkan segmen low-end (US$100–US$200) dan segmen midrange secara signifikan. Pengiriman 5G Xiaomi juga meningkat tajam dengan bantuan seri Redmi Note 11 dan Poco M4 Pro yang baru rilis, membantu Xiaomi mempertahankan posisinya sebagai pemain terbesar kedua di segmen smartphone 5G.
realme kembali mempertahankan posisi kelima di 1Q22. Setelah selesai reformasi system distribusi mereka, realme merilis beberapa model kunci. Seri realme 9 Pro+ yang baru dirilis membantu realme mengembangkan segmen midrange dan pengiriman 5G mereka secara signifikan. Realme juga merilis model GT2 Pro, yang merupakan perangkat high-end pertama mereka. Pada sisi lain, segmen low-end realme tetap kuat, dengan C25Y dan C21Y sebagai model utama pada segmen tersebut, dibantu dengan model lainnya yang baru dirilis pada kuartal ini.(wn)