JAKARTA (IndoTelko) - Dana pensiun merupakan investasi jangka panjang yang perlu disiapkan sejak dini.
Pluang sebagai aplikasi investasi multi-aset terdepan di Indonesia turut mendukung Rakernas Perkumpulan DPLK (PDPLK) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bertajuk “Optimalisasi Pemasaran dan Edukasi DPLK dalam Memfasilitasi Kebutuhan Program Pensiun Pekerja di Indonesia” pada 9-11 Juni lalu.
Rakernas PDPLK ini juga dihadiri oleh Kepala Departemen IKNB OJK Ahmad Nasrullah dan Ketua Umum PDPLK Nur Hasan Kurniawan.
"Masa pensiun sejahtera dan bebas dari beban finansial merupakan idaman semua orang. Dengan menentukan tujuan pensiun sedari dini dan mengenal bentuk investasi di platform digital, para peserta dana pensiun bisa memiliki pilihan lebih luas untuk mendiversifikasi aset investasinya dan memilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko masing-masing. Misalnya peserta dana pensiun bisa memilih instrumen investasi yang laju keuntungannya lebih cepat dari laju inflasi untuk terhindar dari depresiasi nilai aset,” kata Director of Business Development and Partnerships Pluang Andreas Agung Hendrawan.
Para pelaku industri DPLK berfokus untuk untuk menggalakan digitalisasi akses layanan dana pensiun untuk mempermudah akses menjadi peserta dana pensiun. Pada momen ini Pluang berkesempatan memperkenalkan inovasi produk dana pensiun berbasis teknologi yang dapat meningkatkan daya tarik layanan dana pensiun untuk masyarakat Indonesia.
"Rakernas ini merupakan wadah koordinasi para pelaku industri DPLK agar mampu menjaga pertumbuhan yang bagus selama ini. Kedepannya DPLK harusnya bisa memfasilitasi edukasi literasi keuangan dan mengembangkan inovasi produk digital, termasuk perlindungan konsumen” ujar Kepala Departemen IKNB OJK Ahmad Nasrullah.
Sementara itu, Ketua Umum DPLK Nur Hasan Kurniawan menekankan bahwa dukungan teknologi dan edukasi menjadi agenda penting bagi para pelaku industri DPLK. "Digitalisasi DPLK memang jadi keharusan di tengah era digital seperti sekarang. Perkumpulan DPLK sangat mendukung realisasi kemudahan akses DPLK melalui digitalisasi program pensiun yang berbasis teknologi. Agar peserta DPLK terus bertambah dan aset yang dikelola tumbuh signifikan,” katanya.
Harapannya strategi digitalisasi di industri DPLK ini juga dapat sekaligus meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia akan pentingnya layanan dana pensiun.
Rata-rata umur pensiun di Indonesia adalah 57 tahun dengan angka harapan hidup di rentang 69 hingga 73 tahun, menurut Badan Pusat Statistik. Para masyarakat Indonesia perlu menyiapkan bekal hidup di jeda waktu belasan tahun tersebut, termasuk biaya kesehatan, kebutuhan rumah tangga sampai dana darurat.
Untuk diketahui, per Desember 2021 lalu, industri DPLK telah mengelola aset Rp. 114 triliun dengan lebih dari 3,1 juta peserta. Namun bila dibandingkan jumlah pekerja di sektor formal yang mencapai 56 juta dan informal 70 juta, angka kepesertaan DPLK tergolong masih rendah.
Peningkatan literasi terkait Layanan Dana Pensiun juga akan berdampak positif pada jumlah peserta Layanan Dana Pensiun di Indonesia. Terbukanya akses informasi terkait dana pensiun diharapkan dapat membantu lebih banyak masyarakat mencapai kemandirian finansial di masa tua.(wn)