JAKARTA (IndoTelko) - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengalami kerugian Rp13,65 triliun pada semester I/2022, meningkat dari rugi bersih Rp6,28 triliun pada semester I/2021.
Pemicu kerugian adalah tingginya beban-beban yang ditanggung GoTo walau pendapatan mengalami kenaikan.
Dalam laporan keuangan per Juni 2022 atau semester I/2022, GOTO membukukan pendapatan bersih Rp3,39 triliun, naik dari Rp1,96 triliun pada semester I/2021. Perincian pendapatan GOTO ialah imbalan jasa Rp7,98 triliun, imbalan iklan Rp1,15 triliun, transaksi dan pembayaran Rp907,72 miliar, dan lain-lain Rp424,39 miliar.
Pendapatan bruto GOTO pada semester I/2022 melesat menjadi Rp10,74 triliun dari Rp5,37 triliun pada semester I/2021. Namun, pendapatan bruto dikurangi promosi kepada pelanggan Rp7,34 triliun sehingga menjadi Rp3,39 triliun per Juni 2022. Meski pendapatan bertumbuh, berbagai beban GOTO setelah merger meningkat, seperti beban penjualan dan pemasaran menjadi Rp6,35 triliun per Juni 2022 dari sebelumnya Rp1,89 triliun, dan beban umum serta administrasi Rp5,75 triliun dari sebelumnya Rp3,83 triliun.
Khusus kuartal II-2022, GOTO mencatat nilai GTV sebesar Rp 150,5 triliun, melampaui target yang dicanangkan secara kuartalan berkisar antara Rp 142 - Rp 150 triliun. Sementara itu, pendapatan bruto kuartal II-2022 juga tercatat Rp 5,5 triliun, mencapai batas atas target pendapatan kuartalan.
Meski demikian rugi EBITDA semester I-2022 yang disesuaikan mencapai Rp 9,0 triliun, dibandingkan dengan rugi Rp 5,8 triliun pada periode yang sama di tahun 2021.
"Kami telah berhasil menumbuhkan nilai transaksi bruto (GTV) serta pendapatan bruto Perseroan. Pertumbuhan juga tercatat di margin bisnis, dibandingkan dengan kuartal yang lalu. Hal tersebut mendorong percepatan langkah kami mencapai profitabilitas," kata Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo.
Andre menjelaskan, strategi perusahaan yang bergeser dari bisnis berbasis subsidi menuju diferensiasi produk bekerja dengan baik, sebagaimana ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan lintas platform yang semakin tinggi, sehingga perseroan dapat fokus pada para pengguna setia GOTO yang menghasilkan monetisasi yang bernilai tinggi.
Dia menjelaskan, pertumbuhan pendapatan dan GTV perseroan terutama didorong oleh upaya monetisasi yang berlanjut dengan baik, termasuk di antaranya pembaruan skema komisi merchant untuk bisnis e-commerce, pendapatan komisi dari layanan pesan antar makanan yang lebih baik, dan berlanjutnya pemulihan pada sektor mobilitas.
"Di tengah tantangan makroekonomi yang masih berlanjut, kami memperkokoh kepemimpinan di Indonesia, memperluas keragaman dan pendalaman ekosistem untuk terus mengembangkan bisnis. Secara keseluruhan, industri ini akan terus beradaptasi di tengah perubahan yang sangat cepat. Memahami situasi tersebut, GoTo akan terus mengimplementasikan efisiensi biaya dan mendorong sinergi optimal dalam ekosistem," jelas Andre.
Tiga segmen bisnis yang menjadi andalan GOTO yakni layanan on-demand lewat Gojek, e-commerce melalui Tokopedia dan teknologi keuangan (financial technology/fintech) via GoTo Financial masing-masing membukukan kenaikan dari sisi GTV maupun pendapatan bruto.
Bisnis e-commerce mampu mencatatkan performa apik dengan kenaikan pendapatan bruto sebesar 57% menjadi Rp 4,01 triliun dari Rp 2,56 triliun, disusul pendapatan bruto di bisnis fintech yang naik 52% menjadi Rp 759,43 miliar dari sebelumnya Rp 501,22 miliar. Kinerja pendapatan bruto bisnis on-demand juga naik 47% yakni menjadi Rp 6,35 triliun dari Rp 4,32 triliun.
Sementara itu, total GTV selama 6 bulan mencapai Rp 290,53 triliun, terbagi untuk ketiga bisnis utama GOTO yakni on-demand naik 36% menjadi Rp 29,82 triliun dari Rp 21,88 triliun, e-commerce naik 25% menjadi Rp 132,47 triliun dari Rp 106,97 triliun, dan fintech naik secara signifikan sebesar 89% menjadi Rp 164,76 triliun dari Rp 87,29 triliun.
Di sisi lain, margin kontribusi dan margin EBITDA yang disesuaikan sebagai persentase dari GTV tumbuh masing-masing 47 basis poin (bps) dan 69 bps dibandingkan kuartal sebelumnya. Grup GoTo pun menargetkan akan mencapai margin kontribusi positif pada kuartal pertama 2024. Dari segi segmen bisnis, on-demand services dan e-commerce ditargetkan akan mencapai margin kontribusi positif masing-masing pada kuartal pertama 2023 dan keempat 2023.
Margin kontribusi adalah rasio nilai dari profitabilitas dari masing-masing produk yang ada di perusahaan GoTo sebelum dikurangi oleh biaya headquarter atau operational expenses.
Pengguna bertransaksi setahun dalam 12 terakhir (last twelve months annual transacting users atau LTM ATU) juga tumbuh 28% year-on-year mencapai 67 juta pengguna, dengan nilai belanja rata-rata per pengguna meningkat 17% year-on-year untuk periode yang sama. Jumlah pesanan tumbuh 34% year-on-year mencapai 690 juta pesanan per kuartal II-2022.
Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo mengatakan kinerja kuat perseroan di kuartal kedua tahun 2022 telah menghasilkan pertumbuhan pendapatan dengan struktur biaya yang lebih optimal.
"Kami berhasil meningkatkan pertumbuhan GTV, pendapatan bruto serta margin keuangan, di tengah kondisi geopolitik dan makroekonomi yang menantang, dampak sistemik dari pandemi COVID-19 serta dampak musiman dari periode Ramadan. Ke depannya, kami akan terus mengoptimalkan berbagai beban usaha, dengan dukungan kinerja yang baik, sebagai hasil investasi kami melakukan integrasi lintas platform dan dalam ekosistem. Kami berharap tren pertumbuhan bisnis yang positif di seluruh segmen bisnis GoTo akan terus berlanjut, seiring langkah mencapai break even sebagai sebuah ekosistem terintegrasi," katanya.