Digitalisasi – Beralih ke pencahayaan digital dapat menghilangkan 80% konsumsi energi terkait pencahayaan. Dengan sensor untuk mengumpulkan data dan komunikasi yang tertanam, pencahayaan dapat bergabung dengan ekosistem digital dan membantu mewujudkan potensi dekarbonisasi penuh dari solusi hijau.
“Sejak pemerintah Indonesia menetapkan targetnya menjadi nol emisi karbon pada 2060, Signify Indonesia sangat bersemangat dalam menghadirkan solusi inovatif untuk berkontribusi dan mendukung negara mencapai tujuan keberlanjutannya. Kami terbuka untuk ide-ide dan kolaborasi dengan pihak pemerintah maupun swasta, untuk menggali cara di mana produk, sistem, dan solusi pencahayaan kami dapat berkontribusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca,” kata Dedy Bagus Pramono, Country Leader Signify Indonesia.
Pameran ini juga menghadirkan luminer cetak 3D Philips yang diproduksi oleh pabrik Signify di Serpong, Tangerang, untuk menyoroti program keberlanjutan perusahaan. Signify telah menjadi perusahaan pencahayaan pertama dan satu-satunya yang menerapkan teknologi 3D untuk produksi luminer skala industri, menggunakan benang polikarbonat 100% yang dapat didaur ulang, termasuk dari limbah CD dan jaring ikan. Luminer ini juga dirancang untuk digunakan kembali sepenuhnya di akhir masa pakainya sehingga menghindari limbah material.
Metode produksi menggunakan energi jauh lebih sedikit, menghasilkan 47% jejak karbon lebih rendah, dan menghemat lebih banyak karbon saat pengiriman karena 35% lebih ringan. Pada kesempatan ini, Signify dengan bangga memproduksi lampu meja cetak 3D berlogo G20 bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, yang diberikan kepada seluruh negara partisipan.
Selama pameran, Signify mendapat kehormatan untuk menjelaskan program Green Switch dan luminer cetak 3D kepada beberapa pejabat dan delegasi yang mengunjungi booth kami, termasuk Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Prof. Dr. Siti Nurbaya. (sar)