JAKARTA (IndoTelko) - Bitcoin diprediksi akan mengalami halving day pada tahun 2024 mendatang.
CEO INDODAX Oscar Darmawan menyarankan saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mulai melakukan investasi rutin melalui metode DCA (Dollar Cost Averaging).
Sebelumnya, halving day pertama kali dilakukan pada tahun 2012 dengan kenaikan hingga kurang lebih 9800% pada all-time-high di tahun 2013. Sementara halving day kedua yang terjadi pada tahun 2016 dengan kenaikan hingga 3000% pada all-time-high di tahun 2017. Lalu halving day ketiga yang terjadi pada tahun 2020 dengan kenaikan hingga kurang lebih 700% pada all-time-high di tahun 2021.
"Peristiwa halving day ini terjadi selama 4 tahun sekali atau sekitar 210.000 blok. Jika kita tengok ke belakang, berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya, diprediksikan halving day berikutnya akan terjadi di tahun 2024 dengan kenaikan yang juga signifikan," ucap Oscar.
Oscar juga mengatakan halving day akan sangat berpengaruh dengan penawaran dan permintaan Bitcoin yang akan berdampak terhadap harga jual beli Bitcoin.
"Jika mengurangi reward blok, halving akan membatasi jumlah Bitcoin baru yang masuk ke pasar. Pada saat pasokan baru berkurang dan permintaan tetap tinggi bahkan meningkat, hal ini akan mendorong kenaikan harga Bitcoin. Maka dari itu, halving pada pasokan Bitcoin baru mempengaruhi siklus ekonomi Bitcoin secara signifikan," ucap Oscar.
Terlebih tahun 2023 merupakan momen yang tepat untuk akumulasi portofolio kripto karena saat ini harga cukup rendah. Fenomena ini terjadi karena sejak tahun 2022 hingga saat ini, aset kripto sedang mengalami fase bearish, kondisi umum yang terjadi setelah Bitcoin mencapai level tertinggi dalam sejarahnya atau ATH.
Oscar pun menyarankan para investor untuk memanfaatkan momentum ini sebagai ajang berinvestasi kripto dengan teknik cicil dollar cost averaging (DCA) secara disiplin dan rutin.
"Dollar cost averaging (DCA) merupakan sebuah strategi berinvestasi kripto secara rutin dimana seorang investor dapat secara teratur membeli aset kripto dengan jumlah yang tetap pada jadwal yang ditentukan sebelumnya, terlepas dari harga aset tersebut pada waktu pembelian," ucap Oscar.
Oscar juga menambahkan jika dengan menerapkan teknik dollar cost averaging (DCA) membantu investor untuk membeli banyak aset ketika harga rendah dan membeli lebih sedikit ketika harga cenderung tinggi. Hal ini menciptakan rata-rata harga pembelian yang lebih rendah daripada membeli semua pada satu waktu tertentu.
"INDODAX kini memiliki fitur baru untuk membantu para investor untuk berinvestasi dengan teknik dollar cost averaging (DCA) yang diberi nama fitur investasi rutin. Melalui fitur ini memungkinkan para investor untuk berinvestasi dengan jumlah yang sama secara rutin, baik bulanan maupun mingguan," ucap Oscar.
Oscar juga menambahkan, melalui fitur ini para investor dapat berinvestasi menggunakan wallet IDR atau e-wallet, dan penarikan dana dilakukan secara otomatis. Sistem secara otomatis juga akan melakukan pembelian rutin atas kripto yang sudah ditentukan oleh pengguna. Namun untuk menggunakan fitur ini, investor harus menyelesaikan proses registrasi terlebih dahulu dan berhasil melewati prosedur KYC (Know Your Customer). Selain itu, akun pengguna juga tidak boleh memiliki saldo terkunci untuk memenuhi syarat penggunaan fitur ini. (ak)