Penelitian ini juga menemukan bahwa kompleksitas dan tantangan yang berlangsung saat ini menjadikan peran pemimpin bisnis sangat fokus. Ketika para pemimpin bisnis diminta untuk menilai pentingnya sifat kepemimpinan spesifik untuk menavigasi disrupsi ekonomi dan teknologi saat ini, mereka memprioritaskan kolaborasi, membangun kepercayaan dan membuka jalan untuk bekerja dengan karyawan dan pemangku kepentingan sebagai hal yang sangat penting (82%), diikuti dengan kelincahan dalam berpikir dan mengambil keputusan (89%), dan kerendahan hati (81%), yang di dalam konteks ini menunjukkan kesadaran akan keterbatasan dan kesediaan untuk bekerja sama dengan mereka yang memiliki pengetahuan yang dibutuhkan.
Menurut Senior Vice President dan General Manager, APJC, Red Hat,
Marjet Andriesse, laporan Economist Impact memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai lanskap bisnis Asia Pasifik. Di tengah kerumitan dan tantangan yang dihadapi, daya tahan ekonomi wilayah ini tetap kuat. Sebagian besar dari perusahaan di APAC membuat kemajuan dalam mengintegrasikan teknologi baru ke dalam bisnis mereka.
"Kami bersemangat karena komputasi cloud menikmati popularitas yang lebih besar dalam pengadopsian penuh di kalangan perusahaan di wilayah ini, dan pengadopsian tahap awal juga tampak jelas di antara perusahaan APAC untuk AI, generative AI dan platform data. Saat perusahaan ingin meningkatkan kesiapan mereka di masa depan menghadapi pertumbuhan dan transformasi, kami di Red Hat bersemangat untuk mendukung pelanggan kami menghadapi berbagai hal yang akan datang sehingga mereka bisa membuka potensi di dunia," katanya.
Survey ini melibatkan 375 pemimpin bisnis dari berbagai organisasi, termasuk pelanggan Red Hat, di seluruh wilayah Asia Pasifik, mewakili Indonesia, Malaysia, Singapura, Australia, China, Hong Kong, Taiwan, India, Jepang dan Korea Selatan. Para responden adalah berbagai eksekutif yang memegang peran teknis seperti chief technology officer dan chief information officer, serta mereka dari bidang non-teknis seperti chief executive officer dan chief operations officer. Sorotan survei ini juga dilengkapi dengan program interview dengan pemimpin bisnis dari perusahaan layanan keuangan, telekomunikasi, e-commerce dan utilitas.
Sementara, Principal of Policy dan Insights, Economist Impact, Charles Ross mengungkapkan, di seluruh wilayah Asia Pasifik, tantangan ekonomi secara negatif berdampak terhadap profitabilitas sebagian besar perusahaan. Merespon hal tersebut, banyak perusahaan ingin meningkatkan produktivitas dengan memprioritaskan investasi di area-area seperti komputasi cloud, platform data dan generative AI. Namun implementasinya tidak mudah karena mereka bergumul dengan biaya investasi yang dibutuhkan dan keterampilan digital di tengah semakin banyaknya kekhawatiran mengenai keamanan siber.
"Para pemimpin bisnis semakin menekankan keharusan untuk menjadi kolaboratif selama masa menantang ini, mengakui bahwa cara yang paling efektif untuk mencapai kesuksesan bisnis adalah cara di mana semua orang berusaha mencapai visi yang sama," ujarnya. (mas)