JAKARTA (IndoTelko) - Dengan anggaran yang lebih besar, perjalanan berbelanja melalui berbagai saluran, dan keinginan untuk bepergian, pengeluaran untuk perayaan Ramadan diperkirakan akan mencapai puncak baru tahun ini. Tiga dari lima konsumen di Indonesia berencana untuk menghabiskan lebih dari Rp 3 juta pada Ramadan ini, menurut penelitian terbaru oleh InMobi, penyedia utama teknologi monetisasi konten dan pemasaran yang membantu bisnis mengembangkan pertumbuhan, dan Glance, layar kunci pintar terkemuka di dunia.
Panduan Pemasar untuk Laporan Ramadan yang dirilis ini, menggali harapan dan perilaku konsumen Indonesia selama musim Ramadan, memberikan wawasan berharga bagi merek untuk meningkatkan strategi pemasaran mereka selama bulan suci negara ini.
Survey ini dilakukan pada Januari 2024, dengan responden 500 pengguna smartphone di Indonesia yang mengungkapkan bahwa 60% responden berencana untuk meningkatkan anggaran belanja online mereka, sementara 41% berniat untuk meningkatkan pengeluaran belanja offline mereka.
Laporan ini menekankan pentingnya yang kritis bagi merek di Indonesia untuk memberikan prioritas pada pendekatan mobile-first dalam periode pra-Ramadan. Sebanyak 97% konsumen di negara ini mengandalkan smartphone mereka untuk penelitian dan terpengaruh oleh promosi yang didorong oleh aplikasi saat membuat pilihan pembelian. Lebih dari 73% mengandalkan ponsel untuk melakukan pembelian. Memanfaatkan teknologi pemasaran mobile terdepan dan fokus pada kategori konten teratas seperti berita, permainan, dan video sangat penting bagi merek untuk memberikan pengalaman yang dapat membentuk hubungan yang kuat dengan konsumen.
Dikatakan Chief Business Officer dari Grup InMobi, Vasuta Agarwal, tidak bisa disangkal peran sentral ponsel pintar dalam memengaruhi keputusan pembelian di kalangan konsumen di Indonesia. "Untuk berhasil di pasar ini, merek harus berinteraksi dengan audiens mereka melalui pengalaman seluler yang mulus, dengan sekali ketuk, dan teknologi canggih yang dirancang untuk memupuk hubungan bermakna antara merek dan konsumen," ujarnya.
Ditambahkannya, salah satu teknologi tersebut adalah layar kunci pintar Glance, yang memberdayakan konsumen untuk menemukan konten premium dan personal langsung di layar kunci ponsel pintar mereka tanpa perlu membuka kunci, mengunduh, atau mencari. "Dengan Glance, merek di Indonesia mencapai kesuksesan luar biasa, menciptakan keterlibatan yang mendalam dan mulus dengan konsumen bahkan sebelum mereka membuka kunci perangkat mereka," katanya.
Laporan ini memperlihatkan merek-merek yang telah berhasil memanfaatkan layar kunci pintar di pasar. Sebagai contoh, kampanye untuk Indofood Freiss berhasil mencapai target penebusan kupon sebesar 102% dengan memanfaatkan kesadaran yang dihasilkan melalui layar kunci pintar. Glance memiliki lebih dari 30 juta pengguna aktif di Indonesia, dengan 1,2 juta bermain game setiap hari dan 2 juta jam konsumsi konten setiap bulannya. Tingkat interaktivitas tetap kuat di berbagai geografi dan kategori konten, mencakup Berita Regional, Tren Fashion, Konten Makanan, Permainan, dan Hiburan.
Sementara 57% dari penduduk Indonesia berbelanja untuk diri mereka sendiri, semangat berbagi masih ada karena keluarga, tetangga, dan orang yang membutuhkan juga menjadi prioritas dalam pengeluaran Ramadan. Staff rumah tangga, mitra bisnis, dan klien juga mendapatkan kebaikan berupa kebaikan festif.
Pakaian dan aksesori (89%), kebutuhan pokok (71%), dan paket hadiah (70%) adalah pembelian utama yang orang rencanakan untuk dibeli. Pakaian, produk kesehatan dan kecantikan, serta gadget paling sering dibeli melalui ponsel, sementara penduduk Indonesia lebih memilih berbelanja di toko fisik untuk kebutuhan pokok, paket hadiah, dan kendaraan.
Gelombang Mudik telah dimulai, dengan 74% penduduk Indonesia yang bepergian berencana untuk melakukan perjalanan untuk mengunjungi orang yang dicintai yang tinggal di kampung halaman mereka atau di luar kota. Hal ini mencerminkan pola perjalanan yang terlihat pada tahun 2023.
Secara keseluruhan, 41% berencana untuk melakukan perjalanan dalam minggu terakhir Ramadan hingga beberapa hari sebelum Idul-Fitri. Sebanyak 20% akan bepergian pada hari libur sebenarnya. 22% melakukan perjalanan sebelum bulan Ramadan atau di awal bulan.
Berbelanja melalui ponsel dianggap sangat baik untuk pembayaran yang mudah, penawaran khusus aplikasi, dan pengiriman gratis, sementara berbelanja di toko memungkinkan orang untuk melihat atau mencoba produk dan menghindari pembelian barang yang salah. Namun, ponsel jauh menjadi platform terbesar untuk riset (97%), diikuti oleh toko fisik (62%), dan hanya 34% menggunakan desktop.
Berikut tiga jenis pembeli di Indonesia berdasarkan laporan InMobi :
•
Pembeli Tanpa Rencana (17%) - belum memutuskan produk dan merek, tertarik untuk mengeksplorasi penawaran terbesar. Mereka cenderung menjadi konsumen yang lebih tua, 61% memiliki anggaran di bawah Rp 3 juta.
•
Pencari Kategori (68%) - sudah memutuskan produk tetapi masih aktif mengeksplorasi merek mana yang akan dipilih. Ini cenderung menjadi konsumen yang lebih muda, 59% memiliki anggaran di atas Rp 3 juta.
•
Pecinta Merek (15%) - sudah memutuskan merek dan setia kepada favorit mereka. Ini umumnya adalah konsumen yang lebih tua, 45% memiliki anggaran di atas Rp 5 juta. (mas)
Artikel Terkait
-
Pertumbuhan pesat TikTok Shop di produk kecantikan
-
AI Lazzie, asisten belanja pribadi yang aktif 24/7 dapat meningkatkan penjualan dan konversi
-
Lebih dari 20.000 staf lokal di Indonesia telah dipekerjakan
-
80% responden menggunakan fitur AI di aplikasi eCommerce setidaknya seminggu sekali
-
Lazada perkuat komitmennya dukung pertumbuhan dan digitalisasi UMKM Surabaya
Rekomendasi
Berita Pilihan