telkomsel halo

Bank DBS Indonesia catat laba bersih Rp1,69 triliun

05:31:00 | 01 Apr 2024
Bank DBS Indonesia catat laba bersih Rp1,69 triliun
Foto : Ilustrasi
JAKARTA (IndoTelko) - PT Bank DBS Indonesia ("Bank") mencapai rekor laba bersih sebesar Rp1,69 triliun serta pertumbuhan kredit yang sangat baik mencapai 15 persen dalam laporan keuangan tahun 2023.

Pada tahun 2023, Bank DBS Indonesia berhasil mencatatkan laba bersih yang mengesankan, menunjukkan pertumbuhan yang kuat dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih melonjak 87,83 persen atau sebesar Rp790,17 miliar, mencetak rekor baru menjadi Rp1,69 triliun, dibandingkan dengan Rp899,65 miliar pada tahun 2022. Return on Equity (ROE) pun meningkat signifikan menjadi 15,94 persen dari 9,94 persen pada tahun 2022 dan Return on Assets (ROA) meningkat menjadi 2,06 persen dari 1,21 persen pada tahun lalu.

Peningkatan ini mencerminkan kinerja keuangan yang kuat dari Bank serta manajemen aset dan modal yang efisien. Peningkatan yang memuaskan ini terutama didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya.

Dijelaskan oleh Presiden Direktur PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong, tahun 2023 merupakan tahun yang penuh tantangan seperti adanya faktor geopolitik, masa pra-pemilu, dan juga rangkaian kebijakan finansial yang memengaruhi berbagai kondisi ekonomi di Indonesia. Namun demikian, Bank DBS Indonesia berhasil meningkatkan efisiensi perusahaan dan volume bisnis secara keseluruhan.

"Hal ini ditunjang oleh pengambilan langkah-langkah strategis yang tepat untuk mengembangkan berbagai produk dan layanan serta mencerminkan keputusan investasi strategis Bank dan responsivitas terhadap dinamika pasar. Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank DBS Indonesia berkomitmen untuk menjaga kesehatan likuiditasnya, termasuk memantau arah dan proyeksi kebijakan suku bunga," ujarnya.

Selain itu, pendapatan bunga bersih meningkat 21,74 persen menjadi Rp5,06 triliun sejalan dengan peningkatan Net Interest Margin (NIM) 79 basis poin menjadi 6,02 persen dibandingkan tahun lalu sebesar 5,23 persen. Peningkatan margin bunga bersih ini merupakan hasil dari upaya Bank dalam menerapkan kebijakan strategisnya dalam manajemen likuiditas yang berhati-hati di tengah kondisi pasar yang berubah.

Pendapatan operasional lainnya juga mengalami kenaikan sebesar 54,79 persen pada tahun 2023, mencapai Rp1,76 triliun dibandingkan dengan Rp1,14 triliun pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama didorong oleh kenaikan pendapatan dari aktivitas investasi efek dan obligasi pemerintah, yang meningkat menjadi Rp1 triliun pada tahun 2023 dari Rp278,55 miliar pada tahun sebelumnya.

Selanjutnya, total aset Bank melonjak menjadi Rp112,97 triliun, menandai peningkatan yang signifikan sebesar 13,79 persen dari Rp99,28 triliun yang tercatat pada tahun 2022. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh lonjakan obligasi pemerintah yang dimiliki yang meningkat 82,15 persen atau sebesar Rp12,43 triliun menjadi Rp27,56 triliun dan pinjaman yang diberikan yang meningkat 14,98 persen menjadi Rp63,44 triliun pada 2023. Sementara itu, simpanan nasabah melonjak menjadi Rp84,27 triliun, mewakili peningkatan yang signifikan sebesar 16,64 persen atau Rp12,02 triliun dari Rp72,25 triliun tahun sebelumnya.

Untuk mempertahankan kinerja dan pertumbuhan usaha, Bank DBS Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan kredit baik pada sektor korporasi maupun ritel. Pada sektor korporasi, peningkatan kredit terutama berasal dari pemberian kredit yang berbasis keberlanjutan atau Environment, Social, and Governance (ESG). Di tahun 2023, Bank telah meningkatkan pemberian fasilitas pembiayaan berbasis ESG dengan total senilai Rp6,10 triliun, meningkat dari Rp1,12 triliun pada tahun sebelumnya. Ini mencerminkan komitmen Bank DBS Indonesia untuk mendukung proyek-proyek yang memerhatikan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik dalam praktik perbankan yang bertanggung jawab.

Untuk segmen perbankan ritel, kredit unit Consumer Banking Group (CBG) meningkat 24 persen dari tahun lalu. Pada tahun 2023, CBG memberikan kontribusi sebesar 18 persen terhadap total penyaluran kredit dan 47 persen terhadap total penghimpunan dana Bank DBS Indonesia. Pencapaian ini didukung oleh keberhasilan CBG dalam meningkatkan jumlah nasabah serta mengembangkan skala bisnis melalui beragam inisiatif yang fokus pada pengembangan kapasitas dan kapabilitas baru dalam mewujudkan pertumbuhan yang berkesinambungan.

Sepanjang tahun 2023, segmen CBG mencatatkan pertumbuhan kredit di hampir seluruh produk yaitu ecosystem lending, personal loan, dan kartu kredit masing-masing sebesar 60 persen, 28 persen dan 13 persen dibandingkan dengan tahun 2022. Pertumbuhan pada pembiayaan produk personal loan dan kartu kredit didukung melalui saluran distribusi konvensional maupun saluran digital di mana terdapat peningkatan customer base dan jumlah pemegang kartu kredit. Sedangkan pada ecosystem lending pertumbuhan didukung dengan penambahan mitra dalam ekosistem.

Aplikasi digibank by DBS telah diunduh sebanyak 1M+ kali sejak diluncurkan pada 2018. Melalui serangkaian inovasi yang dilakukan dalam setahun terakhir, sepanjang tahun 2023, aplikasi digibank by DBS telah melayani lebih dari 7,6 juta transaksi, naik 7 persen dari tahun sebelumnya dengan total nilai transaksi lebih dari 59 triliun rupiah, meningkat 14 persen dari tahun 2022.

Platform digital DBS IDEAL dan DBS RAPID (Real Time Application Programming Interface/API by DBS) telah berhasil mengelola hampir 100 juta transaksi pada 2023. Platform digital ini dapat melayani berbagai kebutuhan transaksi di mana pun dan kapan pun untuk berbagai nasabah, baik korporasi, Usaha Kecil Menengah (UKM), maupun fintech. Nilai transaksi oleh fitur ini mencapai lebih dari 600 triliun rupiah dengan volume tumbuh sebesar 96 persen.

GCG BUMN
Kinerja positif ini juga memberikan pertumbuhan modal organik yang sehat, di mana Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami peningkatan menjadi 25,16 persen dari tahun lalu sebesar 23,58 persen. Pencapaian ini jauh di atas ketentuan minimum sesuai profil risiko Bank, yaitu sebesar sebesar 10 persen disamping buffer yang wajib disediakan sebesar 2,5 persen. Hal ini mencerminkan permodalan Bank DBS Indonesia yang kuat guna mendukung bisnis dan pertumbuhan aset serta memberikan ketahanan dalam lingkungan pasar yang dinamis. (mas)

Ikuti terus perkembangan berita ini dalam topik
Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
More Stories