JAKARTA (IndoTelko) - Laporan terbaru dari Infobip mengungkapkan bagaimana conversational customer experiences dan perkembangan AI Generatif memiliki dampak jangka panjang terhadap interaksi antara brand dan penggunanya. Infobip telah menganalisa lebih dari 473 milyar interaksi digital antara bisnis dan konsumen dalam mengidentifikasi tren komunikasi bisnis global terbaru.
Tuntutan konsumen untuk terhubung dan berinteraksi secara personal dengan brand membuat conversational messaging channels mengalami pertumbuhan yang signifikan. Infobip juga mencatat peningkatan sebesar 137 persen pada penggunaan pesan melalui SMS (Short Message Service), 73 persen melalui media sosial, dan 63 persen melalui aplikasi pesan dibandingkan 2022. Penerapan conversational experiences semakin sering digunakan oleh bisnis untuk keperluan penjualan hingga bantuan layanan pelanggan.
Conversational Support
Seluruh interaksi bisnis melalui bantuan manusia, chatbot, ataupun kombinasi keduanya harus efektif dan efisien. Sebanyak 90 persen brand menggunakan layanan aplikasi pesan instan untuk beroperasi dan WhatsApp tetap menjadi pilihan utama. Brand mulai membagi saluran komunikasinya melalui berbagai aplikasi pesan instan sesuai dengan fokus daerah penjualannya.
Infobip mencatat peningkatan sebesar 541 persen untuk Messenger, 146 persen untuk Viber, dan 284 persen untuk Line. Saat ini, brand juga menggunakan conversational AI untuk menyediakan layanan yang dapat dipersonalisasi bagi konsumennya.
Conversational Marketing
Percakapan dua arah merupakan dasar dari conversational marketing dan hal ini menjadi landasan bagi brand dalam berinteraksi dengan konsumennya melalui saluran komunikasi yang seringkali digunakan oleh konsumen. Hal tersebut terlihat pada peningkatan sebesar 29 persen terhadap penggunaan aplikasi pesan instan untuk bisnis di 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
WhatsApp mengalami pertumbuhan pengguna sebesar 421 persen di Asia Pasifik. Selain itu, penggunaan aplikasi pesan instan lainnya juga meningkat sebanyak 146 persen di Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), dan 18 kali lipat di Amerika Utara. Oleh karena itu, RCS (Rich Communication Services) Business Messaging merupakan solusi dalam mengakomodir pertumbuhan tersebut melalui conversational marketing.
Menurut Chief Business Officer Infobip, Ivan Ostojić data miliknya menunjukkan conversational experiences telah cepat menyebar di seluruh dunia sebagai landasan bisnis dalam melakukan pemasaran, penjualan, dan layanan konsumen. Pada 2022, terjadi lonjakan adopsi omnichannel saat brand memahami pentingnya interaksi dengan konsumen melalui saluran komunikasi yang biasa digunakan, sementara 2023, terlihat banyak brand yang menyempurnakan customer journey secara menyeluruh.
“Saat ini, konsumen dapat berinteraksi dengan mudah melalui aplikasi pesan instan atau RCS, melalui pertumbuhan AI (Artificial Intelligence), kami harap brand dapat menggabungkan fitur chatbot dan algoritma AI lainnya dalam customer journey. Kedepannya, kami memprediksi integrasi tersebut sudah diadopsi untuk berbagai kebutuhan bisnis, diantaranya otomatisasi pemasaran dan penjualan, termasuk kebutuhan operasional seperti pengiriman logistik dan pengaturan sistem pembayaran,” katanya.
Sementara, Indonesia Country Manager Infobip, Rifa Haryadi mengatakan, di Indonesia, banyak bisnis yang sudah menggunakan AI untuk berinteraksi dengan pelanggannya secara personal dan efisien. Aplikasi pesan instan menjadi solusi utama untuk menerapkan hal tersebut dengan mudah. Sebagai contoh, peningkatan interaksi pada platform WhatsApp sebesar 509 persen di Indonesia menunjukan usaha bisnis untuk beradaptasi dalam memenuhi kebutuhan serta menarik hati pelanggannya.
“Kami berharap melihat semakin banyak bisnis yang dapat mengintegrasikan teknologi AI di berbagai aplikasi pesan instan lainnya untuk memberikan layanan konsumen terbaik,” ujarnya.
Tingkat pertumbuhan adopsi conversational experience berbeda pada setiap region di seluruh dunia, misalnya: