Bekerja sama dengan para pemimpin global sebagai anggota pendiri the World Economic Forum’s Centre for Cybersecurity (C4C) atau Pusat Keamanan Siber Forum Ekonomi Dunia, Fortinet membantu mendorong pertukaran intelijen di seluruh industri guna mengurangi serangan siber dunia dan menghentikan kejahatan siber.
Bekerja sama dengan para pemimpin global sebagai anggota pendiri the World Economic Forum’s Centre for Cybersecurity (C4C) atau Pusat Keamanan Siber Forum Ekonomi Dunia, Fortinet membantu mendorong pertukaran intelijen di seluruh industri guna mengurangi serangan siber dunia dan menghentikan kejahatan siber.
Fortinet menjelaskan bagaimana transparansi radikal yang bertanggung jawab dapat membantu memperkuat ketahanan keamanan siber terhadap ancaman siber sebagai bagian dari sesi panel di RSA Conference 2024 yang bertajuk: No More Secrets in Cybersecurity: Implementing ‘Radical Transparency (Tidak Ada Lagi Rahasia dalam Keamanan Siber: Menerapkan ‘Transparansi Radikal) beberapa waktu lalu.
Dalam diskusi tersebut, Presiden dan CEO Cyber Threat Alliance (CTA), Michael Daniels mengatakan, ia telah belajar berkali-kali di berbagai sektor bahwa transparansi meningkatkan hasil bagi konsumen dan masyarakat. Hal yang sama berlaku untuk industri keamanan siber. "Di sektor kami, transparansi mencakup pencarian, mitigasi, dan pengungkapan kerentanan secara terbuka dan bertanggung jawab. Fortinet telah mengambil langkah-langkah untuk menerapkan transparansi yang bertanggung jawab, dengan menciptakan serangkaian prinsip yang jelas untuk menangani komunikasi dan analisis kerentanan. Kepemimpinan perusahaan dalam bidang ini adalah contoh kuat bagaimana vendor keamanan siber harus berkomunikasi dengan pelanggan dan masyarakat luas," jelasnya.
Sedangkan, Direktur, Analisis Strategis Australia dan anggota Dewan Penasihat Strategis Fortinet, Peter Jennings menjelaskan, dedikasi terhadap pendekatan desain yang aman dalam pengembangan produk merupakan dasar dari keamanan yang kuat. "Kami melihat vendor seperti Fortinet sebagai teladan dalam mengikuti dan menerapkan prinsip-prinsip ini secara global, prinsip-prinsip yang juga diuraikan dalam Australia’s Essential Eight framework, sebagai langkah maju yang signifikan dalam meningkatkan keamanan kolektif kita,” katanya.
Sementara, pensiunan Jenderal NATO, -Jenderal Sir Richard Sheriff mengatakan, identifikasi dan penilaian risiko adalah dua komponen manajemen risiko yang paling penting, baik saat Anda berada di medan perang atau melindungi lingkungan TI. "Pendekatan Fortinet terhadap transparansi, pengungkapan kerentanan, dan pembagian intelijen ancaman adalah pendekatan yang harus ditiru oleh industri keamanan siber yang lebih luas," ujarnya.
Juga mantan Wakil Menteri di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Suzanne Spaulding berkomentar, dalam lingkungan yang dinamis saat ini, peningkatan transparansi sangat penting guna meningkatkan keamanan organisasi. "Sangat menggembirakan melihat Fortinet berada di garis depan dalam menerapkan transparansi radikal seiring dengan upaya perusahaan dalam berbagi informasi tentang kerentanan dan informasi ancaman,” ujarnya.
Di kesemoatan yang sama, Mantan Laksamana bintang 4 dan Panglima Tertinggi Sekutu NATO, Laksamana James Stavridis menjelaskan, kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan swasta merupakan dan akan terus menjadi bagian integral dalam upaya mengatasi ancaman siber. "Sebagai anggota Dewan Direksi Fortinet, saya telah melihat secara langsung dan memuji bagaimana pemimpin siber ini bekerja dengan organisasi publik dan swasta untuk secara transparan membagikan intelijen ancaman dan mendukung upaya keamanan nasional,” katanya. (mas)