Di Vietnam, meskipun 78% jurnalis sudah familiar dengan AI, 100% menunjukkan sikap positif terhadap adaptasi dampak AI dalam pekerjaan mereka.
Para jurnalis menyampaikan kekhawatiran terhadap AI, termasuk isu tata kelola, dampak terhadap tenaga kerja, dan masalah keamanan siber—terutama di Thailand, di mana ada kekhawatiran tentang ketergantungan berlebihan pada AI dapat mempengaruhi kualitas dan kepercayaan pada jurnalisme.
Dijelaskan Lachkar, di Vietnam, antusiasme terhadap AI disertai dengan perhatian yang mendalam terhadap privasi data dan tindakan keamanan yang ketat.
Karenanya, kebutuhan akan pendidikan maupun pelatihan khusus tentang AI semakin jelas. Para jurnalis di seluruh kawasan sangat ingin memahami potensi AI secara komprehensif untuk membantu mereka agar tetap kompetitif dalam lanskap media digital yang terus berkembang.
Vero merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk mendukung integrasi AI yang positif :
Edukasi
Mengembangkan dan menyediakan program pelatihan khusus untuk memfasilitasi integrasi AI yang lancar dalam pekerjaan jurnalistik.
Mengakui
Mengatasi kekhawatiran jurnalis berpengalaman tentang dampak AI terhadap keamanan kerja, hak cipta, dan integritas jurnalisme.
Bersikap Transparan
Komunikasikan dengan jelas tentang fungsi dan batasan AI untuk membangun kepercayaan dan mengelola ekspektasi.
Bertanggung Jawab
Pertahankan sistem dukungan yang kuat untuk mengatasi tantangan apa pun yang dihadirkan oleh AI, pastikan akuntabilitas dan penggunaan yang etis.
Dikatakan Senior Advisor ASEAN Vero, Chatrine Siswoyo, ia melihat white paper ini sebagai dorongan untuk penelitian yang berkelanjutan dan keterlibatan lebih lanjut mengenai peran AI dalam meningkatkan praktik jurnalisme. "Kami berharap studi ini dapat memastikan bahwa teknologi AI tidak hanya dapat mendukung kepentingan publik, namun juga mematuhi prinsip-prinsip dasar jurnalisme," ujarnya. (mas)